oleh
Tom Finaldin
Bandung,
Putera Sang Surya
Ternyata, polemik pernyataan
Panglima Kostrad Letnan Jenderal Dudung Abdurachman tidak berhenti, terus
digoreng dan di-blow up yang justru
makin tidak karuan, kacau balau, sama sekali tidak mendidik, bahkan
menyesatkan. Mereka yang terus adu bacot nggak jelas itu terdiri atas dua
pihak, yaitu: para Kadrun dan para buzzer. Maaf saya menggunakan dua istilah
itu karena memang kenyataannya merekalah yang seolah-olah merasa diri paling
pintar tentang segala hal.
Jenderal Dudung memang pernah mengatakan bahwa “semua agama benar di mata Tuhan”. Kalimatnya
ini menjadi perdebatan. Perdebatan itu sebenarnya akan mengasyikkan jika
menggunakan standar-standar pengetahuan yang jelas, baik pengetahuan keagamaan,
maupun standar ilmiah. Sayangnya, para Kadrun dan buzzer itu tidak
menggunakannya meskipun mereka sama-sama mengatakan dirinya menggunakan akal
sehat.
Para Kadrun menggunakan emosinya, rasa sakit hati, atau kebenciannya
sampai-sampai pernyataan Jenderal Dudung dianggap sebagai kebangkitan “neokomunis” atau tanda bangkitnya PKI.
Ada juga yang mengatakan bahwa Dudung adalah penjilat istana Jokowi. Sementara
itu, para buzzer menggunakan pikirannya saja dengan menganggap bahwa akal
pikirannya adalah yang paling benar sehingga menganggap pernyataan Dudung
adalah benar untuk konteks kebangsaan dalam rangka menguatkan NKRI. Padahal,
kemampuan akal dan pikiran manusia itu terbatas. Oleh sebab itu, Allah swt
menurunkan para nabi berikut ajarannya untuk memandu akal agar tetap berada
dalam koridor wahyu Illahi.
Pernyataan Dudung tentang semua agama benar di mata Tuhan
memang menjadi persoalan akidah. Untuk menilainya, dalam Islam harus bersandar
pada dalil naqli yang berupa panduan tertulis dalam Al Quran dan hadits.
Kemudian, ada dalil aqli dengan menggunakan akal secara baik dan seimbang. Jika
mau berdiskusi ataupun berdebat dengan menggunakan dalil-dalil itu, akan sangat
mudah dipahami dan diselesaikan. Tinggal kitanya mau mengikuti dalil atau
mengikuti hawa nafsu. Setelah kebenaran tampak jelas, biarkan Allah swt yang
memutuskan tindakan-Nya terhadap persoalan itu. Allah swt bisa memutuskannya dan
mempertegas tindakannya di dunia atau di akhirat, terserah Dia sendiri.
Perdebatan menjadi sangat semrawut karena meluas menjadi
isu kebangkitan komunis dan penguatan NKRI. Padahal, sama sekali enggak ada
hubungannya dengan pernyataan Jenderal Dudung. Para Kadrun dan para buzzer itu
adu pintar hingga menyesatkan dirinya sendiri dan orang lain.
Hentikan segera perdebatan yang tidak ada artinya itu hingga
meluas ke isu-isu lain yang tidak ada hubungannya. Kalau mau didiskusikan atau
diperdebatkan, fokuslah ke kalimat Dudung, lalu analisislah dengan menggunakan
kaidah-kaidah ilmiah dengan dasar yang jelas. Jangan ngecapruk hingga
menyesatkan orang lain, kasihan orang lain jadi ikut salah berpikir dan
bertindak.
Bagaimana dengan pendapat saya sendiri?
Baca saja tulisan saya yang lalu tentang pernyataan itu.
Sampurasun.
No comments:
Post a Comment