oleh
Tom Finaldin
Bandung,
Putera Sang Surya
Tulisan ini masih terkait
Gus Muwafiq. Jadi makin aneh dan makin lucu soal ini. Beberapa bagian isi
ceramah Gus Muwafiq tentang masa kecil Nabi Muhammad saw dianggap menghina,
tetapi mereka tidak bisa memberikan kisah tandingan yang dianggap paling benar
tentang masa kecil Nabi Muhammad saw.
Karena tidak punya data untuk membantah hal yang
disampaikan Gus Muwafiq, mereka membantah dengan data-data yang tidak nyambung.
Misalnya, Nabi Muhammad saw itu rapi, bersih, badannya kuat, selalu sehat, tampan,
bicaranya jelas, dan tubuhnya selalu wangi. Itu benar, tetapi itu bukan masa
kecil Muhammad saw. Kisah itu adalah masa Nabi Muhammad saw sudah dewasa. Kisah
masa kecil dibantah dengan kisah masa dewasa, kan tidak nyambung jadinya.
Sebaiknya, tanyakan, diskusikan, atau perdebatkan
langsung bahwa informasi yang kita miliki tentang masa kecil Nabi saw berbeda
dengan yang dimiliki Gus Muwafiq. Sampaikan pula sumber kisah-kisah yang kita
miliki itu. Kalau tidak bisa langsung ketemu, tulis saja di internet tentang perbedaan-perbedaan
kisah itu dalam sebuah artikel, feature, atau yang lainnya. Jangan lupa tulis
sumber kisahnya. Biarkan terjadi diskursus, polemik. Itu sehat, baik, dan
mencerdaskan dibandingkan lapor polisi yang bisa bikin ribut.
Sudah ribut kan?
Kalau perbedaan itu diwacanakan, nanti akan saling teliti
tentang sumber kisah itu.
Siapa penulisnya? Bagaimana orangnya? Kapan menulisnya?
Dari mana dia tahu tentang masa kecil Nabi saw? Apa medianya? Kertas, daun
lontar, kulit kayu, tulang sapi, unta, atau kambing?
Hal-hal itu akan
ditanyakan untuk mendapatkan kebenaran. Kalau isinya tidak jelas, penulis atau
penyampai kisahnya tidak bisa dipercaya, prosesnya pun tidak jelas, bahkan
bertentangan dengan Al Quran. Terimalah itu sebagai kesalahan dan koreksilah
kisah itu. Itu konsekwensinya.
Kita itu punya jarak waktu dua puluh generasi dengan Nabi
Muhammad saw. Oleh sebab itu, untuk mendapatkan kebenaran tentang Nabi saw
menjadi tantangan tersendiri. Hitung saja generasi kita hingga ke Nabi Muhammad
saw, ada dua puluh generasi. Kita ke ayah-ibu, kakek-nenek, buyut, terusin
hingga ke generasi Nabi saw. Seandainya ada dua puluh generasi yang
menyampaikan berita yang sama tentang Nabi saw tanpa perbedaan sama sekali, itu
shahih karena kita mendapatkan informasi dari generasi Nabi saw yang melihat,
mendengar, dan terlibat langsung dengan Nabi Muhammad saw. Itulah yang
diupayakan oleh Imam Bukhari, mendapatkan sumber informasi yang sah dari orang
yang tepat tentang Nabi Muhammad saw.
Fokus pada masa kecil Nabi Muhammad saw, bukan masa
dewasa, dan jangan ke mana-mana hingga mendapatkan kebenaran. Kalau niatnya
lurus, insyaallah Allah swt
membukakan pengetahuan yang lurus tentang Kekasih-Nya, Muhammad saw.
Perlu diketahui pula bahwa yang menulis biografi Muhammad
saw itu sangat banyak di dunia ini dari zaman ke zaman, baik dari kalangan
muslim, nonmuslim, para pecinta dan pengagum, bahkan para pembenci. Bukan cuma
kalangan ulama yang menulisnya, para peneliti pun menulisnya. Saya sendiri
punya kisah Nabi saw ketika masih bayi yang saya dapatkan dari sebuah
prosiding, tidak akan saya ceriterakan dulu, entar kaget.
Prosiding ini berisi banyak makalah dalam berbagai
bahasa, seperti, bahasa Sunda, bahasa Jawa, bahasa Indonesia, Inggris,
Perancis, Belanda, dan Jerman. Beberapa makalah memaparkan kedekatan antara
Sunda dan Arab melalui jalur perdagangan sejak sebelum Nabi Muhammad saw lahir.
Ada sekelumit kisah hubungan orang Sunda dengan keluarga Nabi Muhammad saw
ketika Sang Nabi masih bayi. Nama prosidingnya “Proceeding: Seminar Sejarah dan Tradisi tentang Prabu Silihwangi” yang
disusun oleh V. Sukanda Tessier dan Hassan Muarif Ambary yang diterbitkan pada
1987 oleh Pemerintah Jawa Barat bekerja sama dengan Ecole Francaise D’Extreme-Pusat Penelitian Arkeologi Nasional.
Penelitian berkembang terus karena para ilmuwan selalu
penasaran ingin tahu. Hal itu membuat pengetahuan berkembang terus. Bisa jadi
hal yang dulu kita anggap benar, ternyata salah. Sebaliknya, hal yang dulu kita
anggap salah, ternyata benar. Itulah hasil penelitian.
Fokus bicara dan menulis masa kecil Nabi Muhammad saw,
jangan ke mana-mana supaya mendapatkan kebenaran. Itu juga kalau masih mau
mempermasalahkan sebagian ceramah Gus Muwafiq.
Sampurasun.
No comments:
Post a Comment