Saturday 15 April 2017

Bahasa Nabi Adam as

oleh Tom Finaldin


Bandung, Putera Sang Surya
Saat berdiskusi dengan para mahasiswa pertama kali dengan mahasiswa mana saja saya selalu menemukan pandangan klasik, yaitu Nabi Adam as adalah manusia pertama dan menggunakan bahasa Arab. Pandangan klasik ini tampaknya berasal dari dongeng-dongeng klasik.


            Saya bertanya, “Yakinkah Nabi Adam menggunakan bahasa Arab?”

            Mereka selalu yakin.

            Saya melanjutkan bertanya, “Yakinkah Nabi Adam as itu manusia pertama yang diciptakan Allah swt?”

            Biasanya, mereka selalu yakin, kecuali mereka yang sudah mendengar keterangan yang lebih baik dalam pembahasan pada diskusi-diskusi pada berbagai tempat.

            “Kalau Adam as adalah manusia pertama dan menggunakan bahasa Arab, siapa orang kurang ajar pertama yang meninggalkan bahasa Arab sehingga kita sekarang menggunakan bahasa Sunda, bahasa Indonesia, Jawa?”

            Mereka mulai serius berpikir.

            Bagi saya, orang pertama yang meninggalkan bahasa Adam as, yaitu bahasa Arab, kemudian membuat bahasa sendiri adalah orang paling kurang ajar dan teramat berdosa.

            Bagaimana tidak berdosa dan kurang ajar keterlaluan?

            Dia membuat kita menjadi susah karena harus mulai lagi dari awal belajar bahasa Arab untuk memahami Al Quran. Anak-anak harus belajar huruf Arab dengan menggunakan metode iqra, bahkan harus bayar lagi. Coba kalau dulu gunakan saja bahasa Adam as yang Arab itu, kita nggak kesusahan harus belajar bahasa Arab lagi dari awal.

            Kalau sudah saya jelaskan seperti itu, para mahasiswa biasanya terdiam dan berharap saya melanjutkan penjelasan.

            Jadi, Adam as itu bukanlah manusia pertama karena kita menggunakan bahasa yang berbeda-beda di seluruh dunia. Bahasa yang satu tidak memiliki hubungan dengan bahasa lainnya. Allah swt menciptakan manusia bersuku-suku. Untuk menciptakan suatu suku, Allah swt menciptakan sepasang suami-istri khusus untuk melahirkan anggota-anggota sukunya. Pasangan pertama yang diciptakan itu diberi pengetahuan tertentu tanpa proses belajar, bahasa tertentu untuk berkomunikasi, bentuk fisik tertentu, dan tantangan hidup tertentu. Untuk setiap suku, diciptakan sepasang suami-istri masing-masing.

            Hal ini bisa dilihat dari QS Al Hujurat 49 : 13.

            “Wahai Manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh Allah Maha Mengetahui dan Maha Teliti.”

            Biasanya, setelah diterangkan, para mahasiswa sangat cepat mengerti.

            Akan tetapi, jika ada yang bertanya, “Jadi, Nabi Adam as itu menggunakan bahasa apa dan suku apa?”

            Saya selalu akan menjawab, “Saya belum tahu. Suatu saat kita akan tahu lebih lengkap tentang Adam as jika Allah swt berkenan memberikan pengetahuan tentang Adam as kepada kita. Bisa melalui saya. Bisa melalui Saudara-saudara mahasiswa. Bisa melalui siapa saja yang Allah swt kehendaki untuk mendapatkan pengetahuan tersebut.”


            Sampurasun.

No comments:

Post a Comment