oleh
Tom Finaldin
Bandung,
Putera Sang Surya
Dalam hampir setiap
pemilihan, baik eksekutif maupun legislatif, kerap diwarnai secara mencolok
oleh black campaign, fitnah, hoax, dan
hal-hal hitam lainnya yang membuat situasi menjadi tidak kondusif. Anehnya,
tidak ada satu orang pun yang berani bertanggung jawab atas perilaku-perilaku
kotor tersebut. Setiap calon eksekutif dan legislatif yang bersaing,
berkompetisi dalam pemilihan pun selalu menolak tuduhan atau dugaan jika
pihaknyalah yang melakukan kekusutan informasi di dalam masyarakat.
Lalu, siapa pihak yang menyebarkan berita dan informasi
tidak karuan itu?
Jurig?
Hantu?
Kuntilanak?
Dedemit?
Logika mengatakan
pasti ada manusia yang melakukan kejahatan itu.
Apabila setiap calon eksekutif dan legislatif membantah
bahwa pihaknya yang melakukan kedustaan itu, seharusnya mereka bersama-sama
memeranginya. Meskipun mereka bersaing dalam pemilihan, tetapi harus
menunjukkan diri tidak rela jika proses pemilihan yang sedang diikutinya
dikotori oleh perilaku-perilaku busuk.
Apabila ada calon yang merasa diuntungkan dengan adanya
kekusutan informasi yang beredar, besar kemungkinan pihaknyalah yang melakukan penyesatan
tersebut. Calon-calon seperti ini busuknya bukan main. Untuk bersaing saja
sudah melakukan banyak kebusukan, apalagi jika sudah mendapatkan jabatan yang
diinginkannya. Busuknya lebih-lebih lagi. Pemimpin seperti ini tidak akan
pernah menyejahterakan rakyat benar-benar. Hal itu disebabkan dia ingin menang
dengan cara curang dan busuk.
Apabila benar-benar tidak ada calon yang melakukan
aksi-aksi curang dan memalukan itu, berarti ada pihak ketiga yang melakukannya.
Pihak ketiga ini jelas adalah anak buah Iblis,
yaitu syetan dalam bentuk manusia
karena Allah swt sendiri menjelaskan bahwa syetan itu adalah minal jinnati wannas, ‘terdiri atas jin
dan manusia’. Apa pun agamanya, mereka adalah syetan. Allah swt sendiri
menerangkan bahwa syetan itu pikirannya sudah tersesat. Oleh karena itu, mereka
berusaha menyesatkan orang lain agar hidup rugi seperti dirinya. Mereka sangat
senang dengan kekusutan dan ketidakharmonisan di antara manusia. Mereka iri
dengan situasi damai di antara manusia. Sifat mereka yang khas adalah pengecut dan suka bersembunyi.
Calon
yang Layak Dipilih
Berkaitan dengan maraknya
isu provokatif murahan tak jelas sumbernya, calon yang layak dipilih adalah
calon yang sangat aktif memerangi isu-isu dan hoax-hoax yang beredar pada
berbagai media, baik di dunia maya ataupun di dunia nyata. Masyarakat bisa
menilai tim yang mana yang paling serius memerangi hoax dan isu murahan yang
bermunculan hampir setiap detik itu. Calon pemimpin yang baik adalah yang mampu
memerangi kampanye hitam yang bukan saja menyerang dirinya, melainkan pula
menyerang saingannya. Kalau hanya sibuk membela diri, tetapi menikmati fitnah
yang melanda saingannya, dia atau mereka bukanlah pemimpin yang baik. Pemimpin yang baik adalah yang mampu aktif
memerangi kampanye hitam di mana saja, baik yang menyerang dirinya maupun
saingannya. Calon pemimpin yang baik adalah sama sekali tidak rela jika dirinya
menang oleh kampanye hitam maupun kalah oleh kampanye murahan yang najis itu.
Sampurasun.
No comments:
Post a Comment