oleh
Tom Finaldin
Bandung,
Putera Sang Surya
Kondisi hubungan Indonesia
dan Cina yang memanas disebabkan pencurian ikan di wilayah Laut Natuna Utara
yang merupakan hak berdaulat Indonesia menimbulkan keriuhan pada berbagai
media, baik media abal-abal, media sosial, maupun media main stream. Bedanya, di media main stream beritanya lebih lengkap,
lebih logis, datanya lebih bisa dipercaya, dan lebih berimbang. Kalau di media
abal-abal dan media sosial, tulisannya malah lebih banyak memojokkan pemerintah
Indonesia, bahkan mengejek bangsa Indonesia.
Salah satu ocehan yang membodohkan itu seolah-olah
mengatakan bahwa Indonesia itu negara yang tidak jelas. Artinya, mati-matian
mempertahankan ikan di Laut Natuna Utara dan bersiap-siap tegang dengan Cina,
malahan menggunakan alat-alat militer menghadapi Cina, tetapi pada saat yang
sama mengimpor atau membeli ikan dari Cina. Arah tulisannya jelas ingin
memojokkan bangsa Indonesia. Bagi saya, itu berita recehan yang tidak
bermanfaat.
Banyak orang yang bingung dengan kenyataan seperti ini.
Akibatnya, mereka pun bersikap sama, meremehkan orang Indonesia. Padahal, kalau
bingung, tidak mengerti, jangan ikut-ikutan berpikir dan berpendapat yang tidak
jelas, tetapi cari tahu keadaan yang sebenarnya sehingga hilanglah kebingungan
itu.
Tidak perlu aneh jika Indonesia mengimpor ikan dari Cina
karena tidak semua jenis ikan di seluruh dunia ada di Indonesia. Di Indonesia
memang ada kebijakan untuk memperbolehkan impor ikan dari Cina atau dari negara
mana pun jika ikan itu tidak ada di Indonesia. Misalnya, kita boleh mengimpor
ikan salmon, crustacean, moluska, dan ikan olahan yang tidak diolah di
Indonesia.
Akan tetapi, kita tidak boleh mengimpor jenis-jenis ikan yang
ada di Indonesia atau dapat diproduksi nelayan Indonesia.
Sampai di sini, mulai mengerti, kan?
Kita mengimpor ikan dari Cina karena kita membutuhkannya
dan ikan itu tidak ada di Indonesia.
Paham, kan?
Mudah kok memahaminya.
Akan tetapi, kita pun harus mengkritisi pemerintah bahwa
kebijakan itu harus semakin tegas dilaksanakan. Jangan sampai ditipu oleh oknum
tidak bertanggung jawab, misalnya, kita mengimpor ikan dari Cina, padahal ikan
itu ada di Indonesia. Di samping itu, generasi muda Indonesia harus ditarik
minatnya untuk ikut dalam dunia perikanan, misalnya, mendirikan sekolah-sekolah
perikanan lebih banyak sehingga dari hulu hingga hilir, dari mentah hingga
matang, olahan, kalengan dapat diproduksi sendiri di dalam negeri. Dengan
demikian, pengangguran dapat dikurangi lebih banyak lagi. Jangan sampai ikan
mentahnya dijual ke luar negeri, lalu kita beli lagi setelah menjadi ikan
kalengan di supermarket-supermarket. Rugi donks.
Sampurasun.
No comments:
Post a Comment