Saturday, 25 September 2021

Cara Mudah Mengusir Cina


oleh Tom Finaldin

 

Bandung, Putera Sang Surya

Konflik di Laut Cina Selatan (LCS) memang sudah terjadi sejak lama, tetapi konflik ini semakin memanas akhir-akhir ini. Hal ini dipicu oleh pengusiran yang dilakukan oleh patroli kapal Indonesia terhadap kapal coast guard cina, ‘penjaga pantai Cina’ di wilayah perairan hak berdaulat Indonesia, zona ekonomi eksklusif (ZEE) Indonesia.

Peristiwa pengusiran yang dilakukan seorang gadis berhijab Indonesia pada kapal Cina ini menjadi pusat perhatian dunia, bahkan negara-negara dan rakyat barat  mendukung penuh keberanian Indonesia dan bersedia membantu Indonesia mengusir Cina.

Gadis itu mengusir Cina dari wilayah Indonesia, “I order you to leave our territorial waters!”

“Aku perintahkan kalian untuk meninggalkan wilayah perairan kami!”

Kalimat itu diucapkan berulang-ulang sampai kapal Cina pergi dari wilayah ZEE Indonesia.

 Banyak yang langsung jatuh cinta pada gadis itu.

            “She is so cute, greeting from US to girl with hair dress. She has strike words.”

“Dia sangat cantik, salam dari Amerika Serikat buat gadis berhijab. Dia punya kalimat langsung yang tegas.”

Semacam itulah kalimat-kalimat mereka, bukan hanya dari Amerika Serikat, melainkan pula dari berbagai negara barat.

            Kalau dilihat seringnya kapal-kapal Cina dan negara lainnya masuk ke wilayah perairan Indonesia, hal itu disebabkan Indonesia sendiri yang salah, kurang perhatian, dan kurang mengurus wilayah perairan dan pulau-pulau terluar milik Indonesia. Padahal, kita sudah punya pengalaman buruk dengan terlepasnya Pulau Sipadan dan Ligitan yang kemudian diambil alih Malaysia. Hal itu disebabkan Malaysia yang mengurus dan membinanya sejak lama hingga mata uang dan bahasanya pun berasal dari Malaysia. Di tingkat internasional diputuskan bahwa pulau itu menjadi milik Malaysia, padahal dulunya milik Indonesia.

            Akhir-akhir ini sering sekali Cina dan Vietnam mencuri ikan di perairan Indonesia karena kurangnya penjagaan atau patroli laut dan tidak adanya kegiatan di pulau-pulau terluar milik Indonesia. Karena pemerintah Indonesia kurang perhatian terhadap miliknya sendiri, hampir-hampir Cina, Vietnam, dan negara pencuri lainnya merasa memiliki wilayah itu. Mereka sudah mengeksploitasi wilayah itu sejak zaman Presiden Pertama RI Soekarno hingga Presiden Jokowi.

Untunglah, Allah swt masih sayang pada Indonesia sehingga dibukakan matanya untuk segera memperbaiki kesalahannya. Kini kementerian pertahanan dan kementerian luar negeri mulai secara bertahap memperbanyak dan memperkuat kapal-kapal perang Indonesia dan menempatkan prajurit di pulau-pulau terluar Indonesia. Dengan demikian, Indonesia mengukuhkan diri di wilayahnya sendiri.

Jadi, untuk mengusir Cina, Vietnam, dan negara lainnya agar tidak merampok di kawasan Natuna Utara, Indonesia harus memperkuat pertahanan, menempatkan rakyat di pulau-pulau terluar di Natuna Utara dan di seluruh Indonesia, memperbanyak nelayan Indonesia untuk mencari ikan di sana, membangun pengeboran minyak di kawasan itu, serta jangan dilupakan agar diperbanyak pendidikan untuk generasi muda terkait kelautan, perikanan, pertanian, berikut cara pengolahan bahan mentah menjadi barang setengah jadi dan  barang siap konsumsi. Dengan demikian, terjadi aktivitas nyata di wilayah Indonesia sendiri. Hal ini terbukti ketika mereka mencuri ikan, tetapi ketahuan pihak Indonesia, mereka pun mundur meskipun masih bersikap arogan. Demikian pula di pulau terluar Pulau Rote, Australia berpikir ribuan kali untuk bikin masalah karena ada aktivitas masyarakat Indonesia yang nyata aktif di sana.

Pemerintah dan rakyat Indonesia harus terbuka matanya untuk bersama-sama memanfaatkan anugerah Allah swt berupa kekayaan alam yang bisa meningkatkan kesejahteraan rakyat dan negara serta terbebas dari kejahatan para pencuri. Allah swt sudah memberikannya untuk Indonesia, tinggal kitanya yang rajin memanfaatkan dan menjaganya dengan baik.

Sampurasun.

No comments:

Post a Comment