oleh
Tom Finaldin
Bandung,
Putera Sang Surya
Pada Sabtu, 11 Januari 2019,
saya menulis artikel yang berjudul “Akrobat
Politik Internasional Jokowi”. Ada yang harus diperbaiki dari tulisan itu
terkait negara yang diundang Jokowi. Dalam tulisan yang lalu itu saya tulis
negara yang diundang Jokowi untuk berinvestasi di Natuna hanyalah Jepang. Hal
itu berdasarkan berita dari televisi yang menayangkan berita seperti itu. Akan
tetapi, pada hari berikutnya, Minggu, 12 Januari 2019, diberitakan pula bahwa “Amerika Serikat” pun diundang untuk berinvestasi
di Natuna. Dengan demikian, ralat yang saya maksud adalah negara yang diundang
Jokowi untuk berinvestasi di Natuna adalah Jepang dan Amerika Serikat, bukan
hanya Jepang.
Dalam tulisan yang lalu itu, saya menulis seperti ini.
“Kenapa bukan
Amerika Serikat, Singapura, Inggris, Belanda, atau negara lainnya?”
Ternyata, Amerika
Serikat pun diundang berinvestasi di samping Jepang.
Meskipun demikian, analisisnya tetap tidak salah. Akan
tetapi, harus ditambah sebagaimana berikut.
Pemilihan negara yang diundang oleh Jokowi, yaitu Jepang
dan Amerika Serikat (AS) sangat bagus karena kedua negara itu pernah berkonflik
dan sedang berkonflik pula dengan Cina. Jepang terlibat perebutan kepulauan
Senkaku dengan Cina dan hampir perang. Adapun AS terlibat konflik perang dagang
dengan Cina. Oleh sebab itu, apabila Jepang dan AS bersedia berinvestasi di Natuna,
Cina pun akan lebih banyak berpikir ulang untuk melakukan pelanggaran hukum di
Natuna, malahan dapat menghentikan upaya Cina jika memang Cina ingin melakukan
perluasan wilayah kekuasaan. Hal itu disebabkan bukan hanya Indonesia yang akan
melindungi Natuna dan wilayah perairannya, melainkan pula Jepang dan AS ikut
memperhatikan dan melindungi Natuna karena ada kepentingan mereka di sana.
Jika memang kerja sama Indonesia-Jepang-AS berjalan di
Natuna, Indonesia mendapatkan keuntungan dua hal, yaitu ekonomi dan keamanan.
Seperti itu kira-kira.
Sampurasun.
No comments:
Post a Comment