Sunday, 19 December 2021

Para Pecinta Palsu Habib

 


oleh Tom Finaldin

 

Bandung, Putera Sang Surya

Banyak sekali grup yang mengklaim diri sebagai pengagum, pendukung, pecinta, pejuang, atau pembela para habib. Saya perhatikan mereka ternyata banyak yang palsu. Kalau memang mereka penggemar atau fans para habib, seharusnya seluruh habib mereka cintai, mereka kagumi, mereka dukung, atau mereka hormati. Akan tetapi, kenyataannya tidak seperti itu. Mereka hanya mengikuti dan menjunjung habib-habib yang sesuai dengan hawa nafsu mereka. Habib yang lain tidak mereka sukai, bahkan mereka hujat dan mereka buli. Artinya, mereka bukan penggemar atau pecinta habib karena banyak habib yang tidak mereka sukai, bahkan mereka maki-maki. Mereka itu pecinta atau penggemar palsu.

            Quraish Shihab adalah salah seorang yang pernah mereka hujat dan maki-maki sebagai “Ulama Su”, “ulama jahat’ atau ‘ulama buruk’. Habib Luthfi bin Yahya juga pernah mereka hina sebagai manusia yang cantik dengan kerudungnya, padahal Habib Luthfi adalah laki-laki, sedangkan kata cantik itu seharusnya untuk perempuan. Habib Kribo Zen Assegaf malah kini jadi hujatan mereka, baik dari cara bicaranya, gaya rambutnya, gesture-nya, malah dimaki-maki sebagai syiah.

            Kalau memang beneran pemuja habib, semua habib yang mana pun harus diagungkan. Sayangnya, itu sulit karena di antara habib pun berbeda paham, beda pikiran, bahkan saling ledek juga. Kemungkinannya, saling jebloskan ke penjara.

            Sudahlah, tidak perlu mengaku-aku sebagai penggemar dan pemuja para habib dan seolah-olah paling beriman, paling Islam, atau paling berhak masuk surga, sementara yang lain disebut kafir, bidah, penghuni neraka. Biasa saja.

Saya lebih suka ketika ada seseorang yang dengan tegas mengatakan, “Intinya, saya adalah pengikut Habib Rizieq Shihab dan Habib Bahar bin Smith!”

Itu lebih baik dan lebih jantan. Jadi, hanya dua orang habib itu yang dia ikuti dan habib-habib lain yang juga sepaham dengan Rizieq dan Bahar. Tinggal tanggung saja risikonya. Adapun habib-habib lain yang menentang Rizieq dan Bahar adalah lawannya. Itu baru masuk akal daripada mengaku pendukung para habib, tetapi habib yang lainnya dibenci. Tidak masuk akal dan itu adalah lahir dari pikiran orang-orang yang bingung atau dibingungkan orang lain.

Ada contoh nyata pecinta yang kebingungan dan membingungkan ini. Namanya Soni Eranata yang lebih dikenal dengan nama Ustadz Maheer At Thuwailibi. Dia berulang-ulang menyatakan dirinya adalah keluarga para pecinta habaib. Dengan keras dan kasarnya dia menghujat dan memaki-maki Jokowi, pemerintah, serta ulama-ulama yang dekat dengan Jokowi. Di samping itu, dia pun mengejek dan menghina berbagai progam infrastruktur Jokowi. Lucunya, dia berceramah seperti itu berada di dalam mobil yang melaju di jalan tol yang dibangun Jokowi.

Suara keras hinaannya luar biasa, bagai macan yang meraung-raung memekakan telinga. Akan tetapi, tibalah masa naas baginya. Dia menghina Habib Luthfi bin Yahya yang nasihat-nasihatnya sangat diperlukan negara. Padahal, dia mengaku keluarga pecinta habib. Dia pun dilaporkan, lalu ditangkap polisi. Setelah dipenjara yang lembap, terasing, dan tersisihkan, dia menangis. Berkali-kali dia menangis sambil mengeluarkan air mata. Kesedihannya sangat jelas. Dia sangat menyesali perbuatannya. Video-video tangisannya sepertinya masih beredar di internet karena itu milik media-media yang mewawancarainya, cek saja sendiri.

Raungan bagai macan itu berubah menjadi suara lirih yang menyakitkan. Dia menyesali telah menghina dan ingin meminta maaf kepada Habib Luthfi. Beruntung, Habib Luthfi mendatanginya, lalu memberikan maaf kepada Maheer. Selesailah urusan dengan Habib Luthfi di dunia ini, tidak perlu lagi dibawa sampai ke akhirat.

Perjalanan Maheer belum selesai. Sebelum ditangkap polisi dia sebenarnya sudah sakit dan punya penyakit bawaan. Ketika di dalam penjara, penyakit itu menyerangnya. Meskipun sudah dirawat dan diberi obat dokter dari rumah sakit, takdir mengharuskannya meninggal dalam masa tahanan. Soni Eranata alias Ustadz Maheer At Thuwailibi pun berpulang kepada Allah swt. Selesailah dia di dunia ini.

Beruntung sekali, dia sudah menyesali perbuatannya, mendapatkan maaf dari Habib Luthfi bin Yahya, dan menebusnya melalui hukuman di penjara. Mari kita berdoa untuknya agar mendapatkan ampunan Allah swt, diberikan tempat yang terang dan nyaman di sisi-Nya, diterima segala kebaikannya, dijadikan ahli surga bersama para penghuni surga lainnya. Aamiin.

Jangan lupa, kalau sudah berdoa di internet, berdoa juga langsung di dunia nyata. Soalnya, berdoa itu nggak perlu menggunakan alat internet, berdoa itu bisa langsung berhubungan dengan Allah swt dengan menghadirkan segala ketulusan hati ini.

Mari lembutkan hati kita dan tidak perlu lagi bergaya sebagai habib apalagi sebagai pecinta para habib karena itu tidak mungkin, kecuali jika mampu dan bisa mencintai seluruh habib yang berbeda-beda itu.

Sampurasun.

No comments:

Post a Comment