oleh
Tom Finaldin
Bandung,
Putera Sang Surya
Istilah “permufakatan jahat istana” saya dengar dari Refly Harun, dosen dan
pengamat politik, khususnya tatanegara. Dia mengatakan hal itu di chanel
youtube miliknya. Kalau saya tidak salah menganalisis, dia mengatakan hal itu
karena istana Presiden Jokowi telah mengumpulkan kekuatan yang sangat besar dan
membuat Anies Baswedan kesulitan untuk menjadi presiden. Dia menganggap apa
yang dilakukan istana adalah kejahatan terhadap demokrasi. Begitu yang dia
bilang di kanalnya yang katanya keren cadas itu.
Saya kebingungan, jahatnya istana di sebelah mana?
Kalau disebut jahat itu, kan harus ada pelanggaran
terhadap hukum, UU, atau aturan.
Hukum apa yang dilanggar oleh istana?
Kalaulah Jokowi mengumpulkan kekuatan politik sehingga
sulit ditandingi, itu adalah kecerdasan dan kreativitas istana untuk
melancarkan program-program kerjanya, termasuk menghadapi Pilpres 2024. Anies
Baswedan dan konco-konconya pun bisa melakukan hal itu. Kumpulkan saja kekuatan
politik yang besar sehingga kekuatan itu percaya kepada Anies untuk menjadi
presiden. Semua orang boleh kok melakukan hal itu, tidak ada kejahatan di sana.
Sekarang memang Istana Si Klemar Klemer lebih jauh
melangkah untuk memantapkan kekuatannya sehingga sulit diimbangi. Dari sekarang
sudah tampak menang di atas angin. Oleh sebab itulah, Si Cungkring ini dianggap
melakukan permufakatan jahat hingga menjadi terlalu kuat.
Menurut saya, orang yang bilang Jokowi melakukan
permufakatan jahat adalah karena dia kalah langkah, kalah ide, kalah cerdas,
dan kalah kepercayaan oleh Jokowi. Padahal, siapa pun bisa melakukan itu asal
bisa dipercaya saja sama orang lain dan itu bukan kejahatan karena tidak ada
aturan yang dilanggar.
Pertandingan apa pun harus mempersiapkan diri untuk
menang sehingga musuhnya bisa kalah dengan mudah. Mau pertandingan olah raga,
seni, bahasa, budaya, atau yang lainnya harus memperkuat diri untuk menang
sebelum pertandingan. Kalau ingin mengimbangi Jokowi, pihak Anies harus mampu
mengajak kekuatan-kekuatan politik yang sudah bergabung dengan Jokowi untuk
beralih bergabung dengan dirinya. Misalnya, rayu dan ajak lagi PAN untuk
bareng. Yakinkan Nasdem agar percaya untuk mendukung Anies dengan berbagai
program masa depan. Begitu seharusnya. Itu tidak salah.
Kalau orang lain sudah lebih dulu maju, melangkah, terus
menganggap orang lain itu jahat, lucunya jadinya. Cengeng amat.
Persiapkan diri untuk bertanding apa pun dan buat orang
lain percaya bahwa diri kita layak didukung. Jangan cengeng.
Sampurasun.
No comments:
Post a Comment