Thursday 13 April 2017

Tiket Masuk Surga

oleh Tom Finaldin


Bandung, Putera Sang Surya
Banyak orang yang menganggap dirinya atau kelompok agamanya adalah yang pasti masuk surga, kelompok yang lain tidak dan pasti masuk neraka. Kalaupun harus masuk neraka, mereka yakin hanya sebentar, ujung-ujungnya, pasti masuk surga. Sayangnya, Allah swt membantah mereka yang berpendapat demikian. Mereka hanya berangan-angan tanpa bukti dan hanya menyebar hoax agar orang lain sama pikirannya dengan dirinya.

            Kata Allah swt, “Bukan demikian, yang benar adalah siapa saja berbuat dosa dan dirinya telah diliputi oleh dosanya, mereka itulah penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya.” (QS Al Baqarah 2 : 81)

            Jadi, seseorang atau sekelompok manusia dijerumuskan ke dalam neraka bukanlah disebabkan ras, negara, atau pengakuan agamanya di hadapan manusia, melainkan karena dirinya telah diliputi oleh banyak dosa sehingga Allah swt menggambarkannya sebagai manusia yang ditenggelamkan oleh dosanya sendiri. Karena dosa dan pengingkarannya kepada Allah swt sangat banyak, mereka tak pernah bisa keluar dari neraka dan terus menderita, sedih, sakit, sengsara, gelisah, cemas, dan penuh kesulitan.

            Untuk menjadi penduduk surga, harus ada tiket yang dimiliki. Tiket itu adalah beberapa hal yang harus dilakukan oleh manusia.

            Begini Allah swt menjelaskan hal tersebut.

            “Adapun orang-orang beriman serta berbuat kebaikan, mereka itu penghuni surga. Mereka kekal di dalamnya.” (QS Al Baqarah 2 : 82)

            Jadi, tiket untuk memasuki surga adalah hanya dua hal, yaitu beriman dan berbuat kebaikan.


Beriman
Orang yang beriman artinya “orang yang memiliki keyakinan”.

            Hal apa saja yang harus diyakini atau diimani itu?

            Ada enam hal minimal yang harus diyakini, yaitu yakin terhadap eksistensi dan kekuasaan Allah swt, yakin terhadap adanya malaikat-malaikat Allah swt, yakin terhadap para utusan Allah swt, yakin terhadap kitab-kitab yang dibawa para utusan itu, yakin terhadap terjadinya kiamat, dan yakin terhadap adanya takdir baik dan takdir buruk.

            Keenam hal itu adalah dasar keyakinan atau dasar keimanan. Tanpa meyakini keenam hal itu, seseorang tidaklah bisa disebut orang beriman. Satu hal saja tidak diyakini, seseorang tidaklah beriman. Jadi, jangan mengharapkan surga jika tidak mempercayai keenam hal itu.

            Jika sudah mempercayai keenam hal itu, pintu surga pun mulai terbuka. Akan tetapi, beriman saja tidak cukup, meyakini keenam hal itu saja tidak cukup. Keimanan atau keyakinan itu harus diwujudkan dalam perilaku sehari-hari yang disebut berbuat kebaikan.


Berbuat Kebaikan
Terdapat banyak kebaikan yang bisa kita lakukan. Akan tetapi, jenis kebaikan minimal yang harus dilakukan seseorang untuk mendapatkan surga adalah sebagaimana yang dijelaskan Allah swt sendiri.

            “… Janganlah kamu menyembah selain Allah, berbuat baiklah kepada orangtua, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, dan ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat, serta tunaikanlah zakat….” (QS Al Baqarah 2 : 83)

            Berdasarkan keterangan Allah swt tersebut, untuk dapat menjadi penghuni surga, kita harus hanya menyembah Allah swt. Jangan menyembah hal-hal yang diciptakan Allah swt, semacam, batu, gunung, pohon, malaikat, jin, manusia, atau hal yang lainnya. Termasuk pula, jangan menyembah hal-hal yang ada dalam fantasi manusia seperti adanya tuhan-tuhan lain yang sesungguhnya hanya ada dalam dongeng dan khayalan tanpa bisa dibuktikan eksistensinya.

            Berbuat baiklah kepada orangtua. Kita dilahirkan dari sepasang suami-istri, yaitu ayah-ibu, papa-mama, papah-mamah, umi-abi. Merekalah yang menjadi wakil Allah swt di muka Bumi ini yang mengurus, merawat, dan memelihara sejak lahir sampai tumbuh besar hingga kita mampu bertanggung jawab terhadap diri kita sendiri. Oleh sebab itu, muliakanlah mereka, hargai mereka, rawatlah mereka jika sudah renta, jangan sakiti hati mereka, berilah senyuman untuk mereka, dan bahagiakanlah mereka. Jika mereka melakukan kesalahan, segera maafkan mereka, dan berilah pemahaman dengan cara yang agung agar mereka mendapatkan karunia Allah swt yang sangat besar.

            Berbuat baiklah kepada kaum kerabat. Kita memiliki saudara yang jauh dan dekat. Berlakulah baik kepada mereka. Minimal, hade ku basa, ‘berbahasa yang baik, sopan, dan tidak menyakitkan’. Sambungkanlah tali silaturahmi terus-menerus supaya tidak pareum obor, ‘tidak kehilangan cahaya hidup’. Sesungguhnya, bersama merekalah kita bisa saling membantu karena adanya hubungan darah dan garis keturunan yang sama. Itulah ikatan yang tidak bisa terhapus. Ketika mereka membutuhkan pertolongan kita, tolonglah karena mereka akan ingat pertolongan kita sehingga ketika kita kesulitan, mereka pun akan menolong kita.

            Berbuat baik kepada anak-anak yatim. Anak-anak yatim dan yatim piatu telah kehilangan tangan yang mewakili Allah swt di muka Bumi untuk mengurus dan membesarkan mereka. Oleh sebab itu, siapa pun yang sudi mengulurkan tangan untuk mereka dan merawatnya dengan baik hingga dewasa, ia sudah menjadi tangan Allah swt dalam menjaga dan memelihara kehidupan manusia. Tak heran jika Allah swt mengangkat derajat orang yang bersedia menjadi orangtua angkat anak-anak yatim piatu ke derajat yang sangat tinggi asal tidak menjadikan anak-anak yatim itu sebagai budak belian atau bahan bullying.

            Berbuat baik kepada orang-orang miskin. Orang miskin adalah orang yang sedang berada dalam kesulitan, terutama dalam hal ekonomi. Ketika mereka tidak memiliki makanan, jika kita memberinya makanan, kita sudah menjadi media bagi Allah swt untuk mengantarkan rezeki Allah swt kepada mereka dan kita tidak akan pernah jatuh miskin hanya karena mengantarkan rezeki mereka dari Allah swt. Allah swt akan mengganti berlipat-lipat harta kita yang diberikan kepada mereka. Demikian juga ketika mereka kesulitan untuk biaya sekolah, jika kita membuat longgar kehidupan mereka, memudahkan kehidupan mereka, Allah swt akan memudahkan hidup kita dan melancarkan berbagai urusan kita.

            Ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia. Berbicara dan berucap yang baik harus dilakukan kepada seluruh umat manusia, tanpa kecuali. Ucapan kata yang baik tidak boleh hanya kepada orang yang dekat atau satu agama, melainkan kepada seluruh manusia meskipun berbeda agama, keyakinan, ras, suku, maupun adat istiadat. Berbicara yang baik adalah keharusan untuk disampaikan kepada seluruh manusia. Jangan mengucapkan kata-kata kotor, penuh penghinaan, penuh pelecehan, apalagi berteriak-teriak menghujat, memaki, dan memfitnah penuh hoax.

            Dirikanlah shalat. Sesungguhnya, di dalam shalat terdapat keseluruhan hidup manusia dalam berhubungan dengan Allah swt, sesama manusia, dan alam semesta. Di dalam shalat pun bukan hanya ada kewajiban, tetapi ada hal-hal yang dibutuhkan manusia karena mengandung pernyataan diri sebagai hamba Allah swt, pemujaan kepada Allah swt, permohonan atas segala yang kita butuhkan, permohonan untuk dilepaskan dari segala kesulitan, penghormatan dan penjagaan terhadap alam semesta, serta salam damai untuk seluruh kaum muslimin dan seluruh manusia.

            Minimal lima kali dalam sehari semalam, shalat harus dilakukan. Lebih dari itu, lebih baik.

            Tunaikanlah zakat. Di dalam harta kita ada harta orang lain, ada harta orang miskin. Dengan zakat, kita bisa saling berbagi dengan seluruh manusia. Di samping itu, dengan zakat, kita membersihkan harta kita yang bisa saja ada harta yang sebetulnya kita ambil dengan cara tidak suci tanpa kita sadari. Akan tetapi, zakat tidak bisa digunakan untuk membersihkan harta dari tindakan korupsi. Perilaku korup adalah perilaku maling yang dilakukan dengan sadar. Zakat bukanlah salah satu cara dari money laundry, bukan cara mencuci uang dari haram menjadi halal. Zakat hanya bisa menyucikan harta dan diri kita dari harta haram yang terambil tanpa kita sadari.

            Dengan zakat yang baik dan teratur, kita sudah menghalangi perilaku pelit dari dalam diri kita. Dengan demikian, kita akan mudah berbagi dan berhubungan dengan sesama manusia serta dengan alam semesta, terutama dengan Allah swt.

            Itulah hal-hal minimal yang bisa kita lakukan untuk mendapatkan tiket surga. Semoga Allah swt melancarkan keinginan kita untuk mendapatkan tiket itu.

            Amin.

            Sampurasun.

No comments:

Post a Comment