oleh
Tom Finaldin
Bandung,
Putera Sang Surya
Kata-kata seperti judul
tulisan ini sangat akrab di telinga kita. Biasanya, disampaikan oleh para
penceramah agar kita berhati-hati atas segala tingkah laku kita yang bisa
mengakibatkan musibah. Musibah itu tidak jarang dipahami sebagai bersumber dari
teguran, peringatan, atau hukuman Allah swt.
Pernah nonton film “Titanic”
yang dibintangi Leonardo DiCaprio?
Film ini sudah diputar berulang-ulang pada berbagai
stasiun televisi di Indonesia. Fokusnya adalah pada cinta, kesetiaan, dan
kegetiran yang diakibatkannya.
Sebenarnya, Titanic itu memang pernah ada. Titanic adalah
kapal pesiar yang diklaim paling hebat, paling modern, paling kuat, paling luar
biasa. Pemiliknya, para pembuatnya, awak kapal sangat membanggakannya, sombongnya
luar biasa. Demikian pula para penumpangnya yang juga dipenuhi oleh orang-orang
kaya yang sangat sombong. Para penumpangnya pun diwawancarai oleh berbagai
stasiun televisi (masih hitam putih, belum berwarna), kemudian disebarkan beritanya
ke seluruh dunia. Titanic diklaim sebagai kapal pesiar antitenggelam. Kapal
ini dipastikan tidak pernah akan bisa
tenggelam.
Allah swt mengirimkan musibah buat kapal itu. Lalu,
tenggelamlah dan kisahnya tidak berhenti hingga hari ini untuk menjadi
pelajaran bagi umat manusia.
Di Jepang pun pada tahun-tahun yang lalu pernah ada
profesor yang membuat jalan aspal, jalan raya yang super hebat. Ia pun
mengumumkan melalui radio bahwa jalan yang dibuatnya antigempa. Gempa sebesar
apapun tidak akan membuat jalan itu rusak.
Allah swt pun membuat gempa di Jepang. Jalan itu pun
retak-retak. Adapun Sang Profesor yang sesumbar dan memastikan bahwa jalan itu
antigempa ditemukan tewas bunuh diri di hotel saking malunya.
Apa yang bisa kita ambil manfaatnya dari hal seperti itu?
Jangan sombong dan memastikan sesuatu sesuai hawa nafsu
kita karena pemilik kepastian adalah dan hanyalah Allah swt.
Berkaitan dengan banjir besar di Jakarta hari ini, 1 Januari
2020 dan tampaknya akan berlanjut beberapa waktu ke depan, kita semua bisa
introspeksi diri.
Mungkinkah di antara kita ada yang pernah sombong atau
memastikan sesuatu ketika masa kampanye dulu bahwa jika Anies Baswedan menjadi
gubernur, segala masalah di Jakarta akan diselesaikan sempurna?
Mungkin ada yang sesumbar bahwa Anies bakal begini, pasti
begitu, … bla … bla … bla …?
Sekarang, Allah swt memberikan musibah. Bisa jadi
disebabkan hal yang sama dengan Titanic dan Profesor Jepang itu.
Saya tidak menuduh karena tidak tahu. Akan tetapi, siapa
tahu ada yang memang berlaku sombong, memastikan sesuatu, dan berlebihan. Oleh
sebab itu, tidak ada salahnya kita semua introspeksi diri, siapa tahu kita
telah berlebihan dan mengundang musibah Allah swt menimpa kita.
Mau pendukung Anies, Ahok, Jokowi, Prabowo, atau siapa
pun, mari kita sama-sama introspeksi diri, lalu berdoa agar kedamaian dan
ketenangan terwujud di Indonesia sehingga bencana pada berbagai daerah pun bisa
berhenti atas izin Allah swt.
Jangan sombong, jangan memastikan sesuatu, katakanlah, “Insyaallah.”
Sampurasun.
No comments:
Post a Comment