Thursday, 6 April 2017

Pihak Ketiga

oleh Tom Finaldin


Bandung, Putera Sang Surya
Dalam hampir setiap pemilihan, baik eksekutif maupun legislatif, kerap diwarnai secara mencolok oleh black campaign, fitnah, hoax, dan hal-hal hitam lainnya yang membuat situasi menjadi tidak kondusif. Anehnya, tidak ada satu orang pun yang berani bertanggung jawab atas perilaku-perilaku kotor tersebut. Setiap calon eksekutif dan legislatif yang bersaing, berkompetisi dalam pemilihan pun selalu menolak tuduhan atau dugaan jika pihaknyalah yang melakukan kekusutan informasi di dalam masyarakat.

            Lalu, siapa pihak yang menyebarkan berita dan informasi tidak karuan itu?

            Jurig?

            Hantu?

            Kuntilanak?

            Dedemit?

            Logika mengatakan pasti ada manusia yang melakukan kejahatan itu.

            Apabila setiap calon eksekutif dan legislatif membantah bahwa pihaknya yang melakukan kedustaan itu, seharusnya mereka bersama-sama memeranginya. Meskipun mereka bersaing dalam pemilihan, tetapi harus menunjukkan diri tidak rela jika proses pemilihan yang sedang diikutinya dikotori oleh perilaku-perilaku  busuk.

            Apabila ada calon yang merasa diuntungkan dengan adanya kekusutan informasi yang beredar, besar kemungkinan pihaknyalah yang melakukan penyesatan tersebut. Calon-calon seperti ini busuknya bukan main. Untuk bersaing saja sudah melakukan banyak kebusukan, apalagi jika sudah mendapatkan jabatan yang diinginkannya. Busuknya lebih-lebih lagi. Pemimpin seperti ini tidak akan pernah menyejahterakan rakyat benar-benar. Hal itu disebabkan dia ingin menang dengan cara curang dan busuk.

            Apabila benar-benar tidak ada calon yang melakukan aksi-aksi curang dan memalukan itu, berarti ada pihak ketiga yang melakukannya. Pihak ketiga ini jelas adalah anak buah Iblis, yaitu syetan dalam bentuk manusia karena Allah swt sendiri menjelaskan bahwa syetan itu adalah minal jinnati wannas, ‘terdiri atas jin dan manusia’. Apa pun agamanya, mereka adalah syetan. Allah swt sendiri menerangkan bahwa syetan itu pikirannya sudah tersesat. Oleh karena itu, mereka berusaha menyesatkan orang lain agar hidup rugi seperti dirinya. Mereka sangat senang dengan kekusutan dan ketidakharmonisan di antara manusia. Mereka iri dengan situasi damai di antara manusia. Sifat mereka yang khas adalah pengecut dan suka bersembunyi.


Calon yang Layak Dipilih
Berkaitan dengan maraknya isu provokatif murahan tak jelas sumbernya, calon yang layak dipilih adalah calon yang sangat aktif memerangi isu-isu dan hoax-hoax yang beredar pada berbagai media, baik di dunia maya ataupun di dunia nyata. Masyarakat bisa menilai tim yang mana yang paling serius memerangi hoax dan isu murahan yang bermunculan hampir setiap detik itu. Calon pemimpin yang baik adalah yang mampu memerangi kampanye hitam yang bukan saja menyerang dirinya, melainkan pula menyerang saingannya. Kalau hanya sibuk membela diri, tetapi menikmati fitnah yang melanda saingannya, dia atau mereka bukanlah pemimpin yang baik.  Pemimpin yang baik adalah yang mampu aktif memerangi kampanye hitam di mana saja, baik yang menyerang dirinya maupun saingannya. Calon pemimpin yang baik adalah sama sekali tidak rela jika dirinya menang oleh kampanye hitam maupun kalah oleh kampanye murahan yang najis itu.


            Sampurasun.

No comments:

Post a Comment