Saturday, 4 September 2021

Mencegah Jokowi Tiga Periode

 


oleh Tom Finaldin

 

Bandung, Putera Sang Surya

Jokowi sudah terlalu kuat. Kuat pisan. Kemarin-kemarin juga kekuatan politik pemerintahan Jokowi sudah sangat kuat, mencapai 80%. Sekarang, setelah Partai Amanat Nasional (PAN) bergabung dengan politik Jokowi, kekuatannya bertambah hingga 82%. Selesai sudah semuanya kalau begini. Kekuatan di luar pemerintah benar-benar terkucilkan. Dengan kekuatan 82%, mereka bisa melakukan apa saja dengan mudah. Mereka bisa mengubah undang-undang apa pun tanpa kesulitan yang berarti.

            Mereka bebas mencalonkan presiden RI masa depan siapa saja. Sementara itu, PKS dan Partai Demokrat tidak bisa mencalonkan siapa pun untuk menjadi presiden. Kedua partai itu berada di luar Jokowi dan kekuatannya hanya 18%. Artinya, tak bisa mencalonkan presiden karena syarat untuk bisa mencalonkan seseorang untuk menjadi presiden itu minimal kekuatannya harus 20%.

            Bagaimana dengan Anies Baswedan yang dijagokan orang-orang di luar pemerintahan Jokowi?

            Dia harus berada di barisan Jokowi kalau pengen maju jadi presiden RI. Kalau tidak, ya ke laut aja. Itu pun kalau Anies laku dijual di koalisi pendukung pemerintahan untuk jadi presiden. Kalau tidak laku, ya ke laut aja.

            Banyak orang khawatir dengan kekuatan yang terlalu besar, 82%, koalisi pemerintahan akan mengubah undang-undang tentang masa jabatan presiden dari maksimal dua periode menjadi tiga periode. Memang tidak bagus kalau tiga periode karena bisa terpeleset menyalahgunakan kekuasaan dan korup.

            Sampai hari ini, Jokowi menolak untuk menjadi presiden tiga periode. Partai-partai pendukungnya pun tidak ada yang ingin untuk menjadikan presiden tiga periode. Akan tetapi, situasi dan kondisi politik ke depan kita tidak tahu pasti. Bisa jadi dalam proses amandemen atau pengubahan undang-undang, diubah juga batasan jabatan presiden dari dua periode menjadi tiga periode. Demikian pula dengan Jokowi, bisa jadi pula situasi dan kondisi memaksanya untuk menjadi presiden tiga periode.

            Siapa yang tahu?

            Mereka yang rajin menyuarakan presiden tiga periode adalah dari LSM atau relawan “Jokpro”, Jokowi-Prabowo, yang dipimpin oleh M. Qodari. Ada dua alasan kuat mereka menginginkan Jokowi menjadi presiden lagi untuk periode ketiga. Pertama, ada berbagai proyek infrastruktur yang terhambat diselesaikan akibat Pandemi Covid-19. Jokowi harus punya waktu lebih menyelesaikannya. Kedua, mereka melihat bahwa kalau bukan pasangan Jokowi-Prabowo yang menjadi presiden dan Wapres RI, situasi akan kacau. Politik identitas yang menggunakan agama secara serampangan akan membuat buruk situasi. Akibatnya, terjadi perpecahan di masyarakat yang berujung pada pertumpahan darah, terjadi konflik di antara masyarakat sendiri. Jokowi-Prabowo adalan pasangan yang tepat untuk menyelesaikan hambatan pembangunan infrastruktur dan meredam perpecahan di tengah masyarakat sehingga situasi lebih terkendali.

            Kalau Jokowi tidak bisa tiga periode, Jokpro usul minimal bahwa Pilpres diundur pada 2027, bukan 2024. Artinya, jabatan Jokowi pada periode dua ini ditambah waktunya tiga tahun, menjadi delapan tahun, bukan lima tahun.

            Kita sebagai rakyat harus melakukan tindakan untuk mencegah jika tidak mau presiden menjadi tiga periode. Pertama, dari sekarang harus sudah punya sosok calon presiden yang terbukti mampu meneruskan dan menyelesaikan pembangunan yang sudah direncanakan Jokowi. Bukan orang yang banyak mangkrak dalam pembangunan dan tidak punya bukti mampu untuk membangun atau yang hanya janji, tetapi tidak ada buktinya. Kedua, jangan menebarkan fitnah, hoax, provokasi, atau tindakan yang bisa membuat perpecahan di masyarakat. Jangan pula banyak meledek, nyinyir, ataupun menghina pemerintah karena itu pun bisa menimbulkan perpecahan. Sebaiknya, bantu pemerintah dengan dukungan dan kritik konstruktif. Mendukung dan mengkritik itu sangat diperlukan untuk kebaikan. Kalau hinaan, fitnah, hoax, dll. nilainya hanya sampah.

            Jika kita, rakyat, mampu melakukan kedua hal itu, mereka tak punya alasan untuk menjadikan Jokowi sebagai presiden tiga periode. Akan tetapi, jika kita terus-terusan menebarkan kebencian dan kedustaan, mereka punya alasan kuat untuk menjadikan Jokowi menjadi tiga periode dan Prabowo menjadi wakilnya.

            Sekarang, terserah kita. Kalau mau Jokowi tiga periode, bikin ributlah terus dengan berbagai nyinyiran dan kebencian. Kalau tidak ingin tiga periode, jadilah rakyat bermartabat yang mendukung pemerintah jika benar dan mengkritik pemerintah jika salah.

            Begitu ya.

            Sampurasun.

No comments:

Post a Comment