oleh
Tom Finaldin
Bandung,
Putera Sang Surya
Anarki sendiri memiliki
pengertian suatu “kehidupan yang tidak ada pemerintahan”. Orangnya sendiri
disebut anarkis.
Dalam suatu kehidupan yang memiliki sistem pemerintahan,
tentu saja kita tidak boleh anarkis. Kita wajib patuh pada pemerintahan di mana
saja kita hidup. Jika kita tidak setuju pada sistem pemerintahan di tempat kita
hidup, kita bisa pindah ke tempat lain yang memiliki sistem pemerintahan yang
kita setujui. Bisa pula kita membentuk sistem pemerintahan sendiri di tempat
yang belum ada sistem pemerintahan apa pun. Selama kita hidup di tempat yang
sudah ada sistem pemerintahan, harus patuh pada sistem yang ada. Jika berupaya
mengganti sistem pemerintahan dengan cara radikal, kita akan dianggap musuh
sistem karena akan menimbulkan suasana anarki. Kalaupun mau mengubah, bisa
dilakukan dengan cara “gradual”, bertahap,
mengalir sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Sistem kehidupan yang sampai sekarang tidak memiliki
sistem pemerintahan adalah hubungan internasional. Tidak ada suatu sistem
tertentu yang dapat memerintah seluruh dunia. Setiap negara tidak pernah
bersedia diatur oleh negara lain. Hal itu disebabkan setiap negara memiliki
kepentingannya masing-masing dan memiliki ego masing-masing pula. Tak ada satu
pun negara yang mau didikte negara lain. Indonesia tidak mau didikte Cina,
Amerika Serikat, Eropa, atau negara mana pun. Demikian pula negara lain, tidak
ada yang mau didikte Indonesia. Singapura, misalnya, meskipun itu negara kecil
dan mudah dikalahkan dengan mengerahkan orang-orang Garut saja untuk menyerang,
tidak akan pernah mau patuh pada Indonesia. Hal yang sama pun Indonesia tidak
dapat petantang-petenteng terhadap
Myanmar yang telah melakukan genosida pada Rohingya di Provinsi Rakhine.
Meskipun Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar
sedunia, tidak dapat mengatur atau mendikte Myanmar. Kalaupun ada sebuah negara
mendikte negara lain, bisa timbul konflik besar dan bencana kemanusiaan.
Kita harus membiasakan diri dan memahami bahwa pergaulan
dunia ini adalah anarki, tidak berpemerintahan. Dengan demikian, hal yang
terbaik dilakukan dalam pergaulan internasional adalah membangun kesepahaman
dan saling pengertian dengan menggunakan nilai-nilai yang universal berlaku di
seluruh dunia. Meskipun demikian, setiap negara harus tetap meningkatkan
kekuatan militernya untuk bersiap-siap menghadapi perang yang bisa terjadi
kapan saja. Hal itu disebabkan kita tidak pernah tahu bahwa setiap negara akan selamanya
saling menghormati. Sangat mungkin mereka sekarang diam, tetapi pada waktu yang
lain berulah untuk menguasai kita. Contoh nyata adalah perilaku yang
ditampakkan Cina terhadap Indonesia yang mencoba menguasai Laut Natuna Utara. Meskipun
banyak terjadi kerja sama yang baik dengan Indonesia, Cina mencoba mendesakkan
keinginannya untuk berkuasa. Mereka bertingkah seperti itu karena merasa
kekuatan militernya sangat kuat dan mampu meluaskan wilayah sekehendaknya.
Dalam sistem pergaulan yang anarki ini kita harus paham
dan terbiasa bahwa kita wajib tetap menjaga kerja sama yang positif, tetapi
tetap meningkatkan kewaspadaan dengan terus meningkatkan kekuatan militer
karena tak ada satu pun kekuasaan dunia yang dapat mengatur dan mendamaikan seluruh
negara di muka Bumi ini.
Sampurasun.
No comments:
Post a Comment