oleh
Tom Finaldin
Bandung,
Putera Sang Surya
Indonesia saat ini sedang
membuat bingung, bikin pusing dunia. Belum ada penjelasan sampai saat ini apa
yang menyebabkan kasus Covid-19 di Indonesia lebih cepat turun dibandingkan
negara-negara lainnya. Hal ini bisa dirasakan oleh masyarakat Indonesia sendiri.
Akan tetapi, belum ada yang bisa menjelaskannya. Pemerintah RI sendiri belum
bisa memberikan penjelasan. Sepertinya pemerintah sendiri bingung, pusing.
Indonesia telah mengagetkan dunia. Menteri Kesehatan
Italia sampai kaget bahwa Indonesia telah memvaksin 69 juta orang, sementara
negaranya sendiri masih belum bisa, padahal jumlah rakyatnya hanya 57 juta
jiwa. Indonesia jauh lebih banyak, 257 juta jiwa. Politisi Malaysia juga kaget
Indonesia melampaui keberhasilan Malaysia dalam menurunkan kasus Covid-19.
Demikian pula Filipina jauh lebih tertinggal dibandingkan Indonesia dalam
menurunkan kasus Covid-19 dan meningkatkan ekonomi. Negara-negara lain pun
kebingungan terhadap hal ini.
Karena tidak ada penjelasan yang jelas soal keberhasilan
Indonesia, bahkan pemerintah RI sendiri belum bisa menjelaskannya, orang-orang
mencoba menganalisisnya masing-masing. Ada yang mengatakan bahwa Indonesia bisa
berhasil karena menggunakan caranya sendiri, tidak menggunakan lockdown, tetapi
PSBB dan PPKM. Itu juga bisa dipahami karena lockdown itu menghabiskan banyak
uang dan membuat orang menjadi stres. Lockdown bisa berhasil jika negaranya
kaya raya dan penduduknya sedikit seperti Singapura yang kaya dan penduduknya
hanya 5 juta jiwa. Sementara negara lain banyak yang gagal, bahkan ekonominya
makin jatuh.
Ada juga yang mengatakan bahwa rakyat Indonesia itu
bermental baja karena telah teruji mampu melewati berbagai masalah yang rumit
sekalipun. Itu juga bisa dipahami karena rakyat Indonesia itu memang keturunan
para pemenang perang. Indonesia tidak pernah kalah perang. Berbeda dengan
Taliban misalnya, mereka pernah menang, pernah kalah. Demikian juga
negara-negara lain. Indonesia tidak pernah kalah.
Karena belum ada penjelasan yang lebih akurat, boleh dong
saya juga ikutan menganalisis keberhasilan Indonesia. Orang banyak mengandalkan
vaksin. Malaysia dan Amerika Serikat sudah memvaksin rakyatnya 50%, tetapi
kasus Covid-19 masih sangat tinggi. Di AS masih seratus ribuan kasus Covid-19
per hari. Sementara itu, Indonesia baru 14% dari seluruh rakyatnya yang
divaksin, tetapi kasusnya cepat turun. Kalau soal PSBB dan PPKM, jujur saja
banyak orang Indonesia yang tidak melaksanakannya dengan baik. Mereka masih
berkerumun, tidak taat Prokes, dan liar. Meskipun demikian, PSBB dan PPKM dapat
mengendalikan aktivitas masyarakat di luar rumah meskipun tidak seratus persen
sempurna. Lockdown jelas tidak dilaksanakan dan saran-saran dari WHO pun tidak
dilaksanakan utuh oleh Indonesia. Indonesia memilih caranya sendiri.
Dengan caranya sendiri inilah Indonesia bisa berhasil.
Indonesia tidak melaksanakan lockdown karena tidak terlalu kaya dan membuat
orang stres. Dengan demikian, tidak terjatuh seperti Filipina yang menggunakan
lockdown, tetapi kasus Covid-19 tetap tinggi dan ekonominya pun meluncur jatuh.
Indonesia pun tidak seperti Malaysia yang juga menggunakan lockdown, vaksinasi
50%, tetapi kasus Covid-19 masih tinggi dan peningkatan ekonominya pun masih
lebih cepat Indonesia.
Dengan PSBB dan PPKM memang kegiatan masyarakat dibatasi,
tetapi tidak sepenuhnya, masih ada waktu-waktu yang dapat digunakan untuk
beraktivitas. Jadi, meskipun dibatasi dan sempat mengalami penurunan ekonomi,
masyarakat masih bisa bersosialisasi dan beraktivitas yang membuat mental
spiritualnya masih seimbang. Inilah yang membuat imun atau kondisi kesehatan
masyarakat bisa terjaga. Coba kalau pake lockdown, biayanya tinggi bisa membuat
negara bangkrut, dan masyarakat jadi stres karena harus diam di rumah terus.
Kalau
lockdown memang makanan diberi, tetapi makanan apa?
Paling
juga makanan untuk sekedar bertahan hidup, bukan seperti makanan di tempat
hajatan nikahan atau sunatan. Orang bisa stres karena makanan seperti itu dan
tidak boleh ke luar rumah. Akibatnya, imun menurun, kesehatan menurun, mudah
sakit, dan mudah terserang Covid-19.
Karena
Indonesia menggunakan PSBB, PPKM, tetap melaksanakan vaksinasi, dan bukan
lockdown, kesehatan fisik dan rohani masyarakat pun bisa lebih terjaga
dibandingkan negara-negara lainnya. Ekonomi pun tetap berjalan meskipun tidak
seperti ketika tidak ada pandemi. Mungkin seperti itu yang bisa saya jelaskan.
Entah orang lain bisa menjelaskan apa. Hal yang pasti adalah Indonesia sedang
mendapatkan pujian dunia dan diteliti. Bahkan, Filipina dan Malaysia bertekad menggunakan
cara Indonesia dalam menangani Covid-19 sambil tetap mempertahankan ekonominya.
Meskpun
demikian, kita tak boleh berbangga diri dan lengah terhadap situasi. Kita tetap
harus waspada dan menjalankan Prokes dengan baik. Tetap juga bekerja sama
antara pemerintah dan masyarakat dengan kearifan lokal gotong royong sehingga
berbagai keberhasilan adalah hasil dari kerja bersama.
Sampurasun.
No comments:
Post a Comment