Wednesday 29 January 2020

Semoga Tak Tertular Virus Corona Selamanya


oleh Tom Finaldin


Bandung, Putera Sang Surya
Di Wuhan dan kota-kota lainnya di Cina yang menjadi medan tempur antara tubuh dan virus corona, banyak orang Indonesia, mungkin ribuan. Mereka ada yang sedang belajar sebagai mahasiswa, juga sebagai pekerja. Sampai hari ini, sampai tulisan ini disusun, mereka tetap sehat dan tidak seorang pun terinfeksi virus corona.

            Hal itu dipuji oleh Menteri Kesehatan (Menkes) RI Terawan, “Orang-orang Indonesia mempunyai daya tahan tubuh yang kuat menurut saya.”

            Kita, sebagai warga Negara Indonesia, layak bersyukur atas berita tersebut. Semoga mereka tetap sehat dan tidak terinfeksi virus corona.

            Saya bukan ahli kesehatan, tetapi sekali dua kali sempat membaca juga tentang kesehatan. Pernyataan Menkes RI tersebut sungguh menarik. Daya tahan tubuh orang Indonesia relatif kuat dari infeksi virus mungkin karena pertama, memang lahir dan hidup lama di Indonesia yang beriklim tropis, memiliki dua musim, hujan dan kemarau. Hal ini seperti dalam tulisan saya yang lalu bahwa virus flu di Indonesia tidak mengakibatkan kematian. Berbeda dengan di negara-negara yang memiliki empat musim, virus flu kerap menimbulkan kematian.

            Kedua, faktor makanan dan minuman. Orang Indonesia yang mayoritas Islam sangat berhati-hati dengan makanan dan minuman. Bahkan, kita terbilang rewel soal ini. Kita ingin selalu makanan yang halal. Tak kurang dari Majelis Ulama Indonesia (MUI), Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), dan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) selalu serius soal makanan dan minuman untuk melindungi masyarakat. Makanan halal jelas sehat dan meningkatkan kualitas ketahanan tubuh. Berbeda dengan makanan dan minuman haram yang merusakkan tubuh sehingga memudahkan tubuh diserang virus penyakit apa saja.

            Ketiga, kebahagiaan. Mereka yang berada di Cina tetap berkomunikasi dengan keluarga dan orang-orang terdekatnya di Indonesia. Saling melepas rindu melalui alat komunikasi, saling memberi semangat, dan terus saling mendoakan meskipun dengan kondisi jarak yang jauh. Hal itu membuat hati bahagia dan hidup tetap semangat, “full of life”. Di samping itu, komunikasi yang baik dan doa menimbulkan getaran cinta yang luar biasa menyenangkan. Dalam ajaran Islam dipahami bahwa “doa adalah senjata orang beriman”. Doa bisa menembus ruang dan waktu. Di mana pun kita berada, doa tetap bisa sampai dan membuat kenyamanan tersendiri. Bahkan, doa mampu menghubungkan alam nyata dengan alam gaib serta yang hidup dengan yang mati. Luar biasa memang energi doa itu. Dengan perasaan rindu, saling memiliki, saling memberikan semangat, saling mencintai, dan saling mendoakan membuat tubuh sehat karena mengalirkan magnet listrik yang menyegarkan jiwa dan fisik. Orang-orang yang belajar ilmu tenaga dalam pasti tahu hal ini.

            Dua hari ini beredar video-video warga Kota Wuhan yang jumlahnya 11 juta itu saling berteriak bersahutan memberikan semangat hidup dalam keadaan kota itu diisolasi, tidak boleh ada yang masuk dan tidak ada yang boleh keluar dari kota. Hal itu secara naluriah sebagai manusia dilakukan untuk mendorong harapan hidup dan menguatkan tubuh untuk lebih segar dan sehat. Selain, itu ada juga video mahasiswa-mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) di Indonesia yang bersama-sama mengepalkan tangan untuk memberikan semangat dan cinta kepada saudara-saudaranya sesama mahasiswa yang sedang belajar di Cina, khususnya yang sedang terisolasi di Kota Wuhan.

            Dalam tradisi kita, sebagai orang Indonesia, juga begitu, bukan?

            Kalau ada kenalan yang sakit, kita akan menengoknya untuk memberikan harapan dan kekuatan di samping menunjukkan bahwa Si Sakit tidak pernah kita tinggalkan. Itu akan menguatkan jiwa sehingga mendorong kesehatan tubuh.

            Semoga saudara-saudara kita sesama bangsa Indonesia tetap sehat selamanya tidak terinfeksi virus corona. Berikan semangat, cinta, dan doa untuk mereka di Cina. Jangan lupa pula berikan semangat, cinta, dan doa untuk mereka sesama manusia meskipun berbeda ras, tempat lahir, dan agama. Kita manusia adalah bersaudara karena berasal dari “Zat Yang Satu”, ‘Allah swt’.

            Sampurasun.

No comments:

Post a Comment