Saturday, 25 December 2021

Sebentar Lagi Bisa Saling Bunuh

 


oleh Tom Finaldin

 

Bandung, Putera Sang Surya

Makin mengerikan dan makin kacau persoalan Bahar bin Smith ini. Setelah banyak pihak yang akan mencarinya untuk membuat perhitungan dengannya serta ada yang mengajak berduel, pengikut Bahar pun bereaksi dengan mengancam akan membunuh orang-orang yang dianggap menantang Bahar. Mereka saling ancam lewat Youtube dan lewat WA. Saya berharap ini tidak terjadi, tetapi kalau mereka beneran ketemu di mana saja atau kapan saja, perkelahian hingga mati pun bisa terjadi tak terelakkan.

            Beginikah situasi yang sangat diharapkan?

            Kalau ini terjadi, berarti kita hidup mundur ribuan tahun ke belakang ke masa jahililyah, kebodohan dan kesesatan. Adanya, demokrasi dan hukum itu adalah untuk mencegah terjadinya kekerasan dan pembunuhan fisik. Semua orang boleh bersaing mendapatkan yang diinginkannya, tetapi tidak dengan cara menggunakan kekerasan fisik. Berbeda dengan zaman dulu, keinginan dan kekuasaan itu diraih dengan cara kekerasan hingga pembunuhan.

            Kalaulah sekarang ada orang yang mengaku-aku habib, ulama, profesor, dosen, pejabat, pengusaha, atau siapa pun yang mengajak pada kekerasan fisik, dia berarti orang bodoh dan tolol yang hanya mementingkan dirinya sendiri dan tidak memikirkan nasib orang lain. Mereka menggerakkan dan mempengaruhi orang agar berkelahi untuk kepentingan dirinya sendiri. Orang lain dibiarkan melarat dan menderita, sementara dirinya sendiri berharap harta dan kedudukan untuk kesenangannya sendiri. Jangan bodoh dan jangan mudah ditipu.

            Jika saja terjadi perkelahian, bahkan saling bunuh gara-gara ceramah Bahar, urusannya akan menjadi panjang. Mereka sama-sama memiliki keluarga, teman, atau grup. Lalu, temannya menuntut balas, terjadi lagi kekerasan, kemudian dibalas lagi, kerusakan akan terus berlanjut. Ini berbahaya.

            Jika dihitung jumlah, pengikut Bahar ini sangat sedikit dibandingkan mereka yang tidak suka Bahar. Paling cuma beberapa ribu. Karena Bahar dianggap suka menghina Jokowi, pendukung Jokowi marah. Data survey terakhir, kepuasan rakyat terhadap Jokowi mencapai 82,3%. Artinya, bisa dikatakan jumlah anti-Bahar jauh lebih banyak, bisa mencapai angka 150 juta lebih. Pengikut Bahar bisa jadi bulan-bulanan.

Kalau huru-hara ini terjadi, akan ada banyak ibu kehilangan anaknya, istri yang menjadi janda, anak kehilangan ayahnya, ayah kehilangan anaknya, saudara kehilangan saudaranya karena mati berseteru. Banyak masa depan yang terganggu. Hal ini tidak perlu terjadi, baik kepada pendukung Bahar maupun kepada mereka yang anti-Bahar.

Orang boleh bilang saya terlalu mendramatisasi, tetapi sesungguhnya saya merasa ngeri.

Soalnya, saya pernah mendengar sendiri ada Ormas yang bajunya loreng-loreng bilang, “Kalau mereka masih begitu, kita akan karungin satu-satu. Kita pukulin di dalam karung.”

Mudah-mudahan hal ini tidak akan pernah terjadi. Semuanya bisa diselesaikan tanpa harus ada perkelahian.

Kuncinya ada di kepolisian. Polisi harus segera menjelaskan status Bahar. Kalau memang Bahar bersalah dan ada bukti yang cukup dalam pandangan kepolisian, segera tangkap Bahar supaya terjadi keamanan. Tinggal diteruskan ke kejaksaan dan dilanjutkan ke pengadilan, biar hakim yang lebih menentukan apakah benar bersalah atau tidak. Sebaliknya, jika polisi tidak memiliki bukti yang cukup bahwa Bahar telah melakukan pelanggaran hukum, segera umumkan kepada masyarakat luas bahwa tidak ada bukti dan alasan kuat untuk memenjarakan Bahar. Semua pihak harus menerima penjelasan kepolisian dan tidak perlu memaksakan kehendak kepada polisi, baik untuk memenjarakannya atau tidak. Biarkan polisi bekerja berdasarkan hukum.

Saya dengar polisi sedang mempelajari rupa-rupa laporan tentang Bahar. Itu bagus. Akan tetapi, jangan terlalu lama karena masyarakat sudah tegang dan sewaktu-waktu bisa meledak kapan saja. Kalau terlalu lama, dikhawatirkan ketegangan rakyat memuncak, tetapi kepolisian belum memberikan kejelasan, kekerasan bisa terjadi tiba-tiba. Kalau benar terjadi, orang-orang jelas akan menyalahkan kepolisian karena bertindak lambat. Polisi akan menjadi pihak yang dimintai pertanggungjawaban.

Mudah-mudahan tidak terjadi kekerasan dan semua baik-baik saja. Semua harus belajar dari pengalaman yang sudah-sudah agar lebih hati-hati berbicara dan bertindak sehingga tidak membuat marah orang lain yang menyebabkan pelanggaran terhadap hukum.

Sampurasun.

No comments:

Post a Comment