oleh
Tom Finaldin
Bandung,
Putera Sang Surya
Kerusakan ajaran Kristen
telah menghancurkan seluruh daratan Eropa pada masa lalu. Perang, pembunuhan,
pemerkosaan, perampokan, penganiayaan, dan berbagai kekejian kemanusiaan
benar-benar merusakkan kehidupan manusia. Orang-orang Eropa saling bunuh satu
sama lain yang membuat suasana kehidupan panas membara bagai ketel yang penuh
minyak mendidih panas sekali.
Pemimpin Besar Revolusi Indonesia Soekarno menggambarkan kekacauan
Eropa pada masa lalu yang seperti drakula penghisap darah dan pertarungan
makhluk-makhluk buas itu salah satunya disebabkan rusaknya ajaran Kristen oleh
para pendeta dan kesepakatan kaum gereja. Para pendeta dan gereja telah membuat
ajaran-ajaran sendiri yang menyimpang dari ajaran Kristen sebenarnya. Mereka berkolaborasi
dengan para penguasa Eropa untuk meraih kepentingan politik dan ekonomi. Akibatnya,
di antara umat Kristen sendiri terjadi pertarungan dan pembunuhan
besar-besaran.
Orang-orang sudah hampir tidak tahu lagi tentang ajaran
Kristen yang sebenarnya. Pendapat-pendapat pendeta dan gereja lebih kuat pengaruhnya
di masyarakat Eropa dibandingkan ajaran
injil sendiri.
Kalau saya tulis lebih panjang pendapat Pemimpin Besar
Revolusi Indonesia Soekarno tentang rusaknya ajaran Kristen oleh orang-orang
Kristen sendiri yang menyebabkan kekalutan dalam ajaran Kristen yang
menimbulkan banyak sekte dan menyebabkan berbagai perang-perang besar, saya
yakin ada banyak orang Kristen di Indonesia dan di dunia ini merasa
tersinggung. Bahkan, kalau Soekarno hidup pada masa ini sebagai rakyat, bisa
mendapatkan “ancaman” tuduhan sebagai “penoda agama Kristen”. Padahal, itu
adalah kenyataan. Oleh sebab itu, saya tidak sampai hati menuliskan pendapat
Soekarno secara gamblang tentang kerusakan christendom
karena sangat keras, tajam, dan menukik. Kalau mau tahu aslinya pendapat
Soekarno tentang hal ini, pelajari saja dalam bukunya, Dibawah Bendera Revolusi.
Sayangnya, karena
umat Islam kurang baca dan kurang mempelajari riwayat dunia, kesalahan
orang-orang Kristen itu pun diikuti oleh umat Islam. Saat ini banyak sekali
dongeng-dongeng yang sangat laku di kalangan kaum muslimin. Hadits-hadits palsu
pun banyak diproduksi untuk mendukung kepentingan politik dan ekonomi kalangan
tertentu yang haus kekuasaan dan haus harta benda. Perang-perang dan
konflik-konflik di Timur Tengah banyak disebabkan oleh dongeng-dongeng khayalan
tentang Islam dan hadits-hadits palsu, terutama tentang jihad, kesyahidan,
surga, neraka, zaman akhir, dan ramalan kekuasaan pada masa depan. Di samping
itu, hal yang sangat menjijikkan adalah memutarbalikkan pemahaman ayat-ayat Al
Quran sekehendak hati mereka sendiri tanpa melalui proses analisa mendalam yang
jujur dan serius. Mereka menafsirkan ayat Al Quran bukan untuk memberikan
pencerahan kepada umat, bukan untuk mendidik masyarakat, melainkan untuk menipu
masyarakat agar masyarakat tergiring pada agenda-agenda rendah mereka. Oleh sebab
itu, terjadilah perkawinan antara ulama terbelakang, kaum agama yang serakah
dengan para politisi kacangan yang tak mampu menampilkan program dan potensi
kebaikan. Lebih parah lagi jika perkawinan haram ini didukung oleh
senjata-senjata pembunuh yang melibatkan kekuatan militer besar. Perang-perang
besar dan berbagai pembunuhan pun terjadi sebagaimana yang terjadi di Eropa
masa lalu.
Hal yang bisa kita lihat adalah adanya kesamaan penyebab
dari berbagai konflik, perang, dan pembunuhan di dunia ini, yaitu mengaburkan
pemahaman agama dari ajaran yang sebenarnya, membuat ajaran-ajaran baru yang
menyandarkan pada agamanya, memutarbalikkan fakta, dan mengupayakan pengadaan
senjata untuk mendukung agenda-agenda politik dan ekonomi para petualang busuk.
Orang-orang Eropa sangat lama tenggelam dalam kegelapan
dan pertikaian. Mereka baru berhenti sejak terjadinya perjanjian Westphalia yang menghentikan
perluasan-perluasan kekuasaan bangsa tertentu atas bangsa lainnya dan adanya
keharusan menghormati batas-batas teritorial bangsa lainnya.
Sekarang, bagaimana caranya umat Islam menghentikan
konflik di antara umat Islam sendiri?
Jawabannya adalah sangat mudah, yaitu kembali kepada Al Quran dengan meninggalkan
dongeng-dongeng tak masuk akal, hadits-hadits palsu, serta pendapat para ulama
terbelakang.
Hal yang sulit
dilakukan adalah mengakui diri telah melakukan kesalahan, meminta maaf, dan
menurunkan egoisme diri.
Apabila tujuan umat Islam hanya satu, yaitu mengabdikan
diri kepada Allah swt tanpa mempertuhankan kekuasaan politik dan ekonomi, umat
Islam pasti bersatu dan sama-sama membuat dunia ini dalam keadaan damai,
tertib, teratur, harmonis, penuh cinta, dan penuh kemakmuran.
Sampurasun.
No comments:
Post a Comment