Tuesday, 28 January 2020

Menyikapi Virus Corona


oleh Tom Finaldin


Bandung, Putera Sang Surya
Seorang murid saya, perempuan, ketika jam istirahat di MA Mawaddi, Banjaran, Bandung, bertanya, “Pak, kapan kita di-vaksin?”

            Agak heran juga mendengar pertanyaan itu, biasanya dia suka lari menghindar kalau ada petugas kesehatan melakukan penyuntikan, malah sebagian temannya menangis, “Vaksin apa? Emang sekarang ada jadwal vaksin, gitu?”

            “Vaksin virus corona,” katanya.

            Ow, ternyata itu. Ketakutan mereka terhadap alat suntik dikalahkan oleh ketakutan mereka terhadap penyebaran virus corona. Mereka mungkin membacanya dari tulisan-tulisan di Medsos mereka.

            Saya jelaskan saja di kelas sepanjang yang saya tahu hingga tulisan ini dibuat. Sampai saat ini “World Health Organization”, WHO, Organisasi Kesehatan Dunia, belum menjelaskan virus corona dengan terang asalnya, cara penyebarannya, dan obat pastinya. Demikian pula Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI belum menjelaskan dengan detail sebagaimana WHO. Semua masih dugaan-dugaan dan masih melakukan penelitian.

            Di Medsos berseliweran berbagai tulisan tentang virus corona, ada yang mengatakan dari kelelawar hingga merupakan senjata biologis. Itu boleh saja berpendapat, tetapi semuanya juga masih dugaan yang terbuka lebar untuk diuji dan diteliti. Sebelum hasil penelitian resmi menurunkan rilis, semuanya masih dugaan.

            Jika kita memperhatikan pendapat beberapa dokter yang diwawancarai beberapa stasiun televisi di Indonesia, virus corona itu memang mirip virus flu biasa yang menyebar lewat udara, makanan, atau barang-barang. Bedanya, virus corona bisa menyerang tubuh dalam waktu yang singkat dengan akibat yang luar biasa mematikan. Oleh sebab itu, kita mengantisipasinya harus sebagaimana terhadap virus biasa, yaitu meningkatkan kekebalan dan ketahanan tubuh kita. Caranya, cukup makan, cukup istirahat, cukup olah raga, sering mencuci tangan dengan sabun, menghindari mereka yang sedang sakit, jangan memikirkan hal-hal yang tidak perlu dipikirkan, jangan begadang, dan jangan terlalu sering main game di gadget. Jika tidak begitu, kekebalan tubuh kita akan menurun dan mudah diserang virus penyakit.

            Meskipun demikian, ada harapan bahwa Indonesia ini tidak mudah diserang virus flu, bahkan virus flu tidak mematikan. Hal itu karena Indonesia memiliki iklim tropis, hanya ada dua musim, hujan dan kemarau. Berbeda dengan negara lain yang memiliki empat musim, virus flu bisa menimbulkan kematian. Di negara-negara itu banyak kasus orang meninggal gara-gara pilek yang di Indonesia tidak terdengar kasus serupa itu.

            Coba lihat di Indonesia, orang yang sakit flu atau pilek itu biasa-biasa saja. Bahkan, kalau musim layangan tiba, anak-anak laki-laki terbiasa main layangan di tengah terik Matahari dengan membawa “Apollo 11”, yaitu penyakit flu yang mirip pesawat Apollo 11. Di hidungnya meler angka sebelas berupa ingus yang turun tidak sengaja. Mereka terus main layangan meskipun ingus itu turun dari hidung mereka hingga mencapai bibir atas mereka. Ketika ingus itu mulai terasa di bibir, lidah mereka mulai menjilatnya, lalu secepat kilat dengan menggunakan kecepatan roket Apollo mereka menyedot lagi ingus itu hingga masuk lagi ke dalam hidungnya. Hilanglah ingus itu. Itulah yang disebut Apollo 11. Besoknya, mereka tetap main layangan sambil tetap membawa Apollo 11 di hidungnya. Bahkan, kalau tersinggung oleh temannya gara-gara layangan, mereka menyapu ingusnya dengan tangannya hingga nempel ke pipi dan mereka tetap nyaman meskipun ingus itu kering di pipinya dan di punggung tangannya.

            Hal itu disebabkan virus flu di Indonesia dapat diatasi dengan mudah. Meskipun demikian, jangan ditantang juga virus itu di Indonesia. Kita harus tetap meningkatkan kekebalan tubuh dan menjaga kesehatan.

            Virus Apollo 11 mudah kita lumpuhkan, tetapi jangan mengundang virus corona ke Indonesia. Kita tetap harus meningkatkan kekebalan tubuh dan menjaga kesehatan. Semoga Allah swt selalu melindungi kita, baik dari penyakit lahir maupun penyakit batin. Aamiin.

            Sampurasun.

No comments:

Post a Comment