Thursday, 2 September 2021

Penghancuran Pesawat Bandara di Afghanistan Mirip Bandung Lautan Api

 

oleh Tom Finaldin

 

Bandung, Putera Sang Surya

Masih ingat kan peristiwa Bandung Lautan Api?

            Rakyat Bandung membakar rumah-rumah, gedung-gedung, dan bangunan-bangunan lain sebelum meninggalkan Kota Bandung menuju Bandung Selatan. Hal itu dilakukan agar bangunan-bangunan itu tidak digunakan oleh pasukan Belanda ketika Belanda memasuki Kota Bandung. Dengan demikian, ketika rakyat mengungsi meninggalkan Kota Bandung, pasukan Belanda hanya menemukan bangunan-bangunan dan gedung-gedung yang gosong tak lagi bisa digunakan dengan baik, kecuali diperbaiki dulu.

            Hal yang mirip Bandung Lautan Api terjadi di Bandara Hamid Karzai, Kabul, Afghanistan. Ketika pasukan Amerika Serikat (AS) hendak meninggalkan Afghanistan, 31 Agustus 2021, mereka merusakkan pesawat-pesawat, heli-heli, dan peralatan lainnya milik AS yang harganya bisa mencapai triliunan agar tidak bisa dipergunakan oleh Taliban. Dengan demikian, ketika pasukan AS terbang meninggalkan Afghanistan, Taliban tidak dapat menggunakan pesawat, heli, dan peralatan lainnya.


Foto: SUARAISLAM.ID


            Pejabat militer AS memastikan bahwa pesawat-pesawat itu sudah menjadi barang rongsokan dan tidak bisa lagi diperbaiki. Sebetulnya sih, menurut saya, masih bisa diperbaiki kalau memiliki banyak uang dan teknologi yang cukup untuk memperbaikinya. Akan tetapi, kalau melihat kemampuan Taliban, memang tidak bisa memperbaikinya untuk saat ini.

Berbeda dengan orang Indonesia, jangankan para ilmuwan yang ahli dalam bidang teknik, montir bengkel sederhana apa saja gemar mencoba, “ngulik”, hingga kendaraan mogok rongsokan pun bisa hidup lagi. Motor atau mobil Jadul yang sudah tidak ada di muka Bumi ini, masih bisa hidup di Indonesia ini. Mungkin, pesawat hancur pun bisa “diulik” hingga hidup lagi.  Itulah bedanya orang Indonesia dengan Taliban.

Kembali ke soal penghancuran pesawat di Kabul, memang begitulah yang namanya berselisih atau bertengkar. Tak ada keuntungan dari perselisihan dan pertengkaran, kalaupun tidak menghancurkan musuh, ya menghancurkan milik sendiri agar tidak bisa dimanfaatkan orang lain, musuhnya. Berbeda dengan perdamaian dan kerja sama yang harus saling menguntungkan dan memberikan manfaat. Setiap orang saling memberi.

Sampurasun.

No comments:

Post a Comment