Thursday, 4 May 2017

Jangan Menyembunyikan Kebenaran

oleh Tom Finaldin


Bandung, Putera Sang Surya
Kebenaran itu tidak boleh disembunyikan, tidak boleh ditutupi, tidak boleh disamarkan, dan tidak boleh dihilangkan. Sebaliknya, kebenaran itu harus dibuka lebar-lebar untuk memberikan kebaikan kepada manusia dan kemanusiaan.

            Perilaku menyembunyikan kebenaran sering sekali dilakukan oleh orang-orang yang sering melakukan penipuan, kebohongan publik, dan pengacauan berpikir di tengah masyarakat. Perilaku ini dilakukan mereka selalu bertujuan untuk mendapatkan atau mempertahankan kehormatan, kedudukan, kekayaan, posisi politik, maupun kepentiingan ekonomi lainnya. Hal yang justru sangat berbahaya adalah menggunakan kitab-kitab suci agama untuk memutarbalikkan pemahaman dan menyembunyikan pemahaman yang sebenarnya. Artinya, para pengacau ini tahu mana yang benar dan mana yang salah, tetapi mereka tetap berpegang pada hal yang salah untuk melindungi kepentingan-kepentingan mereka yang rendah dan murah serta untuk membodohi publik agar tetap menganggap kebohongan mereka adalah sebagai kebenaran.

            Allah swt mempertanyakan hal ini kepada para pengacau yang kerap menggunakan kitab-kitab suci untuk membohongi masyarakat, “Wahai Ahli Kitab!

            Mengapa kamu mencampuradukkan kebenaran dengan kebathilan dan kamu menyembunyikan kebenaran, padahal kamu mengetahui?” (QS Ali Imran 3 : 71)

            Allah swt bertanya bukan karena tidak tahu karena sesunguhnya Allah swt Mahatahu segalanya, melainkan mengajak orang-orang yang menyembunyikan kebenaran itu untuk berpikir. Hal itu disebabkan mereka berlagak seperti orang-orang penegak kebenaran Tuhan, tetapi dengan cara menyampaikan kebenaran yang mendukung hawa nafsu mereka dan menyembunyikan kebenaran yang dianggap menganggu kepentingan mereka. Artinya, tak pantas mereka mengklaim diri sebagai hamba Tuhan jika menyembunyikan kebenaran Tuhan dalam keadaan mereka mengetahui kebenaran itu dan mengetahui pula bahwa diri mereka sendiri melakukan kedustaan.

            Hal yang sangat berbahaya adalah mereka bersikap membaca kitab suci, kemudian mengatakan bahwa bacaan mereka itu berasal dari Tuhan, padahal mereka mengarang sendiri kata-kata itu. Mereka berharap orang percaya bahwa itu berasal dari Tuhan Yang Mahabenar. Perilaku seperti ini pun diketahui benar oleh Allah swt.

            “Sungguh, di antara mereka niscaya ada segolongan yang memutarbalikkan lidahnya hanya membaca kitab agar kamu menyangka (yang mereka baca) itu sebagian dari Kitab, padahal itu bukan dari Kitab dan mereka berkata, ‘Itu dari Allah’, padahal itu bukan dari Allah. Mereka mengatakan hal yang dusta terhadap Allah, padahal mereka mengetahui.” (QS Ali Imran 3 : 78)

            Allah swt tahu perilaku para pendusta itu sejak lama. Jika mereka tetap seperti itu, tunggu saja hukuman dari Allah swt. Cepat atau lambat hukuman itu akan datang dan kita tidak pernah tahu kapan datangnya. Allah swt memiliki rencana-Nya sendiri. Ketika hukuman itu datang, penyesalan pun terjadi. Sangat beruntung jika Allah swt masih memberikan kesempatan untuk bertaubat sehingga bisa memperbaiki diri. Akan tetapi, jika pintu taubat sudah ditutup-Nya, celakalah mereka.


            Sampurasun.

No comments:

Post a Comment