oleh
Tom Finaldin
Bandung,
Putera Sang Surya
Dari sejak dulu hingga saat
ini penguasa-penguasa di dunia silih berganti. Pergantian penguasa dan
kekuasaan itu ada yang melalui perang, melalui pemindahan kekuasaan, melalui
keturunan, melalui pemilihan, dan lain sebagainya. Allah swt sengaja melakukan
itu agar manusia mengambil pelajaran dari berbagai peristiwa pergantian
kekuasaan itu.
“…. Masa (kejayaan
dan kehancuran) itu Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat
pelajaran), ….” (QS Ali Imran 3 : 140)
Banyak hal yang bisa menjadi pelajaran manusia dari
setiap pergantian kekuasaan itu, baik dari sisi pribadi penguasa, keluarganya,
sukunya, rasnya, agamanya, sistemnya, zamannya, dan lain sebagainya. Jika
manusia mau memikirkan pelajaran-pelajaran hal itu dengan jujur, seharusnya
semakin hari kehidupan manusia semakin baik. Sayangnya, banyak manusia yang
tidak mempelajarinya dengan jujur dan baik. Akibatnya, manusia dari zaman ke
zaman selalu melakukan kesalahan yang sama dan menderita kesengsaraan yang sama
dengan manusia zaman dulu, tak ada perubahan yang berarti dari kemanusiaan,
kecuali teknologi.
Paling tidak, kita bisa mengambil pelajaran bahwa
kesombongan dan keangkuhan manusia atas dasar apa pun sangat tidak berpengaruh
atas kekuasaan karena kekuasaan dipergilirkan Allah swt dari zaman ke zaman.
Terkadang dunia ini dikuasai oleh orang-orang baik, terkadang pula oleh
orang-orang jahat. Begitu seterusnya berputar berganti-ganti tidak akan pernah
berhenti sampai kiamat.
Pergantian kekuasaan itu akan terhenti jika sudah terjadi
kiamat. Setelah kiamat, Allah swt memisahkan benar-benar antara keburukan dan kebaikan.
Segala keburukan dikumpulkan dalam neraka dan seluruh kebaikan dikumpulkan
dalam surga. Tak akan ada lagi persaingan di antara pihak baik dan buruk karena
keduanya sudah terpisah. Paling-paling yang terjadi adalah saling menyalahkan
di antara orang-orang buruk karena mereka ditempatkan dalam tempat yang buruk.
Orang-orang buruk itu menganggap diri mereka merupakan korban dari pengaruh
buruk orang lain. Sayangnya, mereka ketika masih di dunia tidak mau mendengar
orang-orang baik yang menyerukan kebenaran. Pintu taubat sudah tertutup.
Apabila kaum muslimin “terpaksa berperang” karena
dirugikan serta diperlakukan jahat dan tidak adil, Allah swt memberikan
semangat agar kaum muslimin terus berjuang dan tidak perlu takut.
Kata Allah swt, “Jika
kamu mendapat luka, mereka pun mendapat luka yang serupa ….” (QS Ali Imran
3 :140)
Ketika kaum muslimin merasa takut, Allah swt mengingatkan
bahwa musuh juga merasa takut. Jika kaum muslim terluka, musuhnya juga terluka.
Jika kaum muslim letih, musuhnya juga sama-sama letih.
Di samping itu, Allah swt pun hendak menjelaskan kepada
kaum muslimin, mana yang benar-benar beriman, mana yang munafik, mana yang
justru berbalik kafir karena perang adalah sesuatu hal yang sangat mengerikan.
Akan terlihat dengan jelas mana pengecut yang tujuannya hanya kekuasaan dan
kekayaan serta mana para mujahid yang benar-benar berperang untuk kemuliaan
Islam, kemuliaan kaum muslimin, dan untuk terhentinya kejahatan di muka Bumi.
Allah swt sengaja membuat sebagian kaum muslimin gugur sebagai syahid dalam
perang agar para pejuang itu dapat kembali kepada Allah swt dalam keadaan suci.
“… agar Allah membedakan orang-orang
yang beriman (dengan orang-orang kafir) dan agar sebagian kamu dijadikan-Nya
(gugur sebagai) syuhada. Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim dan agar
Allah membersihkan orang-orang yang beriman (dari dosa mereka) dan membinasakan
orang-orang kafir.” (QS Ali Imran 3 : 140-141)
Hal yang patut diingat adalah kaum muslimin hanya boleh
berperang untuk membela diri, membela kehormatan, dan menegakkan keadilan.
Tidak boleh mencari gara-gara untuk berperang atau memicu kerusuhan sehingga
menimbulkan perang. Berperang hanya diperbolehkan jika syarat-syaratnya
terpenuhi sebagaimana yang terjadi pada Muhammad saw. Jika sebagian kaum
muslimin memicu huru hara, perpecahan, kerusuhan, perang hanya untuk
mendapatkan kekuasaan, kekayaan, politik, dan kepentingan ekonomi lainnya,
Allah swt akan menggerakkan kaum lain untuk menghentikan sebagian kaum muslimin
itu agar kembali pada jalan yang benar. Golongan lain itu bisa berasal dari
kaum muslimin sendiri, bisa pula dari golongan kaum nonmuslim.
Sungguh, kekuasaan di Bumi ini selalu dipergilirkan di
antara manusia sesuai dengan kehendak Allah swt. Tak ada gunanya kesombongan
dan kepalsuan karena kita semua “dikendalikan” oleh Allah swt, apa pun agama
kita.
Khusus bagi kaum muslimin yang benar-benar menjalankan
agamanya dengan baik, Allah swt memberikan dua kebaikan dalam situasi apa pun.
Hal itu sebagaimana yang pernah dikatakan Muhammad saw bahwa hidup orang beriman itu sungguh unik, jika
dia diberi kemudahan, dia bersyukur dan jika diberikan kesulitan, dia bersabar,
syukur dan sabar adalah dua hal yang sama-sama baik untuk setiap orang beriman.
Jadi, tak ada ruginya bagi orang beriman, mau suka ataupun duka, hidupnya
selalu baik.
Sampurasun.
No comments:
Post a Comment