Friday 13 December 2019

Habib Luthfi Tokoh Penyeimbang

oleh Tom Finaldin


Bandung, Putera Sang Surya
Nama Habib Luthfi bin Yahya mulai lebih dikenal luas seiring dengan dinamika politik di Indonesia, terutama sepanjang kampanye Pemilihan Presiden Indonesia April 2019. Sebelumnya memang sudah terkenal di kalangan Nahdlatul Ulama (NU). Akan tetapi, namanya terus dikenal lebih luas hingga hari ini.

            Jasanya dalam dinamika politik Indonesia akhir-akhir ini adalah menyeimbangkan kesadaran politik masyarakat ke rel yang sebenarnya. Ketika banyak orang yang diakui atau mengakui dirinya sebagai “habib” dalam pengertian “keturunan Nabi Muhammad saw” dengan lantang menegaskan adalah pendukung pasangan Prabowo-Sandi (02), Habib Luthfi tampil dengan ketenangannya.

            Dalam berbagai pernyataannya Habib Luthfi lebih banyak menyuarakan nasihat-nasihatnya dan ketegasannya tentang perlunya menjaga kerukunan, ketertiban, dan kedamaian di Indonesia. Bahkan, dia sempat meminta aparat keamanan untuk tegas terhadap orang-orang yang melakukan huru-hara di Indonesia.

            Pada akhir menjelang hari-H pemilihan presiden, Habib Luthfi hadir pada beberapa stasiun televisi bersama dengan Jokowi. Keakraban Habib Luthfi dengan Jokowi tentu saja ditafsirkan langsung oleh masyarakat bahwa Habib Luthfi bin Yahya adalah pendukung pasangan Jokowi-Maruf Amin (01). Hal itu pun membuat masyarakat pendukung Jokowi-Maruf Amin lebih tenang untuk memastikan pilihannya kepada pasangan 01. Mereka tidak merasa kebingungan lagi karena sempat beberapa hari, bahkan beberapa minggu seolah-olah seluruh habib adalah pendukung 02. Karena orang yang bergelar habib banyak dihormati masyarakat, kemungkinan masyarakat berpikir untuk memilih 02 lebih besar. Tampilnya Habib Luthfi bin Yahya bersama Jokowi, menguatkan kesadaran masyarakat bahwa “tidak seluruh habib” memilih Prabowo-Sandi (02). Para habib pun ternyata memiliki pendapat, pemikiran, dan keinginan yang berbeda.

            Fenomena tersebut menyeimbangkan kesadaran masyarakat bahwa memilih pemimpin atau presiden tetaplah berdasarkan latar belakang, pengalaman, daya tarik personal, program kerja, visi-misi, dan lain sebagainya. Masyarakat semakin sadar bahwa memilih presiden itu bukan atas dasar dukungan orang-orang yang mengaku atau diakui sebagai habib. Buktinya, para habib pun berbeda pilihan. Artinya, masyarakat pun boleh berbeda pilihan sebagaimana para habib yang juga ternyata boleh berbeda pilihan.

            Sebetulnya, banyak habib lain yang juga satu sikap dengan Habib Luthfi bin Yahya, tetapi saya melihatnya Habib Luthfi lebih banyak tampil pada berbagai media, terutama di media sosial. Hal itu tak lepas dari kerja-kerja para pendukungnya yang kerap memposting Habib Luthfi di akun-akun Medsos mereka.

            Sekarang Habib Luthfi bin Yahya menjadi anggota Wantimpres. Artinya, Habib Luthfi memiliki alat yang lebih kuat untuk memberikan banyak masukan, kritikan, sekaligus nasihat kepada Presiden Jokowi. Nasihat-nasihatnya bisa disampaikannya sendiri secara langsung, bisa pula bareng-bareng anggota Wantimpres lainnya. Nasihat-nasihatnya bisa disampaikan kapan saja, baik diminta atau tidak diminta oleh Presiden. Nasihat-nasihatnya, insyaallah berharga. Meskipun demikian, nasihat itu ya nasihat, bukan perintah untuk Presiden. Artinya, Presiden bisa menggunakan nasihat-nasihat dari Wantimpres ataupun tidak menggunakannya karena Presiden pun memiliki pertimbangan sendiri. Akan tetapi, bagaimana pun Habib Luthfi bin Yahya adalah salah seorang terbaik di Indonesia bersama dengan delapan orang lainnya yang dipercaya untuk memberikan nasihat kepada Presiden Jokowi secara resmi.

            Sampurasun.

No comments:

Post a Comment