Sunday 5 September 2021

Perang di Depan Pintu Indonesia

 


oleh Tom Finaldin

 

Bandung, Putera Sang Surya

Begitulah beberapa pengamat mengatakannya. Setelah bosan main-main dengan Afghanistan, sekarang Amerika Serikat (AS) mulai jelas main-main dengan Cina. Kemarin-kemarin juga sebetulnya sekali-sekali AS menunjukkan kekuatannya pada Cina untuk mempertahankan pengaruh dan posisinya di dunia. AS memang tidak mau disalip Cina, baik secara ekonomi, politik, militer, maupun pengaruhnya. Sekarang, setelah melepaskan diri dari Afghanistan, AS lebih fokus untuk menghadapi Cina.

            Indonesia adalah negara penting bagi AS untuk dijadikan partner dalam bermain di Laut Cina Selatan (LCS). Cina memang sering bikin gara-gara di Laut Cina Selatan dengan negara-negara di Asia Tenggara. Mereka seolah-olah memiliki hak penuh atas LCS, padahal ada hukum internasional yang mengatur tentang kepemilikan wilayah laut itu yang harus dipatuhi semuanya. Oleh sebab itu, ketika Cina melanggar wilayah zona ekonomi eksklusif (ZEE) Indonesia, kemudian Indonesia mengusirnya, bahkan Presiden RI Jokowi datang langsung ke Natuna untuk memeriksa keadaan di sana, negara-negara Nato mendukung Indonesia. Amerika Serikat sendiri memuji Indonesia setinggi langit. Pejabat AS menyatakan bahwa Indonesia adalah negara satu-satunya di kawasan Asia Tenggara yang berani menghadapi Cina. Demikian pula rakyat di kawasan Asia Tenggara memuji Indonesia dan menginginkan pemimpinnya berani tegas terhadap Cina seperti Jokowi.


Saling hormat antara pasukan Indonesia dan pasukan Amerika Serikat (Foto: JakartaGreater)


            Ketegangan Indonesia dan Cina di LCS dianggap AS sebagai pintu masuk untuk makin terlibat di LCS. AS sempat menawarkan dirinya untuk membantu Indonesia dalam menghadapi Cina. Akan tetapi, Indonesia adalah negara nonblok dengan politik luar negeri bebas aktif yang tidak akan pro ke salah satu pihak, Indonesia tetap bertahan untuk tidak pro ke AS dan tidak pro ke Cina. Indonesia hanya mementingkan kepentingan dirinya sendiri dengan tetap mengupayakan perdamaian dunia. Artinya, Indonesia tidak akan terlalu dekat ke AS atau ke Cina. Indonesia tetap berusaha untuk tetap bisa berhubungan baik dengan negara mana saja.

            Dengan Cina banyak bisnis yang menguntungkan Indonesia. Dengan AS persahabatan militer sangat menguntungkan Indonesia. Kedekatan militer antara AS dan Indonesia sangat menguntungkan untuk keamanan di LCS tanpa harus ikut bergabung dalam kekuatan militer AS seperti Nato. Kedekatan militer ini semakin bertambah dengan dilakukannya latihan perang bersama terbesar dalam sejarah antara AS dengan Indonesia, Agustus 2021, yang melibatkan ribuan prajurit AS dan Indonesia.

            Bagi AS, latihan bersama Indonesia diharapkan semakin mudah untuk mengontrol Laut Cina Selatan dari pengaruh Cina. Sementara itu, Indonesia pun berkepentingan untuk menjaga wilayah perairannya di situ.


Persahabatan antara militer Indonesia dan Amerika Serikat (Foto: Republika)


            Latihan antara AS dan Indonesia telah memantik kemarahan Cina yang segera melakukan latihan perang bersama Rusia dengan melibatkan sepuluh ribu pasukan. Kehadiran AS di Indonesia adalah ancaman bagi Cina. Inilah yang dikatakan orang sebagai “perang sudah di depan pintu Indonesia”. AS yang sudah lepas dari Afghanistan kini fokus menghadapi Cina.

            Indonesia harus tetap dengan prinsip nonbloknya untuk tidak terseret ke sana kemari dalam perebutan pengaruh itu di samping harus kukuh dalam politik luar negeri bebas aktif dalam menciptakan perdamaian dunia. Kepentingan Indonesia adalah menjaga wilayah kekuasaannya sendiri dari bahaya dikuasai negara lain. Untuk itulah, Indonesia harus pula tetap meningkatkan kekuatan militernya sendiri. AS dan Cina adalah sama-sama sahabat Indonesia. Satu-satunya jalan agar tidak berperang adalah menghormati hukum internasional yang telah disepakati di Laut Cina Selatan. Kalaupun mereka berperang, Indonesia wajib melindungi dirinya karena perang itu berada di depan pintu Indonesia.

            Sampurasun.




No comments:

Post a Comment