oleh
Tom Finaldin
Bandung,
Putera Sang Surya
Banyak sekali grup yang
mengklaim diri sebagai pengagum, pendukung, pecinta, pejuang, atau pembela para
habib. Saya perhatikan mereka ternyata banyak yang palsu. Kalau memang mereka penggemar
atau fans para habib, seharusnya seluruh habib mereka cintai, mereka kagumi,
mereka dukung, atau mereka hormati. Akan tetapi, kenyataannya tidak seperti
itu. Mereka hanya mengikuti dan menjunjung habib-habib yang sesuai dengan hawa
nafsu mereka. Habib yang lain tidak mereka sukai, bahkan mereka hujat dan
mereka buli. Artinya, mereka bukan penggemar atau pecinta habib karena banyak
habib yang tidak mereka sukai, bahkan mereka maki-maki. Mereka itu pecinta atau
penggemar palsu.
Quraish Shihab adalah salah seorang yang pernah mereka
hujat dan maki-maki sebagai “Ulama Su”, “ulama
jahat’ atau ‘ulama buruk’. Habib Luthfi bin Yahya juga pernah mereka hina
sebagai manusia yang cantik dengan kerudungnya, padahal Habib Luthfi adalah
laki-laki, sedangkan kata cantik itu seharusnya untuk perempuan. Habib Kribo
Zen Assegaf malah kini jadi hujatan mereka, baik dari cara bicaranya, gaya
rambutnya, gesture-nya, malah
dimaki-maki sebagai syiah.
Kalau memang beneran pemuja habib, semua habib yang mana
pun harus diagungkan. Sayangnya, itu sulit karena di antara habib pun berbeda
paham, beda pikiran, bahkan saling ledek juga. Kemungkinannya, saling jebloskan
ke penjara.
Sudahlah, tidak perlu mengaku-aku sebagai penggemar dan
pemuja para habib dan seolah-olah paling beriman, paling Islam, atau paling
berhak masuk surga, sementara yang lain disebut kafir, bidah, penghuni neraka.
Biasa saja.
Saya
lebih suka ketika ada seseorang yang dengan tegas mengatakan, “Intinya, saya
adalah pengikut Habib Rizieq Shihab dan Habib Bahar bin Smith!”
Itu
lebih baik dan lebih jantan. Jadi, hanya dua orang habib itu yang dia ikuti dan
habib-habib lain yang juga sepaham dengan Rizieq dan Bahar. Tinggal tanggung
saja risikonya. Adapun habib-habib lain yang menentang Rizieq dan Bahar adalah
lawannya. Itu baru masuk akal daripada mengaku pendukung para habib, tetapi
habib yang lainnya dibenci. Tidak masuk akal dan itu adalah lahir dari pikiran
orang-orang yang bingung atau dibingungkan orang lain.
Ada
contoh nyata pecinta yang kebingungan dan membingungkan ini. Namanya Soni
Eranata yang lebih dikenal dengan nama Ustadz Maheer At Thuwailibi. Dia
berulang-ulang menyatakan dirinya adalah keluarga para pecinta habaib. Dengan
keras dan kasarnya dia menghujat dan memaki-maki Jokowi, pemerintah, serta
ulama-ulama yang dekat dengan Jokowi. Di samping itu, dia pun mengejek dan
menghina berbagai progam infrastruktur Jokowi. Lucunya, dia berceramah seperti
itu berada di dalam mobil yang melaju di jalan tol yang dibangun Jokowi.
Suara
keras hinaannya luar biasa, bagai macan yang meraung-raung memekakan telinga.
Akan tetapi, tibalah masa naas baginya. Dia menghina Habib Luthfi bin Yahya
yang nasihat-nasihatnya sangat diperlukan negara. Padahal, dia mengaku keluarga
pecinta habib. Dia pun dilaporkan, lalu ditangkap polisi. Setelah dipenjara
yang lembap, terasing, dan tersisihkan, dia menangis. Berkali-kali dia menangis
sambil mengeluarkan air mata. Kesedihannya sangat jelas. Dia sangat menyesali
perbuatannya. Video-video tangisannya sepertinya masih beredar di internet
karena itu milik media-media yang mewawancarainya, cek saja sendiri.
Raungan
bagai macan itu berubah menjadi suara lirih yang menyakitkan. Dia menyesali
telah menghina dan ingin meminta maaf kepada Habib Luthfi. Beruntung, Habib
Luthfi mendatanginya, lalu memberikan maaf kepada Maheer. Selesailah urusan
dengan Habib Luthfi di dunia ini, tidak perlu lagi dibawa sampai ke akhirat.
Perjalanan
Maheer belum selesai. Sebelum ditangkap polisi dia sebenarnya sudah sakit dan punya
penyakit bawaan. Ketika di dalam penjara, penyakit itu menyerangnya. Meskipun
sudah dirawat dan diberi obat dokter dari rumah sakit, takdir mengharuskannya
meninggal dalam masa tahanan. Soni Eranata alias Ustadz Maheer At Thuwailibi
pun berpulang kepada Allah swt. Selesailah dia di dunia ini.
Beruntung
sekali, dia sudah menyesali perbuatannya, mendapatkan maaf dari Habib Luthfi bin
Yahya, dan menebusnya melalui hukuman di penjara. Mari kita berdoa untuknya
agar mendapatkan ampunan Allah swt, diberikan tempat yang terang dan nyaman di
sisi-Nya, diterima segala kebaikannya, dijadikan ahli surga bersama para
penghuni surga lainnya. Aamiin.
Jangan
lupa, kalau sudah berdoa di internet, berdoa juga langsung di dunia nyata.
Soalnya, berdoa itu nggak perlu menggunakan alat internet, berdoa itu bisa
langsung berhubungan dengan Allah swt dengan menghadirkan segala ketulusan hati
ini.
Mari
lembutkan hati kita dan tidak perlu lagi bergaya sebagai habib apalagi sebagai
pecinta para habib karena itu tidak mungkin, kecuali jika mampu dan bisa mencintai
seluruh habib yang berbeda-beda itu.
Sampurasun.
No comments:
Post a Comment