oleh
Tom Finaldin
Bandung,
Putera Sang Surya
Betapa sering kita berharap
Allah swt “segera" menimpakan siksaan dan hukuman kepada orang-orang yang berdosa. Sangat
sering kita dilecehkan apabila melakukan banyak nasihat. Tak jarang orang-orang
yang berdosa itu justru menantang Allah swt untuk segera menimpakan hukuman
kepada diri mereka.
Beberapa dari kita bahkan banyak yang berdoa agar hukuman
itu segera diturunkan kepada mereka yang berdosa karena sudah sangat
keterlaluan melakukan penghinaan kepada Allah swt, Muhammad saw, dan Islam.
Semakin hari semakin kesal kita kepada mereka karena mereka semakin angkuh dan
seakan-akan berdiri di atas angin karena kita tidak bisa membuktikan kebenaran hukuman
Allah swt itu.
Sesungguhnya, pihak yang mereka lecehkan itu adalah kita
dengan maksud mengganggu dan merendahkan. Allah swt sendiri tetap agung dan
berkuasa. Allah swt tetap berada dalam keagungan-Nya, baik dihormati maupun
ditentang. Tak berkurang sedikit pun kemuliaan Allah swt hanya disebabkan
perilaku orang-orang berdosa itu.
Sungguh, hukuman bagi orang-orang berdosa itu pasti
datang, tidak mungkin tidak datang. Tak ada seorang pun yang dapat menghindar
dari hukuman Allah swt, baik karena dosa terhadap Allah swt maupun terhadap
manusia. Semua orang harus bertanggung jawab atas dosa yang telah diperbuatnya
sendiri, baik dosa kecil maupun dosa besar.
Allah swt hanya “menunda waktu” datangnya penghukuman itu
dengan maksud memberikan waktu kepada manusia untuk berubah menjadi baik atau
justru semakin tersesat dan gelap hidupnya. Jika tidak kembali pada fitrahnya
sebagai manusia yang harus menghambakan diri kepada Allah swt, dia akan
tersesat, terseok-seok, kehilangan arah, kusut dan gelap hidupnya tanpa cahaya.
Ia tak memiliki lagi panduan, kecuali dugaan-dugaannya sendiri. Hal yang sangat
berbahaya adalah Allah swt membiarkannya hidup tanpa petunjuk dengan maksud
agar hidup seseorang itu bertambah besar dosanya, bertambah sesat hidupnya,
bertambah banyak keburukannya, dan bertambah rumit hidupnya. Hal itu akan
berakhir dengan buruk di tempat yang teramat buruk.
Kata Allah swt, “Jangan
sekali-sekali orang-orang kafir itu mengira bahwa tenggang waktu yang Kami
berikan kepada mereka lebih baik baginya. Sesungguhnya, tenggang waktu yang Kami
berikan kepada mereka hanyalah agar dosa mereka semakin bertambah dan mereka
akan mendapat azab yang menghinakan.” (QS Ali Imran 3 : 178)
Allah swt menjelaskan bahwa orang-orang kafir itu hanya
diberi “tenggang waktu” sebelum dihukum agar hukuman-Nya benar-benar nyata
terjadi dan pasti dirasakan benar.
Kita bisa mengambil contoh bahwa minum alkohol sambil
mengemudi mobil atau mengendarai motor adalah buruk dan berbahaya. Akan tetapi,
banyak orang yang tetap minum alkohol sambil mengendarai kendaraan karena
merasa tidak akan terjadi apa-apa atau melecehkan peringatan bahaya itu. Ketika
alkohol yang diminum hanya sedikit atau tidak terlalu banyak, mungkin tidak
akan terjadi apa-apa. Akan tetapi, ketika dia merasa aman karena ternyata tidak
apa-apa sehingga terus-menerus meminum alkohol sampai benar-benar mabuk, situasi
menjadi tidak terkendali. Tidak seimbang lagi konsentrasinya dalam mengendarai
kendaraan. Akibatnya, terjadilah kecelakaan mengerikan yang bisa menyebabkan
dia kehilangan mobilnya karena tabrakan serta dia sendiri mengalami cedera
tubuh hingga cacat seumur hidup atau bahkan mati dalam keadaan mabuk. Kalaupun
tidak mengalami kecelakaan lalu lintas, dia bisa ditangkap polisi untuk dimasukkan
dalam penjara dan membayar denda.
Seperti itulah hukuman dari Allah swt datang ketika
waktunya telah tiba dan dosa-dosa manusia telah sangat besarnya. Hal itu
sebagaimana dengan alkohol yang jika hanya diminum sedikit, pengaruhnya tidak
besar, tetapi ketika terlalu banyak dan sudah tidak terkendali, hukuman itu
datang berupa kecelakaan atau ditangkap penegak hukum.
Setiap manusia setiap hari harus selalu melakukan
evaluasi diri agar kesalahan-kesalahan yang dilakukan tidak bertambah besar
sehingga tidak terlalu sulit untuk kembali pada jalan yang benar.
Sampurasun.
No comments:
Post a Comment