Tuesday, 18 April 2017

Tamasya Al Maidah Rancu

oleh Tom Finaldin


Bandung, Putera Sang Surya
Pertama kali mendengar atau membaca kalimat Tamasya Al Maidah, langsung saja bingung.

            Ini kalimat apa?

            Apa artinya?

            Apa maksudnya?

            Kalimat ini termasuk kategori kalimat rancu. Kalimat rancu itu biasanya diartikan kalimat yang tidak masuk akal, tidak memiliki arti, berlebihan, tidak sesuai antara arti dengan kalimat yang dibangun, dan lain sebagainya.

            Kalimat Tamasya Al Maidah sama sekali tidak memiliki arti. Bahkan, jauh dari tujuan kegiatan yang dinamakan Tamasya Al Maidah itu sendiri.

            Dalam kalimat Tamasya Al Maidah itu tidak jelas siapa yang melakukan tamasya dan ke mana tujuan tamasyanya. Kalau “Tamasya Ruhani”, masih bisa dipahami karena ruhani peserta adalah yang melakukan tamasya ke berbagai hal yang bersifat ruhani. Kalau “Wisata Religi”, juga bisa dipahami bahwa hal-hal yang bersifat religi yang menjadi tujuan wisata.  Kalau “Wisata Demokrasi”, bisa pula dipahami dengan lebih baik bahwa wisata yang dilakukan adalah untuk menambah wawasan demokrasi atau melihat-lihat dengan santai situasi demokrasi yang sedang dijalankan.

            Kalau Tamasya Al Maidah, siapa pesertanya dan ke mana tujuannya?

            Aneh.

            Bandingkan dengan kalimat “Tamasya Universitas Indonesia”.

            Siapa pesertanya dan ke mana tujuannya jika mendapatkan kalimat Tamasya Universitas Indonesia?

            Kalimat ini sebenarnya kalimat buruk karena tidak jelas. Akan tetapi, orang masih bisa menduga artinya. Bisa dua dugaan artinya, yaitu tamasya mahasiswa Universitas Indonesia ke tempat wisata atau Universitas Indonesia sendiri yang menjadi tujuan wisata. Oleh sebab itu, saya katakan ini kalimat yang buruk, kalimat ambigu, tetapi kalimat Tamasya Al Maidah adalah jauh lebih buruk lagi.

            Bandingkan dengan kalimat ini, “Tamasya ke Universitas Indonesia”.

            Kalimat itu lebih jelas, bukan?

            Sekarang tentang “Tamasya Al Maidah”.

            Apakah Al Maidah adalah peserta tamasya?

            Tidak masuk akal.

            Apakah Al Maidah yang menjadi tujuan tamasya?

            Juga tidak masuk akal.

            Jadi, kalimat ini benar-benar rancu karena tidak masuk akal dan sama sekali tidak memiliki arti. Tidak berarti apa pun.

            Apalagi jika dikaitkan dengan maksud para penggagas kegiatan kalimat rancu itu yang mengatakan bahwa kegiatan itu berisi pengerahan massa untuk memastikan Paslon Ahok-Djarot kalah dan mengawal pemilihan gubernur DKI supaya berjalan tertib. Tamasya ya tamasya, bukan melakukan pengawalan. Mengawal itu berarti bekerja, bukan tamasya. Mengalahkan Ahok-Djarot itu bukan tamasya, melainkan “penyerangan”. Tamasya itu piknik, senang-senang, ngabisin uang, ngabisin waktu, rileks, santai, ketawa-ketiwi tanpa menyakiti orang lain.

            Nanti-nanti kalau bikin kalimat itu yang benar. Saya kasih contoh, “Tamasya Demi Al Maidah”. Kalimat itu lebih masuk akal dan bisa dipahami dengan benar.

            Jangan dibiasakan membuat kalimat yang tidak masuk akal karena akan berakibat buruk. Salah satunya adalah akan menjadi terbiasa memahami kalimat sesuai dengan dugaannya sendiri dan tidak berdasarkan arti kata-kata yang ada dalam kalimat itu. Akibatnya, mudah salah persepsi, salah tafsir. Kemudian, parahnya, akan mudah menyalahkan orang lain hanya karena tidak bisa memahami kata-kata orang lain dengan benar. Lebih parah lagi jika tiba-tiba mengklaim dirinyalah yang paling benar, sedangkan orang lain yang salah, padahal dirinya sendiri yang terlalu banyak imajinasi menyimpang dari makna setiap kata yang dia dengar atau dia baca. Apalagi jika ada thagut di dalam dirinya yang berupa hawa nafsu negatif, dia bisa seenaknya menafsirkan kata-kata orang lain sesuai hawa nafsunya, padahal orang lain yang mengatakan kata-kata itu memiliki maksud yang berbeda.

            Kalau tidak ngerti, nanya. Jangan sok tahu.

            Jangan kebanyakan teriak-teriak, tetapi isinya kosong. Malu.


            Sampurasun.

No comments:

Post a Comment