oleh
Tom Finaldin
Bandung,
Putera Sang Surya
Betapa sering kita berharap
hidup kita penuh dengan kebaikan, kesenangan, dan kebahagiaan. Sesungguhnya,
kebahagiaan itu tidak akan pernah datang jika kita tidak pernah berbagi dengan sesama.
Untuk mendapatkan kebahagiaan, upayakanlah terbiasa berbagi
dengan sesama manusia, terutama dengan orang-orang yang lebih sulit hidupnya
dibandingkan kita. Hidup kita mungkin sedang sulit, tetapi ada orang lain yang
lebih sulit dibandingkan kita. Berbagilah dengan mereka. Berbagilah uang,
rezeki, perhiasan, pakaian, dan harta-harta lain yang kita cintai dengan orang
yang sedang dalam kesusahan. Di situlah letaknya kunci kebahagiaan.
Pikiran kapitalistis dan komunistis tidak akan mencapai
kebahagiaan ini. Kapitalis dan komunis menganggap materi dan uang adalah sumber
kebahagiaan, tetapi sebenarnya jika tidak berbagi dengan orang lain, uang dan
materi itu akan menjadi sumber masalah dan hanya sampai pada kebahagiaan semu
dan palsu. Percuma memiliki banyak harta benda, tetapi batin dan keseluruhan
hidup kita dalam kekusutan dan kegelisahan.
Kekusutan dan kegelisahan itu hanya bisa hilang oleh
kebiasaan berbagi rezeki dengan orang lain, terutama yang lebih sulit hidupnya
dibandingkan kita.
Kata Allah swt, “Kamu
tidak akan memperoleh kebaikan sebelum kamu menginfakkan sebagian harta yang
kamu cintai. Apa pun yang kamu infakkan, tentang hal itu sungguh, Allah Maha
Mengetahui.” (QS Ali Imran 3 : 92)
Kebaikan dan kebahagiaan itu akan datang setelah kita
berbagi dengan orang lain. Kebaikan dan kebahagiaan tidak akan datang jika kita
tidak pernah berbagi atau bersifat pelit, kikir.
Tidak perlu takut untuk bersedekah karena Allah swt akan
menggantinya banyak sekali, tujuh ratus kali lipat. Lakukan tanpa diketahui
orang lain sehingga kebaikan kita tidak dikotori oleh rasa pamer diri, angkuh,
dan sombong. Perasaan pamer, angkuh, dan sombong akan menghapuskan kebaikan dan
kebahagiaan yang seharusnya kita terima. Di samping itu, Allah swt melihatnya
bukan sebuah kebaikan. Akibatnya, perbuatan baik kita tidak bernilai apa pun. Jika
akal kalian tidak dapat memahami hal ini, lakukan saja bersedekah dan berbagi
dengan orang lain, terutama dengan orang yang lebih menderita dibandingkan
kita, lalu lihat hasilnya. Kalian akan mengerti sendiri.
Sampurasun.
No comments:
Post a Comment