Monday 30 August 2021

Indonesia Saudara Seiman Taliban

 


oleh Tom Finaldin

 

Bandung, Putera Sang Surya

Ketika berbicara mengenai Indonesia, Juru Bicara Taliban Dr. Suhail Shaheen mengatakan bahwa Indonesia adalah negara seiman Taliban. Dia paham Indonesia adalah negara berpenduduk mayoritas muslim terbesar di dunia. Di samping itu, Taliban pun banyak belajar dari Indonesia.

            Dia sangat berharap bahwa Indonesia dapat berperan serta dalam membangun kembali Afghanistan yang telah porak poranda. Suhail pun menginginkan agar Indonesia bisa memajukan pendidikan warga Afghanistan. Dia mungkin paham benar bahwa Indonesia sudah mengeluarkan banyak uang untuk membantu para pemuda Afghanistan yang sedang belajar dan kuliah di Indonesia.

            Taliban mengundang Indonesia untuk membangun berbagai infrastruktur di Afghanistan. Mereka tampaknya sangat memahami bahwa Presiden RI Jokowi telah memiliki banyak keberhasilan dalam membangun infrastruktur di Indonesia. Meskipun Jokowi telah berulang-ulang menolak untuk bertemu, Taliban tetap sangat menghormati Jokowi dan berharap dapat ikut membangun Afghanistan. Perlu diketahui bahwa ketika Taliban datang ke Indonesia untuk bertemu Jokowi, mereka ditolak. Taliban hanya dierima oleh Jusuf Kalla yang saat itu masih menjadi wakil presiden RI. Tak heran jika Taliban memiliki kedekatan dengan Jusuf Kalla.

Suhail Shaheen (Foto: Albalad,co)


            Agar Indonesia dan negara lainnya dapat berperan serta dalam pembangunan Afghanistan, Taliban berjanji untuk tidak mengizinkan setiap kelompok ataupun individu yang berniat melawan negara lain berada di tanah Afghanistan. Artinya, Taliban tidak akan membiarkan ada kelompok teroris dan radikalis untuk berkembang biak di Afghanistan. Mereka akan fokus membangun Afghanistan melalui kerja sama dengan negara-negara sahabatnya.

            Meskipun demikian, kita, Indonesia harus tetap waspada dan berhati-hati karena kata-kata Suhail Shaheen itu baru sebatas kata-kata, belum ada bukti nyata. Sangat mungkin terjadi perbedaan antara kata dengan kenyataan. Hal yang harus kita jadikan pegangan adalah pernyataan, instruksi, dan hasil kerja dari Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi. Selama Retno mengatakan Afghanistan tidak layak untuk diajak kerja sama dan tidak aman untuk berhubungan, berarti memang Indonesia belum bisa membuka diri terhadap Taliban. Sebaliknya, jika Menlu RI Retno Marsudi sudah mengembalikan operasional kedutaan besar RI dari Islamabad, Pakistan ke Kabul, Afghanistan, itu pertanda Indonesia mulai percaya pada Taliban untuk membangun Afghanistan dan mendapatkan keuntungan dari Afghanistan. Indonesia bisa mulai berbisnis dengan Afghanistan.


Retno Marsudi (Foto: Dunia Tempo.co)

            Taliban harus menertibkan dan membuktikan dirinya untuk bekerja sama dan Indonesia memperhatikannya dengan serius.

            Sampurasun.

 

Sumber:

https://www.youtube.com/watch?v=ncEZSjKse98

No comments:

Post a Comment