Thursday, 23 September 2021

Si Pinokio Sita Kekayaan Cendana

 

oleh Tom Finaldin

 

Bandung Putera Sang Surya

Keluarga mantan Presiden Kedua RI, Soeharto, sering disebut Keluarga Cendana karena memang mereka tinggal di Jln. Cendana, Jakarta. Wilayah ini adalah lingkungan nomor satu di Indonesia saat mereka berkuasa. Saat ini keluarga ini sedang digugat negara karena memiliki banyak hutang dan masih menguasai hal-hal yang sebetulnya milik negara yang harus digunakan untuk kepentingan rakyat. Pemerintah sedang berupaya meningkatkan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), salah satunya dari penyitaan aset dan penagihan hutang Cendana.

            Beberapa aset Cendana disita negara. Presiden RI Jokowi yang kerap diledek sebagai Si Pinokio telah menandatangani Peraturan Presiden untuk mengambil alih Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Taman wisata ini sebelumnya dikuasai keluarga Cendana selama 44 tahun, kini diambil dan diurus oleh negara.

            Gedung Granadi dan villa di Megamendung, Bogor pun disita negara karena adanya dugaan penyelewengan yang dilakukan Cendana atas dana yang terkumpul di Yayasan Supersemar. Dana ini seharusnya untuk beasiswa para pelajar, tetapi justru diberikan ke sejumlah perusahaan yang tentunya konco-konco Cendana. Oleh sebab itu, pengadilan mewajibkan Cendana harus membayar ke negara sejumlah 4,4 triliun.

            Sebanyak 113 rekening deposito dan giro pun telah disita negara untuk memenuhi kewajiban keluarga itu membayar ke negara. Di samping itu, masih banyak yang sudah disita negara, seperti, tanah dan kendaraan.

            Di samping itu, masih banyak hutang keluarga ini yang diincar Menteri Keuangan RI Sri Mulyani. Ketiga anak Soeharto punya hutang banyak terhadap negara.

            Bambang Trihatmodjo punya hutang karena dia meminjam uang ke negara untuk menutupi kekurangan penyelenggaraan Sea Games XIX tahun 1997. Saat itu dia jadi ketua konsorsium swasta. Hutangnya belum dibayar hingga hari ini.

            Tommy Soeharto punya hutang banyak untuk menutupi operasional perusahaan miliknya, PT Timor Putra Nasional, yang dulu dagang mobil Timor. Besar lho hutangnya, 2,6 triliun.

            Siti Hardijanti Rukmana yang dikenal dengan nama Mbak Tutut pun punya hutang sangat banyak terhadap negara. Jumlahnya mencapai jutaan dollar AS untuk menghidupi perusahaan-perusahaan yang terkait dengan dirinya.

            Banyak yang telah menulis data-data yang lebih lengkap, cek saja sendiri, mudah kok. Tidak perlu selalu harus saya yang menulisnya.

            Aset-aset yang sudah seharusnya milik negara harus diambil, hutang-hutang siapa pun harus ditagih karena Indonesia harus terus membangun, menstabilkan keuangan yang terkuras akibat pandemi, dan mempersiapkan diri untuk bencana berikutnya yang diperkirakan lebih mengerikan dibandingkan corona, yaitu bencana iklim ekstrim yang akan menimbulkan banyak bencana alam, penyakit, dan kematian. Di samping itu, wajib memperkuat Alutsista ketiga matra: AD, AU, dan AL karena kita akan menghadapi perang di Laut Natuna Utara antara AS dan Nato melawan Cina.

            Hal yang harus kita perhatikan adalah kejadian yang menimpa keluarga Cendana merupakan hukum dari sebab-akibat, yaitu kondisi yang terjadi pada diri kita hari ini adalah akibat perilaku kita pada masa lalu dan perilaku kita hari ini adalah menentukan kondisi kita pada masa depan.

            Sampurasun.

 

Sumber:

https://money.kompas.com/read/2021/09/11/103103126/fakta-utang-3-anak-soeharto-dulunya-merupakan-bantuan-pemerintah?page=all

 

https://money.kompas.com/read/2021/04/30/210100326/ini-daftar-aset-keluarga-cendana-yang-disita-negara?page=all

No comments:

Post a Comment