oleh
Tom Finaldin
Bandung,
Putera Sang Surya
Pagi tadi saya buka Grup WA
Bas Tour yang anggotanya jamaah umroh bareng saya. Salah seorang teman
membagikan berita dari www.liputan6.com tentang terpilihnya
Indonesia menjadi lokasi pertama pembangunan Museum Rasulullah di luar Negara
Arab Saudi. Sementara itu, negara lain masih berusaha untuk mendapatkan
kesempatan tersebut.
Dari tanggal berita tersebut, tertulis bahwa
keterangannya mulai ada pada 24 Desember 2019. Artinya, saya telat satu hari
membacanya. Mungkin orang lain sudah lebih dulu tahu. It’s Ok.
Setelah membaca berita tersebut, langsung teringat
pengalaman spiritual ketika saya berdoa dan shalat di samping timur dinding ruangan
makam Rasulullah Muhammad saw, Medinah. Sungguh, pengalaman emosional luar
biasa yang tidak bisa diungkapkan sempurna dengan kata-kata. Untuk mengucapkan
terima kasih kepada Nabi Muhammad saw saja sulitnya minta ampun, tercekat dalam
tangis haru. Perlu beberapa waktu untuk mengendalikan diri hingga lancar berkata-kata
lagi.
Sekarang, Indonesia diberikan kesempatan untuk menjadi
lokasi pertama pembangunan Museum Rasulullah. Itu artinya masyarakat Indonesia
dapat secara langsung lebih dekat mengenal Rasulullah dan mendapatkan
pengalaman emosional tersendiri terkait Rasulullah. Kita tidak perlu jauh-jauh
untuk melihat benda-benda milik Nabi Muhammad saw. Naskah-naskah, manuskrip,
benda-benda peninggalan Muhammad saw yang selama tiga belas tahun dikumpulkan
dari berbagai belahan dunia akan disimpan sebagian di Indonesia.
Bagi para pecinta Nabi Muhammad saw, ini merupakan
kebahagiaan tersendiri. Kita bisa lihat contohnya bahwa “selembar rambut Nabi
Muhammad saw” saja yang dihadiahkan untuk Indonesia, umat berbondong-bondong
datang, berdoa, berdzikir, bersyukur, terharu, dan mendorong umat untuk lebih
baik lagi beriman dan berislam. Demikian pula ketika “satu mangkuk tembaga” yang
digunakan oleh Nabi Muhammad saw untuk makan, minum, termasuk mengambil air wudhu
diarak di jalanan utama Negara Cechnya. Jutaan orang berdiri di pinggir jalan
untuk menyambut mangkuk itu hingga diserahkan kepada Imam Besar Cechnya untuk
disimpan. Sebelum disimpan, pejabat dan para imam di Cechnya menciumi mangkuk
tersebut sambil menangis. Hal-hal seperti itu terjadi karena kerinduan dan
kecintaan kepada Muhammad saw hingga seolah-olah Sang Nabi ada bersama mereka.
Itu baru satu benda. Bayangkan jika ada puluhan atau
ratusan benda yang disimpan di museum Indonesia, betapa bahagianya para pecinta
Nabi saw di Indonesia. Apa pun yang terkait Rasulullah Muhammad saw selalu
berkesan di hati para pecintanya.
Terpilihnya Indonesia menjadi negara pertama di luar Arab
Saudi untuk membangun Museum Rasulullah disebabkan Indonesia lebih serius
dibandingkan negara lain dalam menginginkannya. Hal itu ditandai dengan sudah
disiapkannya oleh Indonesia lahan pembangunan Museum Rasulullah di Cimanggis,
Depok, Jawa Barat.
Lembaga Muslim Dunia dan Tim Pembangunan Museum
Rasulullah yang membiayai pembangunan tersebut menginginkan secepatnya
Indonesia bekerja untuk mewujudkannya. Semakin serius kita, semakin cepat
terealisasi museum tersebut. Itu artinya, pemerintah, Ormas Islam, para
pengusaha, dan masyarakat harus konsentrasi bahu-membahu bekerja sama-sama.
Semua orang, apa pun pangkatnya, dapat menyumbangkan apa saja yang positif,
misalnya, tenaga, pikiran, ketertiban, ketenangan, kecerdasan, waktu, termasuk dana;
paling tidak, kita bisa berdoa agar upaya positif ini bisa terlaksana dengan
lancar.
Jika kita serius, museum ini bermanfaat bukan hanya untuk
rakyat Indonesia, melainkan pula untuk masyarakat dunia. Orang-orang dari
berbagai belahan dunia akan berdatangan lebih banyak ke Indonesia untuk
mengunjungi museum tersebut. Jika Indonesia tidak serius ditambah tidak aman dengan
suasana tidak tenang, bisa-bisa pembangunan dialihkan ke negara lain. Itu tidak
boleh terjadi.
Jangan bikin isu aneh-aneh. Mari kita saling bantu agar
Rasullah saw semakin dekat dengan kita. Semoga Allah swt selalu bersama kita.
Aamiin.
Sampurasun.
No comments:
Post a Comment