oleh
Tom Finaldin
Bandung,
Putera Sang Surya
Kebiasaan berbagi uang,
rezeki, dan kebahagiaan dengan orang-orang miskin dan kurang beruntung adalah
kebaikan. Perilaku menyantuni fakir miskin dan yatim piatu adalah
kemuliaan. Akan tetapi, jika perilaku
baik kita itu dibicarakan, diungkapkan, dan disebarkan secara luas, difoto
selfie, ditulis di media-media, apalagi dengan niat mempermalukan dan
menyakitkan hati para penerima santunan, sama sekali tidak akan berarti
apa-apa. Allah swt tidak menilai hal itu sebagai kebaikan, tetapi justru
mendapatkan nilai yang sangat buruk karena kebiasaan mengucap-ucapkan kebaikan
itu berasal dari dorongan hawa nafsu yang sudah dipengaruhi syetan.
Allah swt sangat tidak suka terhadap orang yang gemar pamer
kebaikan di hadapan manusia dan ingin dipuji sebagai orang baik oleh manusia.
Kata Allah swt, “… Sungguh,
Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri.” (QS An Nisa
4 : 36)
Orang-orang sombong dan gemar membanggakan dirinya
sendiri atau kelompoknya adalah orang-orang yang sangat tidak disukai oleh
Allah swt.
“Orang-orang yang
menginfakkan hartanya karena pamer kepada orang lain (ingin dilihat dan ingin
dipuji) dan orang-orang yang tidak beriman pada hari kemudian. Siapa pun yang
menjadikan syetan sebagai temannya, maka (ketahuilah) dia (syetan itu) adalah
teman yang sangat jahat.” (QS An Nisa 4 : 38)
Orang-orang yang gemar pamer kebaikannya adalah termasuk
orang-orang yang berteman dengan syetan, baik syetan dalam jenis jin maupun
dalam jenis manusia. Syetan mendorong hati manusia yang sedang berbuat baik
untuk ingin dipuji, ingin dilihat, dan ingin dinilai baik oleh manusia. Syetan
membuat kebaikan itu terhalang untuk diterima oleh Allah swt. Hal itu
disebabkan memang Allah swt tidak akan memberikan nilai baik untuk orang-orang
yang suka pamer. Allah swt hanya menerima perbuatan baik sebagai sebuah
kebaikan jika niatnya hanya untuk mengabdikan diri kepada Allah swt dan bukan
ingin dianggap saleh oleh manusia.
Upayakanlah ketika kita melakukan kebaikan dan berbagi
dengan orang lain tidak dilihat oleh orang lain jika hati kita belum mampu
menahan rasa sombong, angkuh, dan pamer diri di hadapan manusia. Dengan berbagi
kepada sesama manusia melalui cara-cara diam-diam sungguh akan melatih diri
kita untuk hanya pasrah dan berkomunikasi secara khusus kepada Allah swt. Di
samping itu, Allah swt akan lebih mencintai kita karena kita berlaku baik
hanyalah untuk Allah swt.
Jaga diri dari kesombongan dan perasaan ingin pamer. Jangan
rusakkan nilai positif perbuatan baik kita dengan kesombongan dan pamer diri.
Semoga Allah swt selalu memberikan petunjuk dan perlindungan untuk kita semua. Amin.
Sampurasun.