oleh
Tom Finaldin
Bandung,
Putera Sang Surya
Isu agama boleh sekali
digunakan menjadi isu kampanye. Setiap pemeluk agama apa pun yang diakui di
Indonesia ini berhak mengingatkan umatnya untuk selalu memilih pemimpin yang
“seiman, sekeyakinan, seagama”. Ini adalah hak, tetapi bukan kewajiban.
Hal yang tidak boleh dilakukan adalah berbohong,
memfitnah, menuduh tanpa bukti pasti, memutarbalikkan fakta, black campaign, dan memanipulasi agama
disesuaikan dengan kepentingan hawa nafsunya. Apalagi jika merendahkan orang
lain dengan cara sok tahu bahwa apabila tidak sesuai dengan keinginannya,
disebut orang tidak beriman, kurang iman, penghuni neraka, sesat, dan lain
sebagainya.
Orang Islam boleh berkampanye agar umat Islam memilih
pemimpin yang rajin shalat, puasa, tahajud, dzikir, hafidz Quran, dan lain
sebagainya. Akan tetapi, jangan membuat huru hara dengan menyakiti orang lain
jika ada yang memilih tidak sesuai dengan yang dikampanyekan. Jangan teriakin
orang lain yang memilih pemimpin tidak atas dasar itu semua, tetapi berdasarkan
program kerja dan bukti latar belakang karir selama hidupnya. Silakan
berkampanye dengan menggunakan isu-isu primordial, tetapi jangan membuat perpecahan
atau menyakiti orang lain dengan kata-kata atau tulisan kasar karena di samping
mengganggu stabilitas, juga melanggar hukum. Kampanye ya kampanye dan biarkan
masyarakat memilih sesuai dengan keinginan dan keyakinan hatinya. Tidak perlu
memisahkan diri dari orang yang memiliki perbedaan pilihan dan tidak harus
mengucilkan orang yang berbeda pilihan dengan kita.
Demikian pula umat-umat nonmuslim, sangat diperbolehkan
untuk mengingatkan umatnya untuk memilih pemimpin yang satu keyakinan. Akan
tetapi, jangan membuat hinaan, cercaan, memisahkan diri, atau mengucilkan orang
lain apabila ada yang memilih tidak berdasarkan ajakan temannya satu agama.
Biarkan setiap diri menentukan pilihannya dan bertanggung jawab atas pilihannya
itu, baik di dunia maupun di akhirat kelak. Jangan bikin aksi pengucilan dan
penghinaan jika ada nonmuslim yang memilih pemimpin beragama Islam.
Semua isu boleh digunakan, tetapi dilarang untuk membuat
perpecahan. Semua harus saling menghormati dan tetap saling membantu dalam
kehidupan sosial meskipun berbeda pilihan. Hal itu disebabkan semua orang
memiliki keinginan yang berbeda dan bersedia bertanggung jawab atas keputusan
yang diambilnya. Sepanjang tidak melanggar aturan yang telah disepakati di
Negara Indonesia, apa pun boleh dilakukan. Kita tinggal berpikir, memilih, dan
memilah mana yang baik dilakukan, mana yang tidak boleh dilakukan, dan mana
yang tidak perlu dilakukan.
Sampurasun.
No comments:
Post a Comment