Wednesday, 1 January 2020

Musibah, Teguran, Peringatan, Hukuman


oleh Tom Finaldin


Bandung, Putera Sang Surya
Kata-kata seperti judul tulisan ini sangat akrab di telinga kita. Biasanya, disampaikan oleh para penceramah agar kita berhati-hati atas segala tingkah laku kita yang bisa mengakibatkan musibah. Musibah itu tidak jarang dipahami sebagai bersumber dari teguran, peringatan, atau hukuman Allah swt.

            Pernah nonton film “Titanic” yang dibintangi Leonardo DiCaprio?

            Film ini sudah diputar berulang-ulang pada berbagai stasiun televisi di Indonesia. Fokusnya adalah pada cinta, kesetiaan, dan kegetiran yang diakibatkannya.

            Sebenarnya, Titanic itu memang pernah ada. Titanic adalah kapal pesiar yang diklaim paling hebat, paling modern, paling kuat, paling luar biasa. Pemiliknya, para pembuatnya, awak kapal sangat membanggakannya, sombongnya luar biasa. Demikian pula para penumpangnya yang juga dipenuhi oleh orang-orang kaya yang sangat sombong. Para penumpangnya pun diwawancarai oleh berbagai stasiun televisi (masih hitam putih, belum berwarna), kemudian disebarkan beritanya ke seluruh dunia. Titanic diklaim sebagai kapal pesiar antitenggelam. Kapal ini  dipastikan tidak pernah akan bisa tenggelam.

            Allah swt mengirimkan musibah buat kapal itu. Lalu, tenggelamlah dan kisahnya tidak berhenti hingga hari ini untuk menjadi pelajaran bagi umat manusia.

            Di Jepang pun pada tahun-tahun yang lalu pernah ada profesor yang membuat jalan aspal, jalan raya yang super hebat. Ia pun mengumumkan melalui radio bahwa jalan yang dibuatnya antigempa. Gempa sebesar apapun tidak akan membuat jalan itu rusak.

            Allah swt pun membuat gempa di Jepang. Jalan itu pun retak-retak. Adapun Sang Profesor yang sesumbar dan memastikan bahwa jalan itu antigempa ditemukan tewas bunuh diri di hotel saking malunya.

            Apa yang bisa kita ambil manfaatnya dari hal seperti itu?

            Jangan sombong dan memastikan sesuatu sesuai hawa nafsu kita karena pemilik kepastian adalah dan hanyalah Allah swt.

            Berkaitan dengan banjir besar di Jakarta hari ini, 1 Januari 2020 dan tampaknya akan berlanjut beberapa waktu ke depan, kita semua bisa introspeksi diri.

            Mungkinkah di antara kita ada yang pernah sombong atau memastikan sesuatu ketika masa kampanye dulu bahwa jika Anies Baswedan menjadi gubernur, segala masalah di Jakarta akan diselesaikan sempurna?

            Mungkin ada yang sesumbar bahwa Anies bakal begini, pasti begitu, … bla … bla … bla …?

            Sekarang, Allah swt memberikan musibah. Bisa jadi disebabkan hal yang sama dengan Titanic dan Profesor Jepang itu.

            Saya tidak menuduh karena tidak tahu. Akan tetapi, siapa tahu ada yang memang berlaku sombong, memastikan sesuatu, dan berlebihan. Oleh sebab itu, tidak ada salahnya kita semua introspeksi diri, siapa tahu kita telah berlebihan dan mengundang musibah Allah swt menimpa kita.

            Mau pendukung Anies, Ahok, Jokowi, Prabowo, atau siapa pun, mari kita sama-sama introspeksi diri, lalu berdoa agar kedamaian dan ketenangan terwujud di Indonesia sehingga bencana pada berbagai daerah pun bisa  berhenti atas izin Allah swt.

            Jangan sombong, jangan memastikan sesuatu, katakanlah, “Insyaallah.”

            Sampurasun.

No comments:

Post a Comment