oleh
Tom Finaldin
Bandung,
Putera Sang Surya
Jauhi Bahar dan orang-orang
sejenis dia. Berbahaya.
Sekarang ini setiap membuka Youtube, selalu ada berita yang
baru tentang Bahar bin Smith dan itu isinya kemarahan. Sekarang semakin banyak
orang yang menantang duel Bahar bin Smith, bahkan ingin membunuhnya dengan cara
menembak Bahar. Mereka orang-orang yang sedang marah, kalap, dan membahayakan.
Mereka sudah tidak peduli lagi dirinya. Ancaman membunuh Bahar adalah
pelanggaran hukum tersendiri, tetapi mereka tidak peduli. Mau ditangkap polisi,
bahkan mati pun tidak peduli asal mereka bisa membunuh Bahar. Ancaman bahwa
yang tidak menghormati habib bakal masuk neraka, tidak akan mendapatkan syafaat
Nabi Muhammad saw, sebutan kafir, sama sekali tidak laku dan tidak lagi
didengar. Banyak sekali yang tidak percaya itu. Lebih jauh dari itu, ada yang
mengancam atau memberikan ultimatum kepada TNI bahwa jika TNI tidak mengambil tindakan,
mereka sendiri yang akan bertindak menghabisi Bahar.
Kalau kemarahan dari prajurit TNI, selama mereka berada
dalam kesatuannya, masih bisa dikendalikan oleh komandannya dan institusi TNI
masih terus dalam koridor hukum yang membatasinya. Hal yang membahayakan adalah
jika para prajurit yang marah itu mengatasnamakan dirinya sendiri dan bukan
atas nama TNI, kemudian mengambil tindakan sendiri. Mereka tidak bisa lagi
dikendalikan. Bahaya yang lebih besar justru bukan datang dari prajurit TNI,
melainkan dari masyarakat biasa yang marah, lalu melakukan hal-hal brutal pada
Bahar bin Smith. Soalnya, memang ada masyarakat biasa yang ingin menembak
Bahar.
Bagaimana jika mereka membeli senjata di pasar gelap,
lalu beneran menembak Bahar?
Seperti saya bilang tadi, mereka sudah mengancam dan
videonya sudah berterbaran di mana-mana, bisa dilihat sendiri oleh semua orang.
Mereka tidak menyembunyikan diri, wajahnya jelas terlihat, kalimat-kalimatnya
sangat jelas diucapkan penuh kemarahan, padahal ancaman seperti itu merupakan
pelanggaran hukum. Akan tetapi, mereka tidak peduli.
Kalaulah benar-benar terjadi, lalu Bahar mati ditembak
kepalanya, agak mendingan. Akan tetapi, situasi akan menjadi jauh lebih buruk
jika bukan cuma Bahar yang mati, melainkan pula orang-orang yang ada di sekitar
dia saat itu, para pengikutnya yang polos, kurang pengetahuan, dan mudah ditipu
itu. Orang yang mati konyol akan menjadi sangat banyak.
Kasus-kasus seperti ini sudah banyak contohnya terjadi di
dunia ini, terutama di Amerika Serikat. Pada berbagai kota di AS sering
kejadian seperti ini. Dendam atau marahnya hanya kepada satu orang, tetapi yang
mati kena tembak jadi 12 sampai 23 orang. Senjata yang mereka gunakan pelurunya
nyasar ke mana-mana, padahal maksudnya hanya ke satu orang.
Mudah-mudahan hal ini tidak perlu terjadi di Indonesia.
Akan tetapi, bukan tidak mungkin terjadi di Indonesia juga. Oleh sebab itu,
untuk sementara ini jauhi Bahar bin Smith sampai dia berubah sikap menjadi
lebih baik sehingga situasi lebih kondusif, kecuali jika memang mau cari mati.
Silakan saja kalau memang ingin hidup bermasalah, kemudian mati konyol, tidak
meninggalkan jasa apa pun di dunia ini.
Saya sudah ngasih tahu ya.
Jangan sampai seperti dulu. Saya kasih tahu agar jangan
berlebihan menyambut Rizieq Shihab di bandara sepulang dari Arab, tetapi banyak
yang nggak mau tahu. Akibatnya, FPI bubar, Rizieq masuk penjara, dan enam orang
mati di tol km 50. Padahal, tulisan-tulisan saya itu dibaca oleh lebih dari 250
ribu orang.
Masa pada nggak ngerti sih?
Kalau saat itu biasa saja menyambut Rizieq dari bandara,
kan FPI tidak perlu bubar, Rizieq nggak perlu masuk penjara, dan tidak perlu
ada yang mati di tol km 50 ditembak polisi.
Tapi, … ya sudahlah, terserah kalian. Saya ngasih nasihat
saja. Mau percaya, mau ikut nasihat saya, mau nggak percaya, gengsi mengikuti
nasihat saya, itu hak kalian masing-masing. Kita lihat saja nanti, apa
peristiwa selanjutnya yang bakalan terjadi.
Sampurasun.
No comments:
Post a Comment