oleh
Tom Finaldin
Bandung,
Putera Sang Surya
Pemimpin Besar Revolusi
Indonesia Soekarno adalah sosok unik yang sangat menarik. Ia adalah orang yang mencintai
pengetahuan. Akan tetapi, ia lebih mencintai pengetahuan yang disebarkan dan
diimplementasikan dalam kehidupan masyarakat. Ia tidak menyimpan pengetahuan
hanya di kepalanya. Ia tidak menumpuk-numpuk pengetahuan hanya di dalam
memorinya. Ketika ia mendapatkan pengetahuan baru, disebarkannya pengetahuan
itu untuk kemudian diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Ia tidak
pernah ragu untuk mengungkapkan segala yang dia anggap benar dan tidak bimbang
untuk bersuara lantang menantang siapa pun yang berbeda pendapat dengan
dirinya. Ia akan memuntahkan seluruh keyakinannya di mana saja dan kapan saja
tanpa ragu meskipun harus mengagetkan orang lain.
Soekarno tidak suka berbicara “berputar-putar” seperti
puisi yang membingungkan orang. Ia lebih suka berbicara langsung pada inti
masalahnya dengan menggelegar agar mendapatkan perhatian orang banyak karena
sifat masyarakat umum adalah “mengantuk” dan tidak pernah serius mendengarkan
perkataan yang benar dan baik, apalagi jika harus berpikir.
Hal itu seperti yang dikatakannya sendiri, “Kalau mau membangkitkan perhatian publik,
orang musti ambil palu godam yang besar dan
pukulkan palu itu di atas meja sehingga bersuara seperti guntur.”
Ia sangat menyukai
tokoh-tokoh dunia yang bersuara lantang dan tidak pernah ragu dalam berpendapat
dan mengeluarkan isi pikiran-pikiran mereka. Soekarno tidak ragu dan tidak
peduli jika mendapatkan fitnah. Sepanjang berpikir lurus dan benar, ia yakin
dengan langkahnya.
“Tuan barangkali
menertawakan saya punya perkataan ini, tetapi lihatlah cara kerja orang-orang yang
hebat. Setuju atau tidak setuju dengan mereka punya pikiran-pikiran, itu adalah
perkara lain, tetapi lihatlah cara mereka bekerja. Tidak ada satu pun yang
muntar-muntir.
Mereka punya pikiran, mereka
bantingkan di tengah khalayak sehingga mendengung dan mengilat!
Luther
tidak pernah setengah-setengah, Marx,
Bakunin, Lenin, dan Trotzky tak pernah memakai perkataan
sutera. Vivekananda laksana bom dari
kapal udara. Musolini punya falsafah
hidup leef gevaarlijk. Hitler punya
cita-cita hidup tertinggi ialah menjadi Trommler
(pemukul canang) yang selalu bertindak dengan butalitat.
Maukah
Tuan satu teladan yang Tuan lebih kenal?
Ambillah teladan dari Nabi Muhammad. Sejak hari pertama buka
suara terang-terangan di Kota Mekah, ia sudah membikin ‘onar’. Ia tidak
berkeliling dan muntar-muntir. Ia ketengahkan ia punya pikiran-pikiran dengan
cara yang mentah-mentahan.”
Berani
Otokritik
Soekarno pun tidak segan-segan
mengkritik dirinya sendiri maupun organisasinya. Bahkan, tidak ragu untuk
membuka kritikannya itu di hadapan publik.
Ketika dibuang ke Endeh oleh penjajah, dia banyak
bertukar pikiran dan berdiskusi dengan tokoh Persatuan Islam (Persis) A. Hasan yang
berada di Bandung dengan surat-menyurat. Ketika bebas dari pembuangan, ia
memasuki organisasi Islam Muhammadiyah. Ia
bergabung dengan Muhammadiyah karena memiliki beberapa kesamaan gagasan,
terutama dalam berpikir secara lebih modern. Meskipun demikian, cintanya kepada
Allah swt dan Nabi Muhammad saw adalah jauh melebihi rasa cintanya pada
organisasi Muhammadiyah. Oleh sebab itu, dasar pikirannya adalah Al Quran dan sunnah
Nabi. Ia akan menolak sebuah aturan atau dogma yang nyata-nyata tidak
berdasarkan Al Quran dan sunnah.
Tak heran meskipun berada dalam Muhammadiyah, ia akan
mengkritik habis Muhammadiyah jika bertentangan dengan keyakinannya. Ia akan
mendukung penuh Muhammadiyah jika ia menyetujui pendapat organisasi itu. Akan
tetapi, Soekarno akan menolak dan membangkang jika tidak menyetujuinya. Ia akan
tetap berdiri dan berjalan lurus dan teguh dalam keyakinannya sendiri.
“Saya masuk di
kalangan Muhammadiyah bukanlah berarti
saya menyetujui semua hal yang ada di dalamnya. Di dalam Muhammadiyah
terdapat banyak elemen-elemen yang menumbuhkan keinginan saya untuk mengabdi kepada
Islam. Pada azasnya Muhammadiyah adalah mengabdi kepada Islam, tetapi tidak
semua sepak terjangnya saya mufakati.”
Begitulah seharusnya
setiap muslim bersikap kepada organisasinya. Wajib hukumnya setiap muslim
mendukung organisasinya jika organisasinya melangkah pada jalan yang benar.
Akan tetapi, setiap muslim wajib mengingkari, membantah, melawan, dan melakukan
otokritik kepada organisasinya sendiri jika organisasinya melangkah dalam jalan
yang salah, ceroboh, bodoh, tolol, bahkan memalukan. Janganlah mematuhi
pemimpin yang melakukan hal yang salah karena akan terbawa salah. Janganlah
terus-menerus membela organisasi jika organisasinya itu melakukan penyimpangan
dan gerakannya tidak masuk akal. Janganlah terus mencari-cari dongeng-dongeng
palsu yang disandarkan kepada Allah swt dan Nabi Muhammad saw hanya untuk
melindungi dan menutupi kebodohan dan kesalahan oraganisasi dan pemimpinnya.
Contohlah Soekarno yang berdiri teguh dalam keyakinannya. Untuk itulah, Allah
swt menurunkan QS Al Ashr yang
mewajibkan setiap muslim untuk saling
menasihati, saling mengkritik, saling memberikan pengetahuan agar hidup ini
menjadi lebih baik dan lebih baik lagi.
Hal yang sangat penting untuk dipahami adalah setiap
muslim berhubungan dengan Allah swt adalah tidak melalui pihak lain, tidak
melalui organisasinya, tidak melalui ulama, tidak melalui ustadz, tidak melalui
imam, tidak melalui masjid. Setiap muslim berhubungan secara langsung dengan
Allah swt secara pribadi dan bertanggung jawab sendiri-sendiri pula. Oleh sebab
itu, selamatkan diri sendiri karena pada dasarnya kita berbuat adalah untuk
menyelamatkan diri sendiri pada pengadilan akhirat kelak.
Sampurasun.
No comments:
Post a Comment