Wednesday, 15 January 2020

Kok BMKG Yang Disalahin?


oleh Tom Finaldin


Bandung, Putera Sang Surya
Banjir besar pada awal tahun 2020 yang terjadi di Indonesia, khususnya DKI Jakarta menimbulkan polemik luar biasa. Hal itu sebenarnya biasa saja jika yang diperdebatkan adalah ilmu pengetahuan, kebijakan, atau pengalaman. Akan tetapi, menjadi aneh dan menyesatkan jika melakukan fitnah, penyesatan, dan menutupi kenyataan.

            Kemarin-kemarin sudah saling menyalahkan, tidak mau koreksi diri, introspeksi diri, selalu menganggap diri paling benar, dan orang lain yang salah. Sekarang ditambah lagi pihak yang disalahkan, yaitu Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

            Menurut mereka, BMKG telah memberikan informasi yang salah. Selepas banjir besar pada awal tahun 2020, BMKG memberikan informasi bahwa akan terjadi lagi hujan besar yang berpotensi banjir besar. Dalam kenyataannya, hujan besar itu tidak terjadi dan cuaca sangat cerah. Saya saja yang tinggal di Bandung, cerah sekali, bahkan panas. Saya memanfaatkan cuaca itu untuk menembok jalan depan rumah supaya kuat dan bersih.

            Hal inilah yang menurut mereka, BMKG telah salah. Mungkin menurut mereka, seharusnya sekarang cuaca sedang terjadi hujan lebat dan banjir di mana-mana sesuai informasi BMKG. Inilah yang saya sebut aneh dan ngaco berat.

            Hal yang terjadi sebenarnya menurut urutan pemberitaan yang benar adalah BMKG menginformasikan bahwa akan terjadi hujan besar yang berpotensi banjir besar. Berdasarkan informasi dari BMKG itu, Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC)-BPPT segera bekerja sama dengan TNI Angkatan Udara (AU) memodifikasi cuaca. Mereka menjatuhkan hujan di atas laut sehingga awan yang berat itu tidak sampai ke darat. Menurut pengakuan mereka, curah hujan telah berhasil dikurangi sebanyak 50%. Oleh sebab itu, cuaca cerah dan hujan besar tidak terjadi. Begitu kejadiannya. Jadi, bukan BMKG yang salah informasi. BMKG tepat, lalu diantisipasi oleh Balai Besar (TMC)-BPPT yang bekerja sama dengan TNI AU, bencana susulan pun tidak terjadi.

            Begitulah seharusnya para pemimpin bergerak. Mereka bekerja sama sehingga bencana yang sudah diperkirakan sebelumnya, tidak terjadi. Sebaliknya, pemimpin yang tidak bergerak dan tidak mengantisipasi bencana, padahal sudah diinformasikan sebelumnya adalah pemimpin yang tidak waspada dan hanya asyik dengan dirinya sendiri. Kita tidak bisa berharap banyak pada pemimpin model ini karena dia hanya sibuk dengan pikirannya sendiri.

            Saya tidak mengerti orang-orang yang ngaco berpikir itu, bagaimana cara berpikirnya sehingga menyalahkan BMKG?

            Pertama, mereka bisa merupakan orang-orang yang kurang informasi, lalu segera berbicara atau menulis sesuatu dengan ilmu yang dangkal. Orang-orang seperti ini bisa dimaklumi karena kurang informasi. Akan tetapi, mereka harus segera mengakui kesalahannya, lalu memperbaiki pernyataannya. Saya juga terkadang seperti itu. Akan tetapi, ketika tersadar, saya memperbaikinya. Hal ini sebagaimana yang saya lakukan ketika membuat “ralat” atas kekurangan pada tulisan sebelumnya. Saya tidak mau menyesatkan orang lain dan tidak mau juga berada dalam informasi sesat.

            Kalau saya menyesatkan orang lain sekaligus menyesatkan diri sendiri, bagaimana saya bisa mempertanggungjawabkan kata-kata saya di hadapan Allah swt nanti?

            Ngeri rasanya kalau tidak bisa menjawab pertanyaan Allah swt, kelak.

            Jangankan di akhirat, di dunia saja saya sudah bisa tersiksa dan dipermalukan kalau salah, lalu tidak memperbaiki diri.

            Kedua, mereka yang ngaco ini terbiasa dididik dengan hati yang julit, penuh kebencian, gembira dengan berita hoax, memperbanyak prasangka, menganggap sangkaan adalah kebenaran, dan dibiasakan berbicara kasar.

            Ketiga, mereka yang tidak mau bertanggung jawab atas kesalahan yang diperbuatnya. Mereka ini selalu menyalahkan orang lain dan tidak memiliki kemampuan untuk menghisab diri, mengoreksi diri, dan introspeksi diri. Mereka selalu ingin tampak paling benar dan orang lain salah.

            Orang-orang seperti inilah yang menyesatkan orang lain dan kerap membuat orang lain ikut tersesat dalam pola pikir yang sesat. Akan tetapi, jika mereka memperbaiki diri, semuanya akan baik-baik saja. Insyaallah.

            Sampurasun.

No comments:

Post a Comment