Friday, 17 March 2017

Isu Agama Boleh Dijadikan Isu Kampanye

oleh Tom Finaldin


Bandung, Putera Sang Surya
Isu agama boleh sekali digunakan menjadi isu kampanye. Setiap pemeluk agama apa pun yang diakui di Indonesia ini berhak mengingatkan umatnya untuk selalu memilih pemimpin yang “seiman, sekeyakinan, seagama”. Ini adalah hak, tetapi bukan kewajiban.

            Hal yang tidak boleh dilakukan adalah berbohong, memfitnah, menuduh tanpa bukti pasti, memutarbalikkan fakta, black campaign, dan memanipulasi agama disesuaikan dengan kepentingan hawa nafsunya. Apalagi jika merendahkan orang lain dengan cara sok tahu bahwa apabila tidak sesuai dengan keinginannya, disebut orang tidak beriman, kurang iman, penghuni neraka, sesat, dan lain sebagainya.

            Orang Islam boleh berkampanye agar umat Islam memilih pemimpin yang rajin shalat, puasa, tahajud, dzikir, hafidz Quran, dan lain sebagainya. Akan tetapi, jangan membuat huru hara dengan menyakiti orang lain jika ada yang memilih tidak sesuai dengan yang dikampanyekan. Jangan teriakin orang lain yang memilih pemimpin tidak atas dasar itu semua, tetapi berdasarkan program kerja dan bukti latar belakang karir selama hidupnya. Silakan berkampanye dengan menggunakan isu-isu primordial, tetapi jangan membuat perpecahan atau menyakiti orang lain dengan kata-kata atau tulisan kasar karena di samping mengganggu stabilitas, juga melanggar hukum. Kampanye ya kampanye dan biarkan masyarakat memilih sesuai dengan keinginan dan keyakinan hatinya. Tidak perlu memisahkan diri dari orang yang memiliki perbedaan pilihan dan tidak harus mengucilkan orang yang berbeda pilihan dengan kita.

            Demikian pula umat-umat nonmuslim, sangat diperbolehkan untuk mengingatkan umatnya untuk memilih pemimpin yang satu keyakinan. Akan tetapi, jangan membuat hinaan, cercaan, memisahkan diri, atau mengucilkan orang lain apabila ada yang memilih tidak berdasarkan ajakan temannya satu agama. Biarkan setiap diri menentukan pilihannya dan bertanggung jawab atas pilihannya itu, baik di dunia maupun di akhirat kelak. Jangan bikin aksi pengucilan dan penghinaan jika ada nonmuslim yang memilih pemimpin beragama Islam.

            Semua isu boleh digunakan, tetapi dilarang untuk membuat perpecahan. Semua harus saling menghormati dan tetap saling membantu dalam kehidupan sosial meskipun berbeda pilihan. Hal itu disebabkan semua orang memiliki keinginan yang berbeda dan bersedia bertanggung jawab atas keputusan yang diambilnya. Sepanjang tidak melanggar aturan yang telah disepakati di Negara Indonesia, apa pun boleh dilakukan. Kita tinggal berpikir, memilih, dan memilah mana yang baik dilakukan, mana yang tidak boleh dilakukan, dan mana yang tidak perlu dilakukan.


            Sampurasun.

No comments:

Post a Comment