Tuesday, 21 September 2021

Hentikan Polemik Soal Jenderal Dudung

 


oleh Tom Finaldin

 

Bandung, Putera Sang Surya

Ternyata, polemik pernyataan Panglima Kostrad Letnan Jenderal Dudung Abdurachman tidak berhenti, terus digoreng dan di-blow up yang justru makin tidak karuan, kacau balau, sama sekali tidak mendidik, bahkan menyesatkan. Mereka yang terus adu bacot nggak jelas itu terdiri atas dua pihak, yaitu: para Kadrun dan para buzzer. Maaf saya menggunakan dua istilah itu karena memang kenyataannya merekalah yang seolah-olah merasa diri paling pintar tentang segala hal.

            Jenderal Dudung memang pernah mengatakan bahwa “semua agama benar di mata Tuhan”. Kalimatnya ini menjadi perdebatan. Perdebatan itu sebenarnya akan mengasyikkan jika menggunakan standar-standar pengetahuan yang jelas, baik pengetahuan keagamaan, maupun standar ilmiah. Sayangnya, para Kadrun dan buzzer itu tidak menggunakannya meskipun mereka sama-sama mengatakan dirinya menggunakan akal sehat.

            Para Kadrun menggunakan emosinya, rasa sakit hati, atau kebenciannya sampai-sampai pernyataan Jenderal Dudung dianggap sebagai kebangkitan “neokomunis” atau tanda bangkitnya PKI. Ada juga yang mengatakan bahwa Dudung adalah penjilat istana Jokowi. Sementara itu, para buzzer menggunakan pikirannya saja dengan menganggap bahwa akal pikirannya adalah yang paling benar sehingga menganggap pernyataan Dudung adalah benar untuk konteks kebangsaan dalam rangka menguatkan NKRI. Padahal, kemampuan akal dan pikiran manusia itu terbatas. Oleh sebab itu, Allah swt menurunkan para nabi berikut ajarannya untuk memandu akal agar tetap berada dalam koridor wahyu Illahi.

            Pernyataan Dudung tentang semua agama benar di mata Tuhan memang menjadi persoalan akidah. Untuk menilainya, dalam Islam harus bersandar pada dalil naqli yang berupa panduan tertulis dalam Al Quran dan hadits. Kemudian, ada dalil aqli dengan menggunakan akal secara baik dan seimbang. Jika mau berdiskusi ataupun berdebat dengan menggunakan dalil-dalil itu, akan sangat mudah dipahami dan diselesaikan. Tinggal kitanya mau mengikuti dalil atau mengikuti hawa nafsu. Setelah kebenaran tampak jelas, biarkan Allah swt yang memutuskan tindakan-Nya terhadap persoalan itu. Allah swt bisa memutuskannya dan mempertegas tindakannya di dunia atau di akhirat, terserah Dia sendiri.

            Perdebatan menjadi sangat semrawut karena meluas menjadi isu kebangkitan komunis dan penguatan NKRI. Padahal, sama sekali enggak ada hubungannya dengan pernyataan Jenderal Dudung. Para Kadrun dan para buzzer itu adu pintar hingga menyesatkan dirinya sendiri dan orang lain.

            Hentikan segera perdebatan yang tidak ada artinya itu hingga meluas ke isu-isu lain yang tidak ada hubungannya. Kalau mau didiskusikan atau diperdebatkan, fokuslah ke kalimat Dudung, lalu analisislah dengan menggunakan kaidah-kaidah ilmiah dengan dasar yang jelas. Jangan ngecapruk hingga menyesatkan orang lain, kasihan orang lain jadi ikut salah berpikir dan bertindak.

            Bagaimana dengan pendapat saya sendiri?

            Baca saja tulisan saya yang lalu tentang pernyataan itu.

            Sampurasun.

No comments:

Post a Comment