Thursday, 4 May 2017

Sumpah Palsu

oleh Tom Finaldin


Bandung, Putera Sang Surya
Janji palsu atau sumpah palsu sebenarnya sama saja. Mereka memalsukan janji dan sumpahnya. Apa yang dijanjikan dan disumpahkan sama sekali dusta dan tidak pernah datang dari hatinya, tetapi dilakukan hanya untuk mengelabui orang lain.

            Para politisi, mereka yang sedang terlibat hukum, para pengusaha, dan lain sebagainya kerap mengumbar banyak janji dan melakukan sumpah. Mereka harus membuktikan sumpah-sumpah dan janji-janjinya. Jika tidak, kepalsuan yang mereka lakukan akan melindas diri mereka sendiri, baik di dunia ini maupun di akhirat nanti. Hal yang lebih berbahaya adalah jika mereka berjanji atau bersumpah dengan bersandarkan pada janji-janji Allah swt, tetapi sesungguhnya mereka sedang berdusta karena berharap mendapatkan keuntungan duniawi yang rendah dari janji-janji yang diucapkannya dan sumpah-sumpah yang dilakukannya.

            Mungkin mereka akan mendapatkan keuntungan dari janji dan sumpah palsu itu di dunia ini jika Allah swt membiarkannya. Akan tetapi, mereka akan mengalami kerugian yang amat menyedihkan di akhirat nanti. Bisa saja Allah swt membiarkan mereka mendapatkan hal-hal yang diinginkannya di dunia ini agar bertambah dosa mereka, bertambah kesesatan mereka, serta bertambah pula kegelisahan dan kesulitan hidup mereka. Di akhirat nanti, Allah swt tidak akan menolerir mereka. Jangankan mengurus mereka dengan baik, menyapa mereka pun Allah swt tidak akan melakukannya.

            “Sebenarnya, siapa yang menepati janji dan bertakwa, maka sungguh, Allah mencintai orang yang bertakwa.

            Sesungguhnya, orang-orang yang memperjualbelikan janji Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga murah, mereka itu tidak memperoleh bagian di akhirat, Allah tidak akan menyapa mereka pada Hari Kiamat, dan tidak akan menyucikan mereka. Bagi mereka, azab yang pedih.” (QS Ali Imran 3 : 76-77)

            Mungkin di antara pembaca ada yang menganggap ancaman ini sebagai “ancaman remeh” karena tidak merasakan benar kepedihan jika “tidak disapa” Allah swt. Mari kita coba merasakannya di dunia ini.

            Jika kita seorang pelajar atau mahasiswa, bagaimana rasanya jika guru kita atau dosen kita tidak menyapa kita dan selalu memalingkan wajahnya dari kita?

            Bagaimana rasanya jika teman-teman kita tidak menyapa kita dan selalu memalingkan wajahnya ketika bertemu dengan kita?

            Enak?

            Jika kita sebagai karyawan, bagaimana rasanya jika pemimpin kita tidak mau berbicara kepada kita dan selalu memalingkan wajahnya dari kita?

            Nikmat?

            Jika kita adalah anggota sebuah keluarga, bagaimana rasanya jika keluarga kita tidak mau menyapa kita, bahkan mendengus kesal dan memalingkan wajahnya ketika bertemu dengan kita?

            Nyaman?

            Jika pemimpin di kantor kita sudah tidak mau berbicara dengan kita dan selalu memalingkan wajahnya dari kita, bisa diduga tidak lama lagi karir kita akan berakhir. Itu adalah bencana.

            Sekarang, ketika tidak ada lagi orang yang dapat menolong kita di pengadilan akhirat nanti, kecuali Allah swt, tetapi Allah swt tidak mau menyapa kita, bagaimana jadinya kita?

            Jangankan menolong kita, menyapa kita saja Allah swt tidak mau, padahal hanya Allah swt yang berkuasa mengampuni, memaafkan, dan mengasihi kita. Jika itu terjadi, sudah pasti tempat kita adalah di tempat yang teramat buruk dan mengerikan.

            Allah tidak akan menyapa mereka pada Hari Kiamat, dan tidak akan menyucikan mereka. Bagi mereka, azab yang pedih.

            Ketika kita melihat orang lain yang melakukan kesalahan di dunia, tetapi Allah swt mengampuni mereka dan menyucikan mereka, kita benar-benar akan tersudut dan sedih luar biasa karena kita tidak diampuni dan tidak disucikan. Hal itu disebabkan karena di dunia kalian sering melakukan janji-janji yang diingkari kalian sendiri dan melakukan sumpah-sumpah palsu hanya untuk mendapatkan keuntungan yang rendah.

            Jangan menjanjikan sesuatu yang tidak bisa ditepati dan jangan melakukan sumpah palsu. Bahaya.


            Sampurasun.

No comments:

Post a Comment