Saturday, 22 April 2017

Semrawutnya Kisah Sang Prabu

oleh Tom Finaldin


Bandung, Putera Sang Surya
Kisah Prabu Siliwangi as dari dulu kerap semrawut. Akan tetapi, kesemrawutan itu bisa diurai dengan baik jika kita mengikutsertakan eksistensi Benua Sundaland ke dalam kronologis kehidupan Indonesia. Ada sinar terang dalam kegelapan untuk lebih memahami Prabu Siliwangi as.

            Menurut para ahli, baik sejarah maupun sastra, berdasarkan data-data masa lalu, Prabu Siliwangi disebut-sebut beragama Hindu atau Budha Tantra. Prabu Siliwangi pun disebut-sebut sebagai sumber primer sebagai awal atau leluhur seluruh raja Sunda. Prabu Siliwangi pun disebutkan sebagai leluhur raja-raja Islam, baik Sunda maupun Jawa, yang memerintah sampai akhir abad ke-15—ke-19 (Hasan Muarif Ambary, 1985 : 6 dalam Partini Sardjono, 1991).

            Semrawut sekali jika Prabu Siliwangi disebut Hindu atau Budha Tantra. Apalagi jika Prabu Siliwangi dikatakan telah sukses mencapai tingkat tertinggi dalam agama Hindu menjadi Dewa mirip Dewa Wisnu, kemudian belajar lagi “ilmu kelepasan” menuju wairocana dalam agama Budha. Sudah sukses menjadi Hindu, lalu meneruskan menjadi Budha.

            Mirip kuliah. Beres S1, lalu S2.

            Memangnya Prabu Siiwangi mengejar tunjangan sertifikasi?

            Hal yang lebih membingungkan adalah para ahli mengatakan bahwa Prabu Siliwangi beragama Hindu dan Budha Tantra, tetapi konsep ketuhanannya disebutkan “berada di atas konsep ketuhanan Hindu dan Budha”.

            Bagaimana mungkin Prabu Siliwangi beragama Hindu atau Budha, tetapi konsep ketuhanannya berbeda dengan Hindu dan Budha, bahkan berada di atas kedua agama itu?

            Di samping itu, indah sekali jika memang benar Prabu Siliwangi beragama Hindu atau Budha, tetapi anak-cucunya menjadi raja-raja Islam dan penyebar-penyebar Islam yang sangat masyhur di Indonesia. Dalam kenyataannya, di India sendiri hingga hari ini sering sekali terjadi konflik atas dasar agama antara Hindu, Budha, dan Islam. Bahkan, di Myanmar pemimpin Budha yang sangat berpengaruh melakukan provokasi terhadap umat Islam sehingga penguasa militer Myanmar melakukan banyak kekejian, penganiayaan, pembunuhan, dan pengusiran terhadap kaum muslimin Rohingya. India, Kashmir, Pakistan, Myanmar tampaknya harus ke Indonesia dan mempelajari kronologis Kerajaan Sunda agar bisa tenang dalam perbedaan agama seperti Prabu Siliwangi yang tenang-tenang saja memiliki anak-cucu menjadi raja-raja Islam dan para penyebar Islam berpengaruh. Itu juga kalau benar kisah Prabu Siliwangi seperti itu. Akan tetapi, pasti tidak benar.

            Hal yang paling mudah dipahami adalah Prabu Siliwangi itu adalah nabi kepercayaan Allah swt untuk mengajarkan ajaran Islam pra-Muhammad saw. Ajarannya itu adalah Sunda Wiwitan. Kemudian disempurnakan oleh ajaran Islam. Hal itu bisa dilihat dari berbagai konsep ketuhanan dan budi pekerti yang diajarkan dalam Sunda Wiwitan. Seluruhnya merupakan dasar-dasar ajaran Islam pra-Muhammad saw yang kemudian disempurnakan oleh Islam Muhammad saw.


            Sampurasun.

No comments:

Post a Comment