oleh
Tom Finaldin
Bandung,
Putera Sang Surya
Kisah Prabu Siliwangi as
dari dulu kerap semrawut. Akan tetapi, kesemrawutan itu bisa diurai dengan baik
jika kita mengikutsertakan eksistensi Benua Sundaland ke dalam kronologis
kehidupan Indonesia. Ada sinar terang dalam kegelapan untuk lebih memahami
Prabu Siliwangi as.
Menurut para ahli, baik sejarah maupun sastra,
berdasarkan data-data masa lalu, Prabu Siliwangi disebut-sebut beragama Hindu
atau Budha Tantra. Prabu Siliwangi pun disebut-sebut sebagai sumber primer
sebagai awal atau leluhur seluruh raja Sunda. Prabu Siliwangi pun disebutkan
sebagai leluhur raja-raja Islam, baik Sunda maupun Jawa, yang memerintah sampai
akhir abad ke-15—ke-19 (Hasan Muarif Ambary, 1985 : 6 dalam Partini Sardjono,
1991).
Semrawut sekali jika Prabu Siliwangi disebut Hindu atau
Budha Tantra. Apalagi jika Prabu Siliwangi dikatakan telah sukses mencapai
tingkat tertinggi dalam agama Hindu menjadi Dewa mirip Dewa Wisnu, kemudian
belajar lagi “ilmu kelepasan” menuju wairocana dalam agama Budha. Sudah sukses
menjadi Hindu, lalu meneruskan menjadi Budha.
Mirip kuliah. Beres S1, lalu S2.
Memangnya Prabu Siiwangi mengejar tunjangan sertifikasi?
Hal yang lebih membingungkan adalah para ahli mengatakan bahwa
Prabu Siliwangi beragama Hindu dan Budha Tantra, tetapi konsep ketuhanannya
disebutkan “berada di atas konsep ketuhanan Hindu dan Budha”.
Bagaimana mungkin Prabu Siliwangi beragama Hindu atau
Budha, tetapi konsep ketuhanannya berbeda dengan Hindu dan Budha, bahkan berada
di atas kedua agama itu?
Di samping itu, indah sekali jika memang benar Prabu
Siliwangi beragama Hindu atau Budha, tetapi anak-cucunya menjadi raja-raja Islam
dan penyebar-penyebar Islam yang sangat masyhur di Indonesia. Dalam
kenyataannya, di India sendiri hingga hari ini sering sekali terjadi konflik
atas dasar agama antara Hindu, Budha, dan Islam. Bahkan, di Myanmar pemimpin
Budha yang sangat berpengaruh melakukan provokasi terhadap umat Islam sehingga penguasa
militer Myanmar melakukan banyak kekejian, penganiayaan, pembunuhan, dan
pengusiran terhadap kaum muslimin Rohingya. India, Kashmir, Pakistan, Myanmar
tampaknya harus ke Indonesia dan mempelajari kronologis Kerajaan Sunda agar
bisa tenang dalam perbedaan agama seperti Prabu Siliwangi yang tenang-tenang
saja memiliki anak-cucu menjadi raja-raja Islam dan para penyebar Islam
berpengaruh. Itu juga kalau benar kisah Prabu Siliwangi seperti itu. Akan
tetapi, pasti tidak benar.
Hal yang paling mudah dipahami adalah Prabu Siliwangi itu
adalah nabi kepercayaan Allah swt untuk mengajarkan ajaran Islam pra-Muhammad
saw. Ajarannya itu adalah Sunda Wiwitan. Kemudian disempurnakan oleh ajaran
Islam. Hal itu bisa dilihat dari berbagai konsep ketuhanan dan budi pekerti yang
diajarkan dalam Sunda Wiwitan. Seluruhnya merupakan dasar-dasar ajaran Islam
pra-Muhammad saw yang kemudian disempurnakan oleh Islam Muhammad saw.
Sampurasun.
No comments:
Post a Comment