Monday, 13 January 2020

Biasakan Hidup dalam Anarki


oleh Tom Finaldin


Bandung, Putera Sang Surya
Anarki sendiri memiliki pengertian suatu “kehidupan yang tidak ada pemerintahan”. Orangnya sendiri disebut anarkis.

            Dalam suatu kehidupan yang memiliki sistem pemerintahan, tentu saja kita tidak boleh anarkis. Kita wajib patuh pada pemerintahan di mana saja kita hidup. Jika kita tidak setuju pada sistem pemerintahan di tempat kita hidup, kita bisa pindah ke tempat lain yang memiliki sistem pemerintahan yang kita setujui. Bisa pula kita membentuk sistem pemerintahan sendiri di tempat yang belum ada sistem pemerintahan apa pun. Selama kita hidup di tempat yang sudah ada sistem pemerintahan, harus patuh pada sistem yang ada. Jika berupaya mengganti sistem pemerintahan dengan cara radikal, kita akan dianggap musuh sistem karena akan menimbulkan suasana anarki. Kalaupun mau mengubah, bisa dilakukan dengan cara “gradual”, bertahap, mengalir sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

            Sistem kehidupan yang sampai sekarang tidak memiliki sistem pemerintahan adalah hubungan internasional. Tidak ada suatu sistem tertentu yang dapat memerintah seluruh dunia. Setiap negara tidak pernah bersedia diatur oleh negara lain. Hal itu disebabkan setiap negara memiliki kepentingannya masing-masing dan memiliki ego masing-masing pula. Tak ada satu pun negara yang mau didikte negara lain. Indonesia tidak mau didikte Cina, Amerika Serikat, Eropa, atau negara mana pun. Demikian pula negara lain, tidak ada yang mau didikte Indonesia. Singapura, misalnya, meskipun itu negara kecil dan mudah dikalahkan dengan mengerahkan orang-orang Garut saja untuk menyerang, tidak akan pernah mau patuh pada Indonesia. Hal yang sama pun Indonesia tidak dapat petantang-petenteng terhadap Myanmar yang telah melakukan genosida pada Rohingya di Provinsi Rakhine. Meskipun Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar sedunia, tidak dapat mengatur atau mendikte Myanmar. Kalaupun ada sebuah negara mendikte negara lain, bisa timbul konflik besar dan bencana kemanusiaan.

            Kita harus membiasakan diri dan memahami bahwa pergaulan dunia ini adalah anarki, tidak berpemerintahan. Dengan demikian, hal yang terbaik dilakukan dalam pergaulan internasional adalah membangun kesepahaman dan saling pengertian dengan menggunakan nilai-nilai yang universal berlaku di seluruh dunia. Meskipun demikian, setiap negara harus tetap meningkatkan kekuatan militernya untuk bersiap-siap menghadapi perang yang bisa terjadi kapan saja. Hal itu disebabkan kita tidak pernah tahu bahwa setiap negara akan selamanya saling menghormati. Sangat mungkin mereka sekarang diam, tetapi pada waktu yang lain berulah untuk menguasai kita. Contoh nyata adalah perilaku yang ditampakkan Cina terhadap Indonesia yang mencoba menguasai Laut Natuna Utara. Meskipun banyak terjadi kerja sama yang baik dengan Indonesia, Cina mencoba mendesakkan keinginannya untuk berkuasa. Mereka bertingkah seperti itu karena merasa kekuatan militernya sangat kuat dan mampu meluaskan wilayah sekehendaknya.

            Dalam sistem pergaulan yang anarki ini kita harus paham dan terbiasa bahwa kita wajib tetap menjaga kerja sama yang positif, tetapi tetap meningkatkan kewaspadaan dengan terus meningkatkan kekuatan militer karena tak ada satu pun kekuasaan dunia yang dapat mengatur dan mendamaikan seluruh negara di muka Bumi ini.

            Sampurasun.

No comments:

Post a Comment