oleh
Tom Finaldin
Bandung,
Putera Sang Surya
Allah swt adalah Maha
Pengasih dan Maha Penyayang. Dia Pengasih tanpa pilih kasih, siapa saja, semua
umat manusia, dan semua yang Dia ciptakan dikasihi-Nya. Dia Penyayang kepada
orang yang disayang-Nya, hanya orang-orang tertentu yang Dia sayangi, tidak
semuanya. Hanya orang-orang pilihanlah yang disayangi-Nya. Siapa pun dikasihi,
termasuk orang-orang yang tidak percaya kepada diri-Nya. Akan tetapi, tidak
semua orang disayangi, hanya para kekasih-Nya yang Dia sayangi.
Meskipun Allah swt Maha Pengasih dan Penyayang, kerap
mengobarkan perang-perang besar dan kecil di muka Bumi ini. Allah swt sengaja
membuat pertempuran demi pertempuran, perang demi perang, pembunuhan dan
pembunuhan agar kasih sayang dan cinta-Nya tetap lestari di muka Bumi.
Allah swt sengaja mengobarkan perang-perang di Bumi agar
kehidupan tetap seimbang dan stabil. Hal itu disebabkan ada banyak manusia di
Bumi ini yang gemar melakukan penjajahan, perampokan, ingin menguasai hidup
orang lain, ingin menguasai sumber-sumber daya alam, ingin menguasai dunia
dengan cara-cara yang curang dan jahat. Ketika orang-orang rakus, serakah, dan
penipu ini bergerak untuk menyalurkan nafsu-nafsu jahatnya, Allah swt segera
pula menggerakkan sebagian manusia lain untuk menghalangi orang-orang jahat
itu. Artinya, ada sekelompok atau bangsa yang digunakan Allah swt untuk
menghentikan kerakusan, penipuan, dan kejahatan sekelompok atau senegara
manusia lainnya. Dengan demikian, kehidupan dunia akan tetap seimbang, tidak
rusak, dan tetap bergerak dalam jalur yang direncanakan Allah swt.
Hal ini sebagaimana yang ditegaskan Allah sendiri dalam
QS Al Baqarah 2 : 251.
“… Dan kalau Allah
tidak melindungi sebagian manusia dengan sebagian manusia yang lain, niscaya
rusaklah Bumi ini. Akan tetapi, Allah mempunyai karunia (yang dilimpahkan-Nya)
atas seluruh alam.”
Dalam ayat tersebut,
jelas sekali Allah swt menggerakkan sekelompok manusia untuk menahan hawa nafsu
sekelompok orang-orang jahat yang akan merusak kehidupan manusia dan kelestarian
alam. Akan tetapi, dalam ayat itu Allah swt tidak menjelaskan manusia mana yang
jahat dan manusia yang mana yang digunakan Allah swt sebagai kekuatan
penyeimbang untuk menghentikan kejahatan manusia lainnya.
Siapa pun yang akan merusakkan kehidupan manusia dan alam
semesta, pasti Allah swt akan menggerakkan manusia lainnya untuk melawannya.
Tidak dijelaskan agama apa mereka, apa keyakinan mereka, bangsa apa mereka,
tetapi jika ada manusia yang jahat dan berniat jahat, Allah swt akan
mengirimkan manusia lainnya untuk menghentikan kejahatan itu.
Bisa orang Kristen jahat dihentikan oleh orang Kristen
baik. Bisa Yahudi oleh Yahudi. Bisa orang Islam dihentikan oleh orang Islam.
Bisa orang Islam jahat dihentikan oleh orang Kristen. Bisa Kristen jahat
dihentikan oleh Yahudi. Bisa Kristen-Yahudi jahat dihentikan oleh orang Islam. Berbagai
kemungkinan itu bisa terjadi. Hal yang jelas adalah sekelompok manusia jahat
akan dilawan oleh sekelompok manusia lainnya.
Bagi kaum muslimin, jelas ayat itu berasal dari Al Quran milik
kaum muslimin. Sangat memalukanlah jika justru kaum muslimin yang melakukan
kejahatan kemanusiaan itu, lalu dihentikan oleh Allah swt dengan menggunakan
orang-orang nonmuslim. Teramat sangat memalukan. Dalam ayat itu Allah swt tidak
menegaskan bahwa orang-orang nonmuslim jahat dihentikan oleh kaum muslimin.
Allah swt hanya menerangkan bahwa siapa pun yang jahat akan dihentikan oleh
manusia yang digerakkan oleh Allah swt sendiri. Agama apa pun mereka, termasuk
orang-orang atheis. Oleh sebab itu, kaum muslimin tidak boleh memiliki hawa
nafsu untuk menguasai, merampok, ataupun melakukan kejahatan terhadap manusia
dan kemanusiaan. Jika kaum muslimin melakukan kejahatan itu, berarti kaum
muslimin tidak pernah mempelajari Al Quran dengan baik dan hanya mengikuti
dongeng-dongeng zaman dahulu yang penuh dengan hoax.
Kaum muslimin seharusnya benar-benar menjadi umat terpilih dan penengah yang memberikan berbagai solusi untuk perdamaian dan
keseimbangan dunia, bukan menjadi sumber masalah. Kaum muslimin justru harus
menengahi mereka yang sedang bertikai, siapa pun itu, agama apa pun itu,
termasuk kaum muslimin sendiri jika sedang dalam keadaan bersengketa. Kaum
muslimin harus berdiri berdasarkan Al Quran dan Sunnah Nabi, bukan berdasarkan
hawa nafsu dan dugaan-dugaan tak berdasar, apalagi berdiri untuk kepentingan
uang dan materi.
Kaum muslimin harus menjadi agen pemberi solusi, bukan
agen pemicu masalah. Begitulah yang diinginkan Allah swt bagi setiap diri
muslim.
Memalukan sekali jika kaum musliminlah yang menjadi
pencari gara-gara di dunia, lalu dihentikan oleh orang-orang nonmuslim.
Sangat memalukan!
Sampurasun.
No comments:
Post a Comment