oleh
Tom Finaldin
Bandung,
Putera Sang Surya
Baru-baru ini Rocky Gerung
membuat pernyataan yang salah mengenai Pancasila dalam acara ILC di tvOne. Kesalahan pertama, ia mengatakan bahwa sila pertama dengan sila
kedua adalah bertentangan dalam arti “Ketuhanan
Yang Maha Esa” bertentangan dengan “Kemanusiaan
Yang Adil dan Beradab”. Menurutnya,
sila ketuhanan itu mendorong manusia berbuat untuk Tuhan, sebaliknya sila kemanusiaan
mendorong manusia berbuat untuk kebaikan manusia. Sebagai muslim, saya langsung
ketawa mendengarnya.
Untuk menganalisa pernyataan Rocky Gerung, mudah saja. Saya
menduga keras bahwa ia berpendapat seperti itu atas dasar pengetahuannya
terhadap pengalaman dan pemahaman tentang ketuhanan dan kemanusiaan yang
berkembang di Eropa-Barat-Kapitalis, terutama pada masa lalu. Saat itu memang
di Barat-Kapitalis kekuasaan gereja sangat mendominasi kehidupan manusia.
Saking kuatnya kekuasaan gereja, sampai mengganggu jalannya pemerintahan,
negara, termasuk kebebasan hidup masyarakat. Dalam perjalanannya, kekuasaan
gereja tersingkir oleh negara, mulailah era sekularisme, pemisahan urusan agama
dengan urusan negara. Gereja tidak boleh lagi ikut campur dalam pemerintahan.
Demikian pula di tengah masyarakat yang tertekan oleh pihak gereja melakukan “pemberontakan”
bahwa manusia itu harus berbuat untuk kebaikan manusia yang disebut kemanusiaan,
tidak mau lagi ditekan gereja atas nama Tuhan. Bahkan, komunis pun menyatakan
bahwa “Tuhan tidak ada” disebabkan gereja tidak memberikan pertolongan pada
kaum buruh karena telah disuap oleh para pengusaha kapitalis. Buku-buku tentang
ini sudah sangat banyak bertebaran di seluruh dunia dengan beragam bahasa.
Kalau ingin tahu lebih jauh, baca saja sendiri.
Intinya, Rocky Gerung menyatakan sila Ketuhanan dan sila
Kemanusiaan saling bertentangan disebabkan pengalaman dan pemahaman yang
berkembang di Barat-Kapitalis. Itu jelas salah. Kesalahannya adalah Pancasila
yang digali dari Bumi Pertiwi dan nilai-nilai yang tumbuh dalam kehidupan
masyarakat Indonesia sejak lama dianalisa dengan menggunakan pengalaman dan
pemahaman hidup di Barat-Kapitalis.
Sesungguhnya, ketuhanan dan kemanusiaan dalam keyakinan
orang Indonesia, apa pun agamanya, apa pun keyakinannya, tidaklah bertentangan.
Seluruh pemuka agama, apa pun agamanya, di Indonesia memiliki keyakinan yang
sama bahwa nilai-nilai kemanusiaan itu berasal dari keyakinan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa. Kita melakukan kebaikan pada manusia disebabkan memang Tuhan
memerintahkan kita untuk berbuat baik terhadap manusia dan alam semesta. Jadi,
berbuat baik kepada manusia adalah perwujudan dari pengabdian manusia kepada
Tuhan-nya. Sila pertama dan sila kedua dari Pancasila sama sekali tidak
bertentangan.
Kesalahan kedua Rocky
Gerung adalah mengatakan bahwa “Jokowi tidak mengerti Pancasila”. Boleh dia
mengatakan seperti itu jika Jokowi pernah memberikan kuliah atau pidato tentang
pemahaman atau penafsiran Pancasila. Kemudian, pemahaman Pancasila Jokowi
ternyata salah.
Kalau Jokowi tidak pernah menafsirkan Pancasila dan atau
Rocky Gerung tidak pernah mendengarnya, dari mana Rocky bisa menilai bahwa
Jokowi tidak mengerti Pancasila?
Rocky salah.
Benar memang Pancasila belum sepenuhnya terwujud dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Akan tetapi, itu kan tanggung jawab semua,
pemerintah bersama masyarakat. Oleh sebab itu, Pancasila disebut dasar negara
sekaligus tujuan negara.
Begitulah kesalahan Rocky Gerung atas pernyataannya
tentang Pancasila.
Sampurasun.
No comments:
Post a Comment