oleh
Tom Finaldin
Bandung,
Putera Sang Surya
Kita semua selalu berharap
bahwa PPKM berakhir, tetapi kenyataannya tidak berakhir sampai hari ini. Hal
itu menunjukkan bahwa masih sangat banyak bahaya yang bisa menyerang kita kapan
saja. Pemerintah itu memiliki menteri kesehatan yang di bawahnya dipenuhi para
dokter, ada para ahli epidemiolog, ada ahli kebijakan publik, ada ahli hubungan
internasional, dan lain sebagainya. Dari masukan-masukan merekalah pemerintah
mengambil kesimpulan, lalu menentukan keputusan yang kemudian dipastikan
pelaksanaannya oleh aparat negara.
Perpanjangan PPKM Level 2, 3, 4 yang diberlakukan di
Pulau Jawa-Bali adalah menunjukkan bahwa kasus Covid-19 mengalami penurunan,
terutama di Provinsi Jawa Barat dan Banten. Hal itu bisa dilihat dari tidak
adanya penunjukkan dari pemerintah pusat wilayah mana yang harus ada di level
2, 3, atau 4. Artinya, pemerintah pusat menyerahkan kewenangan itu kepada
kepala daerah masing-masing. Para gubernur, bupati, atau walikota yang harus
menilai kondisi daerahnya masing-masing. Para kepala daerah itu yang lebih
mengenal daerahnya sendiri dibandingkan pemerintah pusat. Oleh sebab itu, di
Pulau Jawa dan Bali akan ada perbedaan level dalam pelaksanaan PPKM, bergantung
situasi dan kondisi setiap daerah. Akan ada daerah yang sangat ketat, agak
longgar, dan sangat longgar.
Karena PPKM ini ternyata tidak juga diberhentikan, tak
ada jalan lain bagi kita, kecuali berdamai dengan PPKM. Kita harus menjalani
berbagai pembatasan itu hingga kita terbiasa dengan pembatasan itu. Tinggal
kita menurunkan level PPKM itu dengan cara masyarakat melaksanakan 5M dan
pemerintah melaksanakan 3T. Pemberontakan terhadap PPKM adalah hal yang
sia-sia. Kita memang ingin terbebas, tetapi kita juga harus memikirkan
orang-orang yang sakit, para Lansia, dan orang-orang rentan lainnya yang mudah
sekali terserang virus. Untuk sementara, memang baru ada PPKM yang terbaik
untuk dijalankan, belum ada cara lain yang bisa dilakukan. Kalau ada yang lebih
baik dan bisa dipertanggungjawabkan dalam forum ilmiah, itu adalah sangat
bagus. Akan tetapi, sampai hari ini tidak ada orang pintar, orang beriman, atau
orang yang dianggap suci dan hebat yang mampu memberikan jalan keluar lain. Itu
kenyataannya.
Sebenarnya, dalam hidup ini kita sudah banyak dibatasi,
tetapi kita sudah terbiasa dengan pembatasan itu dan memahami hal tersebut.
Contoh kecil adalah di pantai. Kalau
kita ke Pantai Ancol, misalnya, ada pembatas yang dibuat oleh pihak pengelola
agar wisatawan tidak berenang terlalu jauh karena membahayakan wisatawan
sendiri. Kalau terlalu jauh, kita bisa tenggelam atau terhisap arus laut dan
akhirnya menemui kematian. Demikian pula dengan rambu-rambu lalu lintas yang
dibuat untuk menyelamatkan pengguna jalan, siapa pun dia. Jika kita tidak
mematuhi pembatasan itu, risiko kematian akan kita tanggung dan orang-orang
terdekat kita akan mengalami kesusahan. Begitu juga dengan PPKM yang dibuat
untuk menyelamatkan kita, harus kita patuhi agar kita terhindar dari risiko
kematian. Kita harus saling mengingatkan untuk mematuhi PPKM agar level PPKM di
daerah kita dalam level yang sangat rendah. Dengan demikian, kita tetap
beraktivitas, bekerja, berbisnis, tetapi kesehatan tetap terjaga dari bahaya
Covid-19.
Kalaulah ada yang bilang bahwa bukan PPKM yang menentukan
hidup dan matinya manusia, tetapi Allah swt yang menentukannya, ya sudah cabut
saja semua rambu-rambu lalulintas. Tak ada lagi lampu merah, kuning, hijau; tak
lagi larangan belok kiri belok kanan; tak ada lagi pintu penjaga perlintasan
kereta api; tak ada lagi peringatan pembatasan kecepatan. Biarkan semua orang
berkendaraan semaunya, seenaknya, dan nikmatilah tabrakan beruntun dan kecelakaan
di jalan raya, toh hidup dan mati itu Allah swt yang menentukan.
Iya kan?
Sesungguhnya, memang hidup dan mati itu Allah swt yang
punya takdir, tetapi kita manusia wajib menjaga diri kita, hidup kita tetap
sehat dan selamat agar dapat melakukan hal-hal yang bermanfaat bagi diri
sendiri, bagi orang-orang terdekat, dan bagi manusia lainnya.
Takdir itu urusan Allah swt. Urusan kita mah wajib
menjaga diri kita dan orang-orang di seputar kita.
No comments:
Post a Comment