Saturday, 11 September 2021

Indonesia Bikin Pusing Dunia

 


oleh Tom Finaldin

 

Bandung, Putera Sang Surya

Indonesia saat ini sedang membuat bingung, bikin pusing dunia. Belum ada penjelasan sampai saat ini apa yang menyebabkan kasus Covid-19 di Indonesia lebih cepat turun dibandingkan negara-negara lainnya. Hal ini bisa dirasakan oleh masyarakat Indonesia sendiri. Akan tetapi, belum ada yang bisa menjelaskannya. Pemerintah RI sendiri belum bisa memberikan penjelasan. Sepertinya pemerintah sendiri bingung, pusing.

            Indonesia telah mengagetkan dunia. Menteri Kesehatan Italia sampai kaget bahwa Indonesia telah memvaksin 69 juta orang, sementara negaranya sendiri masih belum bisa, padahal jumlah rakyatnya hanya 57 juta jiwa. Indonesia jauh lebih banyak, 257 juta jiwa. Politisi Malaysia juga kaget Indonesia melampaui keberhasilan Malaysia dalam menurunkan kasus Covid-19. Demikian pula Filipina jauh lebih tertinggal dibandingkan Indonesia dalam menurunkan kasus Covid-19 dan meningkatkan ekonomi. Negara-negara lain pun kebingungan terhadap hal ini.

            Karena tidak ada penjelasan yang jelas soal keberhasilan Indonesia, bahkan pemerintah RI sendiri belum bisa menjelaskannya, orang-orang mencoba menganalisisnya masing-masing. Ada yang mengatakan bahwa Indonesia bisa berhasil karena menggunakan caranya sendiri, tidak menggunakan lockdown, tetapi PSBB dan PPKM. Itu juga bisa dipahami karena lockdown itu menghabiskan banyak uang dan membuat orang menjadi stres. Lockdown bisa berhasil jika negaranya kaya raya dan penduduknya sedikit seperti Singapura yang kaya dan penduduknya hanya 5 juta jiwa. Sementara negara lain banyak yang gagal, bahkan ekonominya makin jatuh.

            Ada juga yang mengatakan bahwa rakyat Indonesia itu bermental baja karena telah teruji mampu melewati berbagai masalah yang rumit sekalipun. Itu juga bisa dipahami karena rakyat Indonesia itu memang keturunan para pemenang perang. Indonesia tidak pernah kalah perang. Berbeda dengan Taliban misalnya, mereka pernah menang, pernah kalah. Demikian juga negara-negara lain. Indonesia tidak pernah kalah.

            Karena belum ada penjelasan yang lebih akurat, boleh dong saya juga ikutan menganalisis keberhasilan Indonesia. Orang banyak mengandalkan vaksin. Malaysia dan Amerika Serikat sudah memvaksin rakyatnya 50%, tetapi kasus Covid-19 masih sangat tinggi. Di AS masih seratus ribuan kasus Covid-19 per hari. Sementara itu, Indonesia baru 14% dari seluruh rakyatnya yang divaksin, tetapi kasusnya cepat turun. Kalau soal PSBB dan PPKM, jujur saja banyak orang Indonesia yang tidak melaksanakannya dengan baik. Mereka masih berkerumun, tidak taat Prokes, dan liar. Meskipun demikian, PSBB dan PPKM dapat mengendalikan aktivitas masyarakat di luar rumah meskipun tidak seratus persen sempurna. Lockdown jelas tidak dilaksanakan dan saran-saran dari WHO pun tidak dilaksanakan utuh oleh Indonesia. Indonesia memilih caranya sendiri.

            Dengan caranya sendiri inilah Indonesia bisa berhasil. Indonesia tidak melaksanakan lockdown karena tidak terlalu kaya dan membuat orang stres. Dengan demikian, tidak terjatuh seperti Filipina yang menggunakan lockdown, tetapi kasus Covid-19 tetap tinggi dan ekonominya pun meluncur jatuh. Indonesia pun tidak seperti Malaysia yang juga menggunakan lockdown, vaksinasi 50%, tetapi kasus Covid-19 masih tinggi dan peningkatan ekonominya pun masih lebih cepat Indonesia.

            Dengan PSBB dan PPKM memang kegiatan masyarakat dibatasi, tetapi tidak sepenuhnya, masih ada waktu-waktu yang dapat digunakan untuk beraktivitas. Jadi, meskipun dibatasi dan sempat mengalami penurunan ekonomi, masyarakat masih bisa bersosialisasi dan beraktivitas yang membuat mental spiritualnya masih seimbang. Inilah yang membuat imun atau kondisi kesehatan masyarakat bisa terjaga. Coba kalau pake lockdown, biayanya tinggi bisa membuat negara bangkrut, dan masyarakat jadi stres karena harus diam di rumah terus.

Kalau lockdown memang makanan diberi, tetapi makanan apa?

Paling juga makanan untuk sekedar bertahan hidup, bukan seperti makanan di tempat hajatan nikahan atau sunatan. Orang bisa stres karena makanan seperti itu dan tidak boleh ke luar rumah. Akibatnya, imun menurun, kesehatan menurun, mudah sakit, dan mudah terserang Covid-19.

Karena Indonesia menggunakan PSBB, PPKM, tetap melaksanakan vaksinasi, dan bukan lockdown, kesehatan fisik dan rohani masyarakat pun bisa lebih terjaga dibandingkan negara-negara lainnya. Ekonomi pun tetap berjalan meskipun tidak seperti ketika tidak ada pandemi. Mungkin seperti itu yang bisa saya jelaskan. Entah orang lain bisa menjelaskan apa. Hal yang pasti adalah Indonesia sedang mendapatkan pujian dunia dan diteliti. Bahkan, Filipina dan Malaysia bertekad menggunakan cara Indonesia dalam menangani Covid-19 sambil tetap mempertahankan ekonominya.

Meskpun demikian, kita tak boleh berbangga diri dan lengah terhadap situasi. Kita tetap harus waspada dan menjalankan Prokes dengan baik. Tetap juga bekerja sama antara pemerintah dan masyarakat dengan kearifan lokal gotong royong sehingga berbagai keberhasilan adalah hasil dari kerja bersama.

Sampurasun.

No comments:

Post a Comment