Wednesday, 11 December 2019

Kesalahan Rocky Gerung Soal Pancasila

oleh Tom Finaldin


Bandung, Putera Sang Surya
Baru-baru ini Rocky Gerung membuat pernyataan yang salah mengenai Pancasila dalam acara ILC di tvOne. Kesalahan pertama, ia mengatakan bahwa sila pertama dengan sila kedua adalah bertentangan dalam arti “Ketuhanan Yang Maha Esa” bertentangan dengan “Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab”.  Menurutnya, sila ketuhanan itu mendorong manusia berbuat untuk Tuhan, sebaliknya sila kemanusiaan mendorong manusia berbuat untuk kebaikan manusia. Sebagai muslim, saya langsung ketawa mendengarnya.

            Untuk menganalisa pernyataan Rocky Gerung, mudah saja. Saya menduga keras bahwa ia berpendapat seperti itu atas dasar pengetahuannya terhadap pengalaman dan pemahaman tentang ketuhanan dan kemanusiaan yang berkembang di Eropa-Barat-Kapitalis, terutama pada masa lalu. Saat itu memang di Barat-Kapitalis kekuasaan gereja sangat mendominasi kehidupan manusia. Saking kuatnya kekuasaan gereja, sampai mengganggu jalannya pemerintahan, negara, termasuk kebebasan hidup masyarakat. Dalam perjalanannya, kekuasaan gereja tersingkir oleh negara, mulailah era sekularisme, pemisahan urusan agama dengan urusan negara. Gereja tidak boleh lagi ikut campur dalam pemerintahan. Demikian pula di tengah masyarakat yang tertekan oleh pihak gereja melakukan “pemberontakan” bahwa manusia itu harus berbuat untuk kebaikan manusia yang disebut kemanusiaan, tidak mau lagi ditekan gereja atas nama Tuhan. Bahkan, komunis pun menyatakan bahwa “Tuhan tidak ada” disebabkan gereja tidak memberikan pertolongan pada kaum buruh karena telah disuap oleh para pengusaha kapitalis. Buku-buku tentang ini sudah sangat banyak bertebaran di seluruh dunia dengan beragam bahasa. Kalau ingin tahu lebih jauh, baca saja sendiri.

            Intinya, Rocky Gerung menyatakan sila Ketuhanan dan sila Kemanusiaan saling bertentangan disebabkan pengalaman dan pemahaman yang berkembang di Barat-Kapitalis. Itu jelas salah. Kesalahannya adalah Pancasila yang digali dari Bumi Pertiwi dan nilai-nilai yang tumbuh dalam kehidupan masyarakat Indonesia sejak lama dianalisa dengan menggunakan pengalaman dan pemahaman hidup di Barat-Kapitalis.

            Sesungguhnya, ketuhanan dan kemanusiaan dalam keyakinan orang Indonesia, apa pun agamanya, apa pun keyakinannya, tidaklah bertentangan. Seluruh pemuka agama, apa pun agamanya, di Indonesia memiliki keyakinan yang sama bahwa nilai-nilai kemanusiaan itu berasal dari keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Kita melakukan kebaikan pada manusia disebabkan memang Tuhan memerintahkan kita untuk berbuat baik terhadap manusia dan alam semesta. Jadi, berbuat baik kepada manusia adalah perwujudan dari pengabdian manusia kepada Tuhan-nya. Sila pertama dan sila kedua dari Pancasila sama sekali tidak bertentangan.

            Kesalahan kedua Rocky Gerung adalah mengatakan bahwa “Jokowi tidak mengerti Pancasila”. Boleh dia mengatakan seperti itu jika Jokowi pernah memberikan kuliah atau pidato tentang pemahaman atau penafsiran Pancasila. Kemudian, pemahaman Pancasila Jokowi ternyata salah.

            Kalau Jokowi tidak pernah menafsirkan Pancasila dan atau Rocky Gerung tidak pernah mendengarnya, dari mana Rocky bisa menilai bahwa Jokowi tidak mengerti Pancasila?

            Rocky salah.

            Benar memang Pancasila belum sepenuhnya terwujud dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Akan tetapi, itu kan tanggung jawab semua, pemerintah bersama masyarakat. Oleh sebab itu, Pancasila disebut dasar negara sekaligus tujuan negara.

            Begitulah kesalahan Rocky Gerung atas pernyataannya tentang Pancasila.

            Sampurasun.

No comments:

Post a Comment