Tuesday, 17 August 2021

Hina Jokowi Sekaligus Hina Suku Baduy “Hadiahnya Besar”

 


oleh Tom Finaldin

 

Bandung, Putera Sang Surya

Banyak orang yang nggak tahan diri, geregetan, selalu ingin menghina Jokowi, padahal enggak pernah didengar. Bahkan, ada yang menghinanya kelewatan sampai menghina negara yang akibatnya harus berhadapan dengan hukum dan berhadapan dengan sanksi sosial. Memang sih Jokowi itu sudah saya bilang orangnya “cuek bebek berewek”. Dia mah “ngageboy we siga entog hare-hare”. Orang mau fitnah  atau hina dia, di dalam kepalanya mungkin bicara “EGP, ‘emang gue pikirin?’”.

            Sikap cuek ngageboy itu bikin para penghinanya frustrasi, kesal, stres. Orang yang suka menghina itu selalu berharap bahwa orang yang dihinanya bereaksi melakukan balasan atau jadi down, rendah diri, mentalnya jatuh. Mereka yang menghina Jokowi juga berharap mental Jokowi jatuh atau melakukan balasan dengan cara represif. Sayangnya, itu tidak terjadi pada Jokowi. Dia mah ngageboy we siga entog hare-hare. Bagi dia, hal yang sangat penting adalah terus bekerja sesuai dengan keyakinannya.

            Mereka yang sewot justru para pendukungnya, Jokower. Merekalah yang seru-seruan menyerang balik para penghina Jokowi sampai para penghinanya yang justru mentalnya hancur. Sekarang malah makin kencang mereka melakukan penyerangan, semua orang yang mereka anggap pengacau dideteksi, bukan hanya akun-akun medsosnya yang mereka lacak, melainkan pula foto dirinya, sampai alamat rumahnya, dan kehidupan pribadinya pun mereka serang dan sebar di internet. Jadi, ketika penghinanya bermasalah dengan hukum, kepolisian tinggal menciduknya. Hati-hati Bro berurusan dengan mereka.

            Hal ini terjadi baru-baru ini terhadap seorang penghina Jokowi. Ketika berpidato pada Sidang Tahunan MPR RI pada 16 Agustus 2021, Jokowi menggunakan pakaian adat Suku Baduy. Saya sebagai orang Sunda merasa senang Jokowi menggunakan pakaian itu karena mengangkat martabat Suku Baduy ke tingkat yang sangat tinggi. Jokowi pun mengungkapkan alasan penggunaan pakaian itu. Di samping dia senang karena pakaiannya sederhana, simpel, dan nyaman, juga sangat menghormati adat, nilai, budaya, dan berbagai keluhuran budi pekerti Suku Baduy. Dengan demikian, akan lebih banyak orang yang belajar tentang keluhuran Suku Baduy. Akan tetapi, ternyata orang yang sudah di otaknya penuh kebencian dan di hatinya penuh kedengkian, menghinanya.


Foto: CNN Indonesia



Foto: Indoposco.id

            Saya dapat berita ini dari “chanel youtube Miftah’s TV”, nih alamatnya https://www.youtube.com/watch?v=alFcsQDZjGc kalau mau lihat langsung sendiri mah.  

            Penghinanya menggunakan nama akun @pawletariat. Bunyi hinaannya seperti ini:

“Azzzsksksks Jokowi make baju adat Baduy cocok bgt, tinggal bawa madu + jongkok di perempatan”

            Dia mencuitkan hinaannya itu pada 8 : 40 AM 16 Agustus 2021.

            Coba perhatikan, bagaimana bisa itu disebut sebagai kritikan?

            Apa yang dia kritik?

            Kebijakan yang mana?

            Aturan dan eksekusi yang mana?

            Kalimat dia mah cuma sampah.

            Sudah saya bilang, Jokowi itu cuek saja, tidak bereaksi apa pun. Akan tetapi, yang dadanya bergemuruh kan pendukung Jokowi dan para pecinta Suku Baduy. Kalimat hinaan itu mengandung hinaan kepada Jokowi sekaligus hinaan pada Suku Baduy.

            Dari kalimatnya kan jelas pakaian seperti itu seolah-olah pakaian pedagang madu di perempatan jalan.

            Kalaupun memang Suku Baduy suka berjalan kaki puluhan kilometer untuk berdagang madu, apa salahnya?

            Mereka melakukan hal yang benar, tidak korupsi, tidak menghina orang, tidak melakukan penipuan. Berdagang madu itu bukan pekerjaan hina.


Foto: Kompasiana.com


            Pakaian yang digunakan Jokowi itu khusus memang dibuat untuk Jokowi dari bahan alam asli yang dilarang dijahit dengan menggunakan mesin. Pembuatnya juga langsung tokoh terkemuka Baduy, Tetua Adat Masyarakat Suku Baduy Jaro Saija. Bagi yang tahu bagaimana ketekunan dan daya spiritualitas Suku Baduy, apalagi tetuanya, akan sangat paham ketinggian nilai pakaian itu.

            Sudah saya bilang, pendukung Jokowi itu makin kencang serangannya. Pemilik akun yang menghina itu dicari nama asli dan identitasnya. Seorang yang bernama Akhmad Sahal yang memiliki akun @sahal_AS melacaknya. Hasilnya, ternyata nama asli penghina itu adalah Mohammad Bernie yang bekerja sebagai wartawan Tirto.id. Orang makin mudah mengenalinya.

            Akibatnya, dia mendapat bulian yang sangat gencar dari mana-mana. Bahkan, ada yang mewanti-wanti dengan ancaman teluh atau santet, Mohammad Bernie bisa muntah darah atau mungkin bakal diisi paku di kepalanya.

            Ngeri ya?

            Ini persoalannya bukan dengan Jokowi, tetapi dengan Suku Baduy. Kalau soal kebencian kepada Jokowi sebagai presiden, terserahlah, itu jadi urusan perdata dengan Jokowi yang cuek itu, tetapi bermasalah dengan Suku Baduy, itu soal lain lagi yang harus dihadapi.

            Meskipun demikian, saya yakin orang-orang Baduy itu orang yang baik, tidak mungkin melukai orang lain. Mereka itu sudah hidup ribuan tahun dengan kelapangan dada, keluasan hati, kemuliaan sikap, tetap “ngasuh ratu”, ‘membimbing para pemimpin’ dengan ajaran dan perilakunya yang luhur itu.

            Masa iya akan menjatuhkan keluhuran mereka dengan menyakiti orang lain?

            Apalagi gara-gara kelakuan wartawan dengan kemampuan kemarin sore. Tidak mungkin serendah itu warga Suku Baduy.


Foto: Art World – IndeksNews

            Akan tetapi, saya tidak yakin dengan orang-orang di luar Suku Baduy yang sangat menghormati Suku Baduy. Mereka bisa saja melakukan serangan-serangan gaib itu. Mudah-mudahan Mohammad Bernie sadar dan baik-baik saja, tidak ada yang melakukan penyerangan. Soalnya, dia sudah menerima “hadiah besarnya” sebagai penghina Jokowi dan Suku Baduy.

            Dia sudah dibuli habis, ditakut-takuti santet atau teluh, lalu meminta maaf atas perilakunya. Kemudian, dia menyatakan bahwa sudah berhenti dan tidak lagi bekerja sebagai  wartawan Tirto.id. Dari pihak Tirto.id pun menegaskan bahwa Mohammad Bernie memang sudah tidak lagi bekerja di perusahaannya dan mereka tidak bertanggungjawab atas perilaku Bernie. Urusan Bernie adalah urusan pribadinya dan bukan urusan Tirto.id.

            Dibuka identitasnya, dibuli habis, diancam teluh atau santet, kehilangan pekerjaan, dan dibiarkan bertanggung jawab sendiri oleh perusahaannya sudah merupakan hadiah besar bagi Bernie. Semoga hal ini menjadi pelajaran bagi kita semua dan tidak perlu lagi terjadi terhadap siapa pun.

                Sampurasun.


Foto: Suara.com

No comments:

Post a Comment