Monday, 22 May 2017

Orang Sombong Temannya Syetan

oleh Tom Finaldin


Bandung, Putera Sang Surya
Kebiasaan berbagi uang, rezeki, dan kebahagiaan dengan orang-orang miskin dan kurang beruntung adalah kebaikan. Perilaku menyantuni fakir miskin dan yatim piatu adalah kemuliaan.  Akan tetapi, jika perilaku baik kita itu dibicarakan, diungkapkan, dan disebarkan secara luas, difoto selfie, ditulis di media-media, apalagi dengan niat mempermalukan dan menyakitkan hati para penerima santunan, sama sekali tidak akan berarti apa-apa. Allah swt tidak menilai hal itu sebagai kebaikan, tetapi justru mendapatkan nilai yang sangat buruk karena kebiasaan mengucap-ucapkan kebaikan itu berasal dari dorongan hawa nafsu yang sudah dipengaruhi syetan.

            Allah swt sangat tidak suka terhadap orang yang gemar pamer kebaikan di hadapan manusia dan ingin dipuji sebagai orang baik oleh manusia.

            Kata Allah swt, “… Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri.” (QS An Nisa 4 : 36)

            Orang-orang sombong dan gemar membanggakan dirinya sendiri atau kelompoknya adalah orang-orang yang sangat tidak disukai oleh Allah swt.

            “Orang-orang yang menginfakkan hartanya karena pamer kepada orang lain (ingin dilihat dan ingin dipuji) dan orang-orang yang tidak beriman pada hari kemudian. Siapa pun yang menjadikan syetan sebagai temannya, maka (ketahuilah) dia (syetan itu) adalah teman yang sangat jahat.” (QS An Nisa 4 : 38)

            Orang-orang yang gemar pamer kebaikannya adalah termasuk orang-orang yang berteman dengan syetan, baik syetan dalam jenis jin maupun dalam jenis manusia. Syetan mendorong hati manusia yang sedang berbuat baik untuk ingin dipuji, ingin dilihat, dan ingin dinilai baik oleh manusia. Syetan membuat kebaikan itu terhalang untuk diterima oleh Allah swt. Hal itu disebabkan memang Allah swt tidak akan memberikan nilai baik untuk orang-orang yang suka pamer. Allah swt hanya menerima perbuatan baik sebagai sebuah kebaikan jika niatnya hanya untuk mengabdikan diri kepada Allah swt dan bukan ingin dianggap saleh oleh manusia.

            Upayakanlah ketika kita melakukan kebaikan dan berbagi dengan orang lain tidak dilihat oleh orang lain jika hati kita belum mampu menahan rasa sombong, angkuh, dan pamer diri di hadapan manusia. Dengan berbagi kepada sesama manusia melalui cara-cara diam-diam sungguh akan melatih diri kita untuk hanya pasrah dan berkomunikasi secara khusus kepada Allah swt. Di samping itu, Allah swt akan lebih mencintai kita karena kita berlaku baik hanyalah untuk Allah swt.

            Jaga diri dari kesombongan dan perasaan ingin pamer. Jangan rusakkan nilai positif perbuatan baik kita dengan kesombongan dan pamer diri. Semoga Allah swt selalu memberikan petunjuk dan perlindungan untuk kita semua. Amin.


            Sampurasun.            

No comments:

Post a Comment