oleh
Tom Finaldin
Bandung,
Putera Sang Surya
Ketika berbicara mengenai
Indonesia, Juru Bicara Taliban Dr. Suhail Shaheen mengatakan bahwa Indonesia
adalah negara seiman Taliban. Dia paham Indonesia adalah negara berpenduduk
mayoritas muslim terbesar di dunia. Di samping itu, Taliban pun banyak belajar
dari Indonesia.
Dia sangat berharap bahwa Indonesia dapat berperan serta
dalam membangun kembali Afghanistan yang telah porak poranda. Suhail pun
menginginkan agar Indonesia bisa memajukan pendidikan warga Afghanistan. Dia
mungkin paham benar bahwa Indonesia sudah mengeluarkan banyak uang untuk membantu
para pemuda Afghanistan yang sedang belajar dan kuliah di Indonesia.
Taliban mengundang Indonesia untuk membangun berbagai
infrastruktur di Afghanistan. Mereka tampaknya sangat memahami bahwa Presiden RI
Jokowi telah memiliki banyak keberhasilan dalam membangun infrastruktur di
Indonesia. Meskipun Jokowi telah berulang-ulang menolak untuk bertemu, Taliban
tetap sangat menghormati Jokowi dan berharap dapat ikut membangun Afghanistan.
Perlu diketahui bahwa ketika Taliban datang ke Indonesia untuk bertemu Jokowi, mereka
ditolak. Taliban hanya dierima oleh Jusuf Kalla yang saat itu masih menjadi
wakil presiden RI. Tak heran jika Taliban memiliki kedekatan dengan Jusuf
Kalla.
Suhail Shaheen (Foto: Albalad,co) |
Agar Indonesia dan negara lainnya dapat berperan serta
dalam pembangunan Afghanistan, Taliban berjanji untuk tidak mengizinkan setiap
kelompok ataupun individu yang berniat melawan negara lain berada di tanah
Afghanistan. Artinya, Taliban tidak akan membiarkan ada kelompok teroris dan
radikalis untuk berkembang biak di Afghanistan. Mereka akan fokus membangun
Afghanistan melalui kerja sama dengan negara-negara sahabatnya.
Meskipun demikian, kita, Indonesia harus tetap waspada dan berhati-hati karena kata-kata Suhail Shaheen itu baru sebatas kata-kata, belum ada bukti nyata. Sangat mungkin terjadi perbedaan antara kata dengan kenyataan. Hal yang harus kita jadikan pegangan adalah pernyataan, instruksi, dan hasil kerja dari Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi. Selama Retno mengatakan Afghanistan tidak layak untuk diajak kerja sama dan tidak aman untuk berhubungan, berarti memang Indonesia belum bisa membuka diri terhadap Taliban. Sebaliknya, jika Menlu RI Retno Marsudi sudah mengembalikan operasional kedutaan besar RI dari Islamabad, Pakistan ke Kabul, Afghanistan, itu pertanda Indonesia mulai percaya pada Taliban untuk membangun Afghanistan dan mendapatkan keuntungan dari Afghanistan. Indonesia bisa mulai berbisnis dengan Afghanistan.
Retno Marsudi (Foto: Dunia Tempo.co)
Taliban harus menertibkan dan membuktikan dirinya untuk
bekerja sama dan Indonesia memperhatikannya dengan serius.
Sampurasun.
Sumber:
https://www.youtube.com/watch?v=ncEZSjKse98
No comments:
Post a Comment