Monday, 2 August 2021

Takut

 

oleh Tom Finaldin

 

Bandung, Putera Sang Surya

“Jangan takut Corona, takutlah kepada Allah swt!”

            Pernah dengar kalimat seperti itu?

            Banyak orang yang mengatakan hal seperti itu.

            Kalimat seperti itu sama saja dengan kalimat-kalimat berikut.

            “Jangan takut harimau, takutlah kepada Allah swt!”

            “Jangan takut ular kobra, takutlah kepada Allah swt!”

            “Jangan takut kereta api, takutlah kepada Allah swt!”

            “Jangan takut mobil dan motor, takutlah kepada Allah swt!”

            Sama saja kan kalimatnya?

Bedanya di mana?

            Jika dicari contohnya, akan ada banyak kalimat yang tidak jelas seperti itu. Hal itu diperparah dengan tidak adanya penjelasan yang komprehensif mengenai kalimat kusut semacam itu. Paling-paling penjelasannya adalah Corona itu ciptaan Allah swt, jadi kita harus yakin  bahwa Allah swt bisa menghilangkannya dan menghentikannya. Oleh sebab itu, minta tolonglah kepada Allah swt. Hal-hal seperti itulah yang biasanya dijelaskan meskipun tetap saja tidak jelas.

            Karena tidak ada penjelasan yang menyeluruh, masyarakat bisa salah memahaminya. Akibatnya, salah bertindak, misalnya, menyepelekan Covid-19, merendahkan Prokes, atau bersikap seenaknya, padahal situasinya sedang krisis pandemi.

            Meskipun demikian, anehnya, kalau dihadapkan sama harimau, mereka takut. Kalau nggak takut, bisa habis dimakan harimau. Kalau enggak takut sama ular kobra, bisa mati dipatuk. Kalau enggak takut sama kereta api, mereka akan santai menjalankan kendaraan melewati perlintasan kereta api sampai ditabrak kereta api dan tubuhnya berantakan. Kalau enggak takut sama motor dan mobil, mereka tidak akan tengok kiri-kanan ketika menyeberang di jalan raya sampai tubuhnya terpental, terkapar.

            Kalau sama harimau, ular kobra, kereta api, mobil, dan motor takut, kenapa jangan takut sama Corona?

Padahal, harimau, ular kobra, kereta api, mobil, dan motor itu ada tercipta karena kekuasaan Allah swt juga.

            Aneh kan?

            Sebetulnya, perasaan takut diciptakan dalam diri manusia itu adalah untuk melindungi manusia sendiri. Kalau tidak ada rasa takut, manusia bisa dimakan harimau, dipatuk kobra, ditabrak kereta api, mobil, motor, dan mengalami berbagai keburukan lainnya. Jadi, takutlah terhadap sesuatu yang memang seharusnya ditakuti. Tidak ada dosa untuk itu. Tidak akan rusak iman seseorang jika takut terhadap sesuatu yang layak untuk ditakuti.

            Takut terhadap makhluk jangan dicampuradukan dengan takut kepada Allah swt karena berbeda tindakan kita sebagai akibat dari rasa takut itu. Berbeda jauh sekali. Sikap manusia normal jika takut terhadap makhluk, adalah akan menghindari makhluk itu. Misalnya, jika takut harimau dan ular kobra, manusia selalu menjauhinya atau mencari cara untuk menguasai atau membunuhnya; takut terhadap kereta api, mobil, dan motor, manusia harus berhati-hati mengendarainya atau menyeberang di tempat perlintasan atau jalan raya.

            Demikian pula, terhadap Corona karena manusia takut terjangkit dan terpapar, harus mematuhi Prokes, melaksanakan 5M, 3T, dan mengikuti program vaksinasi. Kalau tidak takut, jangan salahkan siapa-siapa jika terkena Covid-19, lalu terkapar di rumah sakit.

            Berbeda dengan takut kepada Allah swt. Jika kita takut terhadap makhluk adalah berupaya menghindari atau mengalahkannya. Akan tetapi, jika kita takut kepada Allah swt adalah dengan cara mendekati-Nya, bukan dengan menjauhi-Nya. Justru jika menjauhi-Nya, berbagai kesusahan dan kerusakan akan menimpa diri kita.

            Takut terhadap makhluk, normal, caranya hindari atau kalahkan.

            Takut terhadap Allah swt, harus, caranya dekati Dia dan menyerahlah kepada-Nya.

            Sampurasun.

No comments:

Post a Comment