Wednesday 29 December 2021

Tidak Sopan Berbicara Kotor di Hadapan Nabi Muhammad saw

 


oleh Tom Finaldin

 

Bandung, Putera Sang Surya

Ada banyak orang yang percaya bahwa ketika mengadakan acara maulid, khitanan, pernikahan, atau acara-acara yang memperdengarkan tentang riwayat Rasulullah saw, Nabi Muhammad saw hadir di tempat itu untuk memberikan “blessing”, restu, atau berkah kepada mereka yang mengadakan acara dan mereka yang hadir di tempat itu. Saya tidak ingin membahas tentang benar atau tidaknya ada peristiwa itu karena bisa jadi memang banyak yang tidak percaya karena tidak masuk akal, tidak jelas sumber informasinya, dan lain sebagainya.

            Katakanlah memang benar Rasulullah Muhammad saw hadir dalam bentuk “spirit”, ‘jiwa’, semangat, emanasi, pancaran nur Muhammad saw untuk memberikan berkah di tempat itu, apa yang mesti kita lakukan?

            Kita yakin Muhammad saw hadir di tempat kita hadir itu, apa seharusnya yang kita perbuat?

            Muhammad saw adalah manusia suci, mulia, dan penuh cinta,  sudah seharusnya kita pun hadir di tempat itu dengan hati serta sikap yang suci, mulia, dan penuh cinta. Hal itu disebabkan karena Muhammad saw ada di tempat itu.

            Begitu kan?

            Kita harus menyuguhi Muhammad saw dengan perilaku mulia, santun, dan penuh hormat sehingga beliau lebih mencintai kita sebagai umatnya dan memberikan syafaat pada hari akhir nanti.

            Masuk akal kan?

            Akan tetapi, adalah hal yang sangat tidak masuk akal bagi saya jika kita yakin bahwa Muhammad saw, manusia suci dan mulia itu hadir, tetapi dalam acara-acara itu kita brutal dengan sikap kasar dan kata-kata penuh ujaran kebencian, fitnah, dusta, hoax, caci maki, penuh permusuhan, baik terhadap sesama manusia, apalagi terhadap sesama muslim. Dengan angkuhnya kita mengumbar kata-kata “kafir, murtad, munafik, zalim”, dan lain sebagainya.

            Kita yakin bahwa Muhammad saw yang suci ada bersama kita, tetapi kita bersikap kasar, kotor, penuh kemarahan, dan emosional. Saya sama sekali tidak bisa mengerti karena hal itu sama saja dengan kita menyuguhi Muhammad saw yang mulia dengan sikap yang tidak sopan, kurang ajar, dan kotor.

            Pantaskah kekotoran kita itu hadir di hadapan Muhammad saw yang suci dan bersih?

            Think about that!

            Sampurasun.

No comments:

Post a Comment