Saturday, 10 July 2010

Demokrasi Itu Menghapuskan Pahala

oleh Tom Finaldin


Bandung, Putera Sang Surya

Untuk jadi pemenang, jelas harus dikenal. Agar dikenal, harus kampanye. Setiap partai dan setiap calon pemimpin akan terus berupaya keras menggembar-gemborkan kebaikannya dengan menutupi keburukannya. Kebaikan-kebaikan yang asalnya mendapat tempat yang mulia di sisi Allah swt akan menjadi sampah tak berguna karena diberitahukan kepada orang lain. Bukankah kita diajarkan agar jika tangan kanan melakukan kebaikan, tangan kiri tak perlu tahu? Artinya, kebaikan-kebaikan yang kita lakukan itu tak perlu diketahui orang lain agar tidak terjebak ujub dan riya. Dengan demikian, cukup Allah swt yang mengetahuinya sehingga benar-benar sampai ke hadirat Allah yang tentunya akan menjadi aset kita di pengadilan akhirat kelak.

Saat di akhirat nanti jika kita meminta pahala atas kebaikan kita, jangan sakit hati kalau Allah swt akan memalingkan muka-Nya. Hal itu disebabkan kebaikan kita itu telah diumbar dan digunakan untuk mendapatkan pahala dari manusia yang berupa kedudukan semu. Wajar sekali kalau Allah swt menghardik kita dan menyuruh kita untuk meminta pahala kepada manusia karena memang kita berbuat kebaikan untuk mendapat perhatian manusia.

Bagaimana kalau kita beralasan bahwa berbuat kebaikan itu agar mendapat ridho Allah sekaligus perhatian manusia? Nah, itu teh namanya musyrik.

No comments:

Post a Comment