Wednesday, 25 August 2021

Taliban dan Cina

 


oleh Tom Finaldin

 

Bandung, Putera Sang Surya

Taliban sekarang sedang berada di atas angin Afghanistan. Mereka berkuasa penuh atas Afghanistan.

            Kemenangan Taliban atas pemerintahan lama yang didukung Amerika Serikat (AS) membuat dunia memperhatikan mereka. Sebagian besar negara bersikap “wait and see”, ‘menunggu dan melihat” apa yang dilakukan Taliban di Afghanistan, Indonesia pun  termasuk negara yang bersikap hati-hati terhadap situasi politik di Afghanistan. Hal yang jelas dilakukan pemerintah RI adalah telah mengevakuasi WNI yang ada di Afghanistan. Itu menunjukkan arti bahwa ada kekhawatiran dan kehati-hatian terhadap situasi yang terjadi. Langkah yang bagus dilakukan pemerintah Indonesia untuk menyelamatkan rakyatnya di tengah situasi yang masih belum menentu.

            Meskipun demikian, ada negara yang “nyosor” langsung mendekat ke Taliban, yaitu Cina. Negara ini menyatakan siap bekerja sama dengan Taliban dengan syarat Taliban dapat membentuk pemerintahan Islam yang terbuka. Taliban pun ternyata memang berharap sangat besar bahwa Cina dapat berinvestasi di Afghanistan. Kekuatan Cina dapat menjadi daya tawar yang tinggi bagi Taliban terhadap negara-negara lainnya. Bahkan, kini Cina semakin dekat dan menjadi pembela Taliban.

            Ketika tersiar kabar yang dibawa AS bahwa Taliban ketika menduduki Afghanistan dalam waktu cepat telah menimbulkan korban, Cina pasang badan membela Taliban. Menurut AS, Taliban menyatroni rumah-rumah di Afghanistan dan melakukan pembunuhan, eksekusi, dan pemaksaan terhadap perempuan dan anak-anak perempuan untuk dinikahi. Cina dengan segera menyerang AS dengan menuntut bahwa AS pun harus bertanggung jawab atas korban-korban yang berjatuhan selama AS berkuasa 20 tahun di Afghanistan. Makin mesra tampaknya hubungan antara Cina dan Taliban.

            Hal yang lucu adalah justru terjadi di Indonesia. Para provokator politik yang memprovokasi rakyat Indonesia untuk membenci Cina, terus terjadi sampai hari ini meskipun banyak bohongnya, banyak hoax-nya. Disebutnya Cina menguasai Indonesia. Pemerintah Indonesia adalah antek-antek Cina. Akan tetapi, pada saat yang sama memuji-muji Taliban yang justru sedang mesra dengan Cina. Selain itu, Cina sekarang menjadi negara besar yang bersikap melindungi Taliban karena ada kepentingan bisnis di Afghanistan.

            Bagi saya ini hal yang lucu. Indonesia dikata-katai sebagai antek-antek Cina, sementara Taliban dipuji, padahal di belakangnya ada Cina juga. Mereka yang mengatai-ngatai Indonesia dan memuji Taliban, orang-orangnya masih yang itu-itu juga, kelompoknya masih sama. Para provokator ini memang tidak memiliki tujuan yang jelas. Mereka hanya ingin rakyat Indonesia tetap bodoh, tersesat, dan gampang ditipu sesuai kepentingan mereka sendiri.

            Orang normal kalau membenci Indonesia karena berbisnis dengan Cina, seharusnya membenci juga Taliban karena berbisnis juga dengan Cina. Kalau membenci yang satu dan memuji yang satu lagi, jelas itu menunjukkan bahwa mereka tidak memiliki tujuan yang jelas.

            Sampurasun.

No comments:

Post a Comment