Thursday, 5 August 2021

Prank Menasional

 

 

oleh Tom Finaldin

 

Bandung, Putera Sang Surya

Prank itu artinya lucu-lucuan, senda gurau, kelakar, bercandaan, tetapi ada juga arti lain, yaitu menipu dan mengibuli. Di dunia ini, termasuk di Indonesia istilah prank memang sering digunakan untuk hal-hal yang lucu, main-main, misalnya, prank pocong, prank manusia semak-semak, atau prank polisi-polisian. Meskipun main-main, di dalamnya memang mengandung penipuan, tidak sebenarnya.

            Tak heran jika sekarang-sekarang ini istilah prank dialamatkan pada orang yang berbohong dan menipu. Ada banyak prank yang terjadi di Indonesia ini sejak zaman Soekarno sampai dengan hari ini yang sifatnya nasional, diketahui oleh masyarakat senegara. Kalau ditulis semua, bisa puluhan, bahkan mungkin ratusan prank yang terjadi dan berskala nasional.

            Prank yang terjadi akhir-akhir ini dan diketahui masyarakat luas adalah prank keluarga Akidi Tio yang akan menyumbang 2 triliun untuk masyarakat Sumatera Selatan yang terdampak Covid-19. Akan tetapi, sampai hari ini uang 2 T itu tidak jelas pencairannya. Masyarakat menunggu dan tidak ada buktinya. Itu telah disebut prank.

            Ketika penyerahan secara simbolis bantuan 2 T itu, banyak orang yang kaget dan mendukung niat dari keluarga Akidi Tio. Dia memastikan niatnya itu di hadapan Kapolda Sumsel, Gubernur Sumsel, aparat kesehatan, dan diviralkan oleh Humas Polda Sumsel. Mereka yang hadir pada acara itu orang-orang penting. Tak heran banyak orang bergembira, termasuk saya karena ada orang baik yang ingin membantu orang-orang yang sedang kesusahan disaksikan pejabat penting. Akan tetapi, akhirnya dia harus berurusan dengan kepolisian karena tidak ada buktinya.

Hal itu pun membuat saya harus menghapus tulisan saya dari blog dan FB saya tentang kebaikan keluarga itu. Hal itu disebabkan tidak sesuai dengan kenyataan dan bisa menyesatkan.

Kepolisian sudah lebih sigap untuk lebih memastikan nasib keluarga Akidi Tio. Salah satunya karena mereka pun harus membersihkan nama baik kepolisian yang digunakan sebagai media untuk menerima bantuan dari keluarga Akidi Tio. Itu tindakan yang sangat bagus, tidak merasa malu untuk bersikap bahwa mereka pun merasa ditipu.

Prank yang juga menasional adalah prank Ratna Sarumpaet yang mengaku digebukin sekelompok pemuda sampai wajahnya bengkak-bengkak. Padahal tipu. Wajah bengkaknya itu adalah akibat dari proses operasi plastik. Banyak yang tertipu. Anggota DPR sekelas Fadli Zon ikut tertipu dan menyebarkan berita itu ke masyarakat luas. Demikian pula banyak petinggi lain yang dulu pendukung Capres Prabowo tertipu. Ratna Sarumpaet pun harus dipenjara untuk mempertanggungjawabkan prank-nya itu.

Prabowo yang sekarang telah menjadi Menhan pun sempat menjadi korban prank ketika masih menjadi Capres. Dia diberi informasi prank bahwa dirinya telah menang unggul menjadi presiden mengalahkan Jokowi. Dia sempat sujud. Padahal, tipu.

Presiden Soekarno pun pernah kena prank pada 1950. Saat itu ada orang yang mengaku sebagai Raja dan Ratu dari Suku Anak Dalam yang bisa merebut Irian Barat dari kekuasaan Belanda. Ternyata, Raja yang bernama Idrus itu adalah tukang becak dan Ratu yang bernama Markonah adalah pekerja seks komersial. Media-media memberitakannya. Mereka pun ditangkap.

Pada zaman Presiden Soeharto pun ada prank yang mendapat perhatian masyarakat. Saat itu sekitar 1970-an ada seorang perempuan hamil bernama Cut Zahara  Fona. Dia mengaku bahwa janin yang ada di dalam perutnya bisa bicara dan pandai mengaji. Wakil Presiden Adam Malik pun mendengarkan suara itu dari perutnya. Bahkan, ulama besar sekelas Buya Hamka ikut berkomentar tentang hal itu. Akan tetapi, setelah diteliti, ternyata di kain perempuan itu ada tape recorder yang menghasilkan suara mengaji. Saat itu tape recorder masih barang mewah.

Pada zaman Presiden Megawati juga ada prank. Saat itu Menteri Agama adalah Said Agil Al Munawar. Mereka mempercayai ada seorang ustadz yang mendapat bisikan bahwa di sekitar batu tulis di Bogor ada harta karun Prabu Siliwangi. Harta itu bisa membayar hutang-hutang negara. Setelah dilakukan penggalian ternyata zonk. Tak ada harta karun itu.

Pada zaman Presiden SBY, sekitar 2007, ada seorang yang bernama Joko Suprapto yang mengaku bisa mengubah air menjadi bahan bakar. Dimulailah proyek “Blue Energy” atau “Banyu Geni”. SBY sangat tertarik. Akan tetapi, akhirnya Joko mengaku bahwa dirinya berbohong dan meminta maaf.

Masih banyak prank lain yang berskala nasional. Akan tetapi, akan terlalu banyak jika ditulis di sini. Kita ambil hikmahnya saja. Kita harus mengakui bahwa kita adalah manusia yang lemah. Sehebat apa pun kita, sepintar apa pun kita, setinggi apa pun jabatan dan kehormatan kita, pada akhirnya kita harus sadar bahwa kita ini rentan dan ringkih. Jika Allah swt tidak melindungi dan memberikan petunjuk, kita akan hidup dalam ketertipuan.

Allah swt Maha Pelindung. Dia Sang Maha Pemberi Petunjuk.

Sampurasun.

No comments:

Post a Comment