Friday 17 December 2021

Kutukan Ahok

 


oleh Tom Finaldin

 

Bandung, Putera Sang Surya

Gara-gara diperingati saja setiap tahun atau dibikin reunian, padahal nggak punya sekolahannya dan kampusnya, tanggal yang angkanya sama ditulis di dada Wiro Sableng, 212, jadi mengingatkan orang terus kepada Ahok atau Basuki Tjahaja Purnama. Malah, sekarang diplesetin bahwa tanggal “2 Desember” itu dijadikan “Hari Ahok Nasional”.

            Ada kata-kata Ahok yang fenomenal ketika dibacakan vonis hakim kepadanya pada tahun 2017, “Percayalah, sebagai penutup, kalau Anda menzalimi saya, yang Anda lawan adalah Tuhan Yang Mahakuasa, Maha Esa. Saya akan buktikan satu per satu dipermalukan. Terima kasih.”

            Setiap ada musibah atau kematian yang menimpa orang-orang yang dianggap menjerumuskan Ahok ke penjara, selalu dikait-kaitkan dengan sumpah Ahok, karma Ahok, atau kutukan Ahok. Saya pun menulis judul dengan kalimat “kutukan Ahok”.

            Berita akhir-akhir ini mendeskripsikan tentang meninggalnya Haji Lulung politisi yang sangat membenci dan menghujat Ahok, terutama soal kesulitan Ahok dalam menertibkan pasar yang dikuasai para preman. Lulung merasa dirugikan oleh Ahok sebagai penguasa preman pasar. Kematian Lulung dikaitkan orang sebagai akibat dari kutukan Ahok yang kalimatnya sudah saya tulis tadi.

            Segera saja orang-orang mengingat orang-orang yang menjerumuskan Ahok ke penjara dan sedang menuai kutukan Ahok. Berikut beberapa orang itu. Rizieq Shihab kabur ke Arab karena chat mesum dengan Firza Husein, lalu balik ke Indonesia dan masuk penjara. Bahar bin Smith masuk penjara dan diserukan untuk dimasukan kembali ke penjara karena masih kurang ajar dan kasar. Sugik Nur juga masuk penjara karena ocehannya yang juga kasar. Ahmad Dhani masuk penjara juga karena urusan kata-kata kotor juga. Buni Yani yang menghebohkan QS Al Maidah : 51 juga dibui. Jonru masuk penjara gara-gara tulisannya. Aa Gym mengalami kisruh dalam rumah tangganya. SBY juga sedang selalu kesulitan dan tidak lagi dianggap. K.H.. Maruf Amin yang dulu bersama MUI juga dianggap tidak bisa bekerja dengan baik sebagai Wapres dan menjadi bahan bulian. MUI sendiri sekarang dianggap sarang teoris dan tidak lagi dijadikan rujukan banyak orang dalam berfatwa. Tengku Zulkarnaen meninggal. Soni Erata yang dikenal sebagai Ustadz Maher, meninggal. Arifin Ilham juga meninggal. Munarman menangis terisak-isak di pengadilan karena tuduhan terkait terorisme.

            Itu sederet nama orang-orang yang dikenal banyak orang dianggap sebagai terkena kutukan Ahok. Entah apa yang sekarang sedang terjadi terhadap orang-orang yang tidak terkenal, tetapi ikut menjerumuskan Ahok ke penjara. Riuhnya orang yang membicarakan hal ini mudah sekali dilihat pada berbagai Medsos. Saya hanya merangkumnya.

Dengan banyaknya lawan Ahok yang terjungkal, ada pihak yang memohon dan memelas kepada Ahok untuk menghentikan kutukannya. Ahok sendiri kaget, kemudian ikut mendoakan Haji Lulung yang dulu pernah menghujatnya sebagai psikopat.

Riuhnya orang yang mengaitkan kehancuran yang diderita lawan-lawan Ahok itu menimbulkan banyak reaksi dari banyak orang. Ada yang memang sangat meyakini bahwa itu adalah kutukan Ahok sambil mengetawakan lawan-lawan Ahok lainnya untuk berhati-hati karena giliran terjungkalnya akan segera tiba dan itu harus ditebus dengan bertaubat atas kesalahan-kesalahannya kepada Ahok. Ada juga yang tidak meyakininya, misalnya Ade Armando. Menurut Ade, kematian dan kasus hukum yang menimpa orang-orang itu tidak ada kaitannya dengan kutukan Ahok. Orang mati itu adalah takdir, orang dipenjara itu karena perbuatan mereka yang melanggar hukum. Ade Armando mengajak untuk menggunakan akal sehat dibandingkan dengan mengaitkannya dengan sumpah Ahok. Akan tetapi, sangat banyak yang meyakini bahwa rasa sakit hati Ahok didengar Tuhan dan mereka yang menyakitinya kini sedang mendapatkan hukuman Tuhan.

Bagi saya sendiri, tetap pada keyakinan saya bahwa apa yang terjadi pada diri kita hari ini adalah diakibatkan oleh perilaku kita pada masa lalu serta perilaku kita hari ini sangat menentukan apa yang akan terjadi pada masa depan kita. Jika baik, akan panen kebaikan. Sebaliknya, jika buruk, akan panen keburukan.

Dari berbagai kejadian ini, menimbulkan banyak pertanyaan.

Ahok itu kan Kristen, tidak beriman, bagaimana mungkin doanya didengar Tuhan?

Kalau tidak didengar Tuhan, kenapa doanya dikabulkan?

Umat bingung, Bro and Sis.

Nah, di sinilah para ustadz dan para intelektual Islam harus menggali lagi lebih jauh dan lebih dalam ajaran Islam karena umat membutuhkan jawaban. Oleh sebab itu, Nabi Muhammad saw mengajarkan agar kita selalu belajar sejak buaian hingga liang lahat. Belajar tanpa henti. Kalau sudah merasa tahu segalanya, dia berarti sombong dan bodoh.

Saya sendiri terpicu untuk mencari tahu dan punya sedikit pemahaman tentang doa-doa nonmuslim di hadapan Allah swt menurut beberapa hadits tentunya, tetapi dijelaskannya harus sangat hati-hati dan memerlukan penjelasan yang sangat luas dengan hati yang jernih. Saya kasih arah saja ya, Allah swt itu menciptakan seluruh ciptaannya dengan kasih sayang dan cinta. Dah, sampai situ aja dulu. Kepanjangan kalau ditulis di sini mah. Saya malah menunggu komentar, pendapat, atau pengajaran dari para pembaca sekalian soal doa-doa ini agar saya mendapatkan lebih banyak pengetahuan dan bisa lebih bijak.

Gitu, Bro, Sis.

Sampurasun.

No comments:

Post a Comment