Sunday, 7 May 2017

Penundaan Hukuman

oleh Tom Finaldin


Bandung, Putera Sang Surya
Betapa sering kita berharap Allah swt “segera" menimpakan siksaan dan hukuman  kepada orang-orang yang berdosa. Sangat sering kita dilecehkan apabila melakukan banyak nasihat. Tak jarang orang-orang yang berdosa itu justru menantang Allah swt untuk segera menimpakan hukuman kepada diri mereka.

            Beberapa dari kita bahkan banyak yang berdoa agar hukuman itu segera diturunkan kepada mereka yang berdosa karena sudah sangat keterlaluan melakukan penghinaan kepada Allah swt, Muhammad saw, dan Islam. Semakin hari semakin kesal kita kepada mereka karena mereka semakin angkuh dan seakan-akan berdiri di atas angin karena kita tidak bisa membuktikan kebenaran hukuman Allah swt itu.

            Sesungguhnya, pihak yang mereka lecehkan itu adalah kita dengan maksud mengganggu dan merendahkan. Allah swt sendiri tetap agung dan berkuasa. Allah swt tetap berada dalam keagungan-Nya, baik dihormati maupun ditentang. Tak berkurang sedikit pun kemuliaan Allah swt hanya disebabkan perilaku orang-orang berdosa itu.

            Sungguh, hukuman bagi orang-orang berdosa itu pasti datang, tidak mungkin tidak datang. Tak ada seorang pun yang dapat menghindar dari hukuman Allah swt, baik karena dosa terhadap Allah swt maupun terhadap manusia. Semua orang harus bertanggung jawab atas dosa yang telah diperbuatnya sendiri, baik dosa kecil maupun dosa besar.

            Allah swt hanya “menunda waktu” datangnya penghukuman itu dengan maksud memberikan waktu kepada manusia untuk berubah menjadi baik atau justru semakin tersesat dan gelap hidupnya. Jika tidak kembali pada fitrahnya sebagai manusia yang harus menghambakan diri kepada Allah swt, dia akan tersesat, terseok-seok, kehilangan arah, kusut dan gelap hidupnya tanpa cahaya. Ia tak memiliki lagi panduan, kecuali dugaan-dugaannya sendiri. Hal yang sangat berbahaya adalah Allah swt membiarkannya hidup tanpa petunjuk dengan maksud agar hidup seseorang itu bertambah besar dosanya, bertambah sesat hidupnya, bertambah banyak keburukannya, dan bertambah rumit hidupnya. Hal itu akan berakhir dengan buruk di tempat yang teramat buruk.

            Kata Allah swt, “Jangan sekali-sekali orang-orang kafir itu mengira bahwa tenggang waktu yang Kami berikan kepada mereka lebih baik baginya. Sesungguhnya, tenggang waktu yang Kami berikan kepada mereka hanyalah agar dosa mereka semakin bertambah dan mereka akan mendapat azab yang menghinakan.” (QS Ali Imran 3 : 178)

            Allah swt menjelaskan bahwa orang-orang kafir itu hanya diberi “tenggang waktu” sebelum dihukum agar hukuman-Nya benar-benar nyata terjadi dan pasti dirasakan benar.

            Kita bisa mengambil contoh bahwa minum alkohol sambil mengemudi mobil atau mengendarai motor adalah buruk dan berbahaya. Akan tetapi, banyak orang yang tetap minum alkohol sambil mengendarai kendaraan karena merasa tidak akan terjadi apa-apa atau melecehkan peringatan bahaya itu. Ketika alkohol yang diminum hanya sedikit atau tidak terlalu banyak, mungkin tidak akan terjadi apa-apa. Akan tetapi, ketika dia merasa aman karena ternyata tidak apa-apa sehingga terus-menerus meminum alkohol sampai benar-benar mabuk, situasi menjadi tidak terkendali. Tidak seimbang lagi konsentrasinya dalam mengendarai kendaraan. Akibatnya, terjadilah kecelakaan mengerikan yang bisa menyebabkan dia kehilangan mobilnya karena tabrakan serta dia sendiri mengalami cedera tubuh hingga cacat seumur hidup atau bahkan mati dalam keadaan mabuk. Kalaupun tidak mengalami kecelakaan lalu lintas, dia bisa ditangkap polisi untuk dimasukkan dalam penjara dan membayar denda.

            Seperti itulah hukuman dari Allah swt datang ketika waktunya telah tiba dan dosa-dosa manusia telah sangat besarnya. Hal itu sebagaimana dengan alkohol yang jika hanya diminum sedikit, pengaruhnya tidak besar, tetapi ketika terlalu banyak dan sudah tidak terkendali, hukuman itu datang berupa kecelakaan atau ditangkap penegak hukum.

            Setiap manusia setiap hari harus selalu melakukan evaluasi diri agar kesalahan-kesalahan yang dilakukan tidak bertambah besar sehingga tidak terlalu sulit untuk kembali pada jalan yang benar.


            Sampurasun.

No comments:

Post a Comment