oleh
Tom Finaldin
Bandung,
Putera Sang Surya
Gara-gara diperingati saja
setiap tahun atau dibikin reunian, padahal nggak punya sekolahannya dan
kampusnya, tanggal yang angkanya sama ditulis di dada Wiro Sableng, 212, jadi
mengingatkan orang terus kepada Ahok atau Basuki Tjahaja Purnama. Malah,
sekarang diplesetin bahwa tanggal “2 Desember” itu dijadikan “Hari Ahok
Nasional”.
Ada kata-kata Ahok yang fenomenal ketika dibacakan vonis
hakim kepadanya pada tahun 2017, “Percayalah, sebagai penutup, kalau Anda
menzalimi saya, yang Anda lawan adalah Tuhan Yang Mahakuasa, Maha Esa. Saya
akan buktikan satu per satu dipermalukan. Terima kasih.”
Setiap ada musibah atau kematian yang menimpa orang-orang
yang dianggap menjerumuskan Ahok ke penjara, selalu dikait-kaitkan dengan
sumpah Ahok, karma Ahok, atau kutukan Ahok. Saya pun menulis judul dengan kalimat
“kutukan Ahok”.
Berita akhir-akhir ini mendeskripsikan tentang
meninggalnya Haji Lulung politisi yang sangat membenci dan menghujat Ahok,
terutama soal kesulitan Ahok dalam menertibkan pasar yang dikuasai para preman.
Lulung merasa dirugikan oleh Ahok sebagai penguasa preman pasar. Kematian
Lulung dikaitkan orang sebagai akibat dari kutukan Ahok yang kalimatnya sudah saya
tulis tadi.
Segera saja orang-orang mengingat orang-orang yang
menjerumuskan Ahok ke penjara dan sedang menuai kutukan Ahok. Berikut beberapa
orang itu. Rizieq Shihab kabur ke Arab karena chat mesum dengan Firza Husein,
lalu balik ke Indonesia dan masuk penjara. Bahar bin Smith masuk penjara dan
diserukan untuk dimasukan kembali ke penjara karena masih kurang ajar dan kasar.
Sugik Nur juga masuk penjara karena ocehannya yang juga kasar. Ahmad Dhani
masuk penjara juga karena urusan kata-kata kotor juga. Buni Yani yang
menghebohkan QS Al Maidah : 51 juga dibui. Jonru masuk penjara gara-gara
tulisannya. Aa Gym mengalami kisruh dalam rumah tangganya. SBY juga sedang
selalu kesulitan dan tidak lagi dianggap. K.H.. Maruf Amin yang dulu bersama
MUI juga dianggap tidak bisa bekerja dengan baik sebagai Wapres dan menjadi
bahan bulian. MUI sendiri sekarang dianggap sarang teoris dan tidak lagi
dijadikan rujukan banyak orang dalam berfatwa. Tengku Zulkarnaen meninggal.
Soni Erata yang dikenal sebagai Ustadz Maher, meninggal. Arifin Ilham juga
meninggal. Munarman menangis terisak-isak di pengadilan karena tuduhan terkait
terorisme.
Itu sederet nama orang-orang yang dikenal banyak orang
dianggap sebagai terkena kutukan Ahok. Entah apa yang sekarang sedang terjadi
terhadap orang-orang yang tidak terkenal, tetapi ikut menjerumuskan Ahok ke
penjara. Riuhnya orang yang membicarakan hal ini mudah sekali dilihat pada
berbagai Medsos. Saya hanya merangkumnya.
Dengan
banyaknya lawan Ahok yang terjungkal, ada pihak yang memohon dan memelas kepada
Ahok untuk menghentikan kutukannya. Ahok sendiri kaget, kemudian ikut mendoakan
Haji Lulung yang dulu pernah menghujatnya sebagai psikopat.
Riuhnya
orang yang mengaitkan kehancuran yang diderita lawan-lawan Ahok itu menimbulkan
banyak reaksi dari banyak orang. Ada yang memang sangat meyakini bahwa itu
adalah kutukan Ahok sambil mengetawakan lawan-lawan Ahok lainnya untuk
berhati-hati karena giliran terjungkalnya akan segera tiba dan itu harus
ditebus dengan bertaubat atas kesalahan-kesalahannya kepada Ahok. Ada juga yang
tidak meyakininya, misalnya Ade Armando. Menurut Ade, kematian dan kasus hukum
yang menimpa orang-orang itu tidak ada kaitannya dengan kutukan Ahok. Orang
mati itu adalah takdir, orang dipenjara itu karena perbuatan mereka yang
melanggar hukum. Ade Armando mengajak untuk menggunakan akal sehat dibandingkan
dengan mengaitkannya dengan sumpah Ahok. Akan tetapi, sangat banyak yang
meyakini bahwa rasa sakit hati Ahok didengar Tuhan dan mereka yang menyakitinya
kini sedang mendapatkan hukuman Tuhan.
Bagi
saya sendiri, tetap pada keyakinan saya bahwa apa yang terjadi pada diri kita
hari ini adalah diakibatkan oleh perilaku kita pada masa lalu serta perilaku
kita hari ini sangat menentukan apa yang akan terjadi pada masa depan kita.
Jika baik, akan panen kebaikan. Sebaliknya, jika buruk, akan panen keburukan.
Dari
berbagai kejadian ini, menimbulkan banyak pertanyaan.
Ahok
itu kan Kristen, tidak beriman, bagaimana mungkin doanya didengar Tuhan?
Kalau
tidak didengar Tuhan, kenapa doanya dikabulkan?
Umat
bingung, Bro and Sis.
Nah,
di sinilah para ustadz dan para intelektual Islam harus menggali lagi lebih
jauh dan lebih dalam ajaran Islam karena umat membutuhkan jawaban. Oleh sebab
itu, Nabi Muhammad saw mengajarkan agar kita selalu belajar sejak buaian hingga
liang lahat. Belajar tanpa henti. Kalau sudah merasa tahu segalanya, dia
berarti sombong dan bodoh.
Saya
sendiri terpicu untuk mencari tahu dan punya sedikit pemahaman tentang doa-doa
nonmuslim di hadapan Allah swt menurut beberapa hadits tentunya, tetapi
dijelaskannya harus sangat hati-hati dan memerlukan penjelasan yang sangat luas
dengan hati yang jernih. Saya kasih arah saja ya, Allah swt itu menciptakan
seluruh ciptaannya dengan kasih sayang dan cinta. Dah, sampai situ aja dulu.
Kepanjangan kalau ditulis di sini mah. Saya malah menunggu komentar, pendapat,
atau pengajaran dari para pembaca sekalian soal doa-doa ini agar saya mendapatkan
lebih banyak pengetahuan dan bisa lebih bijak.
Gitu,
Bro, Sis.
Sampurasun.
No comments:
Post a Comment