oleh
Tom Finaldin
Bandung,
Putera Sang Surya
Masih ingat kan peristiwa Bandung Lautan Api?
Rakyat Bandung membakar rumah-rumah, gedung-gedung, dan
bangunan-bangunan lain sebelum meninggalkan Kota Bandung menuju Bandung
Selatan. Hal itu dilakukan agar bangunan-bangunan itu tidak digunakan oleh
pasukan Belanda ketika Belanda memasuki Kota Bandung. Dengan demikian, ketika
rakyat mengungsi meninggalkan Kota Bandung, pasukan Belanda hanya menemukan
bangunan-bangunan dan gedung-gedung yang gosong tak lagi bisa digunakan dengan
baik, kecuali diperbaiki dulu.
Hal yang mirip Bandung Lautan Api terjadi di Bandara
Hamid Karzai, Kabul, Afghanistan. Ketika pasukan Amerika Serikat (AS) hendak
meninggalkan Afghanistan, 31 Agustus 2021, mereka merusakkan pesawat-pesawat,
heli-heli, dan peralatan lainnya milik AS yang harganya bisa mencapai triliunan
agar tidak bisa dipergunakan oleh Taliban. Dengan demikian, ketika pasukan AS
terbang meninggalkan Afghanistan, Taliban tidak dapat menggunakan pesawat,
heli, dan peralatan lainnya.
Foto: SUARAISLAM.ID |
Pejabat militer AS memastikan bahwa pesawat-pesawat itu
sudah menjadi barang rongsokan dan tidak bisa lagi diperbaiki. Sebetulnya sih, menurut
saya, masih bisa diperbaiki kalau memiliki banyak uang dan teknologi yang cukup
untuk memperbaikinya. Akan tetapi, kalau melihat kemampuan Taliban, memang
tidak bisa memperbaikinya untuk saat ini.
Berbeda
dengan orang Indonesia, jangankan para ilmuwan yang ahli dalam bidang teknik, montir
bengkel sederhana apa saja gemar mencoba, “ngulik”,
hingga kendaraan mogok rongsokan pun bisa hidup lagi. Motor atau mobil
Jadul yang sudah tidak ada di muka Bumi ini, masih bisa hidup di Indonesia ini.
Mungkin, pesawat hancur pun bisa “diulik”
hingga hidup lagi. Itulah bedanya
orang Indonesia dengan Taliban.
Kembali
ke soal penghancuran pesawat di Kabul, memang begitulah yang namanya berselisih
atau bertengkar. Tak ada keuntungan dari perselisihan dan pertengkaran,
kalaupun tidak menghancurkan musuh, ya menghancurkan milik sendiri agar tidak
bisa dimanfaatkan orang lain, musuhnya. Berbeda dengan perdamaian dan kerja
sama yang harus saling menguntungkan dan memberikan manfaat. Setiap orang
saling memberi.
No comments:
Post a Comment