oleh
Tom Finaldin
Bandung,
Putera Sang Surya
Kebenaran itu tidak boleh
disembunyikan, tidak boleh ditutupi, tidak boleh disamarkan, dan tidak boleh
dihilangkan. Sebaliknya, kebenaran itu harus dibuka lebar-lebar untuk
memberikan kebaikan kepada manusia dan kemanusiaan.
Perilaku menyembunyikan kebenaran sering sekali dilakukan oleh orang-orang yang sering melakukan penipuan, kebohongan publik,
dan pengacauan berpikir di tengah masyarakat. Perilaku ini dilakukan mereka
selalu bertujuan untuk mendapatkan atau mempertahankan kehormatan, kedudukan,
kekayaan, posisi politik, maupun kepentiingan ekonomi lainnya. Hal yang justru
sangat berbahaya adalah menggunakan kitab-kitab suci agama untuk
memutarbalikkan pemahaman dan menyembunyikan pemahaman yang sebenarnya. Artinya,
para pengacau ini tahu mana yang benar dan mana yang salah, tetapi mereka tetap
berpegang pada hal yang salah untuk melindungi kepentingan-kepentingan mereka
yang rendah dan murah serta untuk membodohi publik agar tetap menganggap
kebohongan mereka adalah sebagai kebenaran.
Allah swt mempertanyakan hal ini kepada para pengacau
yang kerap menggunakan kitab-kitab suci untuk membohongi masyarakat, “Wahai Ahli Kitab!
Mengapa kamu mencampuradukkan
kebenaran dengan kebathilan dan kamu menyembunyikan kebenaran, padahal kamu
mengetahui?” (QS Ali Imran 3 : 71)
Allah swt bertanya
bukan karena tidak tahu karena sesunguhnya Allah swt Mahatahu segalanya,
melainkan mengajak orang-orang yang menyembunyikan kebenaran itu untuk
berpikir. Hal itu disebabkan mereka berlagak seperti orang-orang penegak
kebenaran Tuhan, tetapi dengan cara menyampaikan kebenaran yang mendukung hawa
nafsu mereka dan menyembunyikan kebenaran yang dianggap menganggu kepentingan
mereka. Artinya, tak pantas mereka mengklaim diri sebagai hamba Tuhan jika
menyembunyikan kebenaran Tuhan dalam keadaan mereka mengetahui kebenaran itu
dan mengetahui pula bahwa diri mereka sendiri melakukan kedustaan.
Hal yang sangat berbahaya adalah mereka bersikap membaca
kitab suci, kemudian mengatakan bahwa bacaan mereka itu berasal dari Tuhan,
padahal mereka mengarang sendiri kata-kata itu. Mereka berharap orang percaya
bahwa itu berasal dari Tuhan Yang Mahabenar. Perilaku seperti ini pun diketahui
benar oleh Allah swt.
“Sungguh, di antara
mereka niscaya ada segolongan yang memutarbalikkan lidahnya hanya membaca kitab
agar kamu menyangka (yang mereka baca) itu sebagian dari Kitab, padahal itu
bukan dari Kitab dan mereka berkata, ‘Itu dari Allah’, padahal itu bukan dari
Allah. Mereka mengatakan hal yang dusta terhadap Allah, padahal mereka
mengetahui.” (QS Ali Imran 3 : 78)
Allah swt tahu perilaku para pendusta itu sejak lama.
Jika mereka tetap seperti itu, tunggu saja hukuman dari Allah swt. Cepat atau
lambat hukuman itu akan datang dan kita tidak pernah tahu kapan datangnya.
Allah swt memiliki rencana-Nya sendiri. Ketika hukuman itu datang, penyesalan
pun terjadi. Sangat beruntung jika Allah swt masih memberikan kesempatan untuk
bertaubat sehingga bisa memperbaiki diri. Akan tetapi, jika pintu taubat sudah
ditutup-Nya, celakalah mereka.
Sampurasun.
No comments:
Post a Comment