oleh
Tom Finaldin
Bandung,
Putera Sang Surya
Para penjual ayat-ayat Allah
swt memang sangat mengesalkan orang-orang beriman. Mereka terus melakukan
keburukan-keburukannya meskipun sudah diberikan peringatan dan dinasihati.
Mereka tidak pernah berhenti, kecuali Allah swt yang menghentikan mereka dengan
tindakan-Nya sendiri. Orang-orang baik yang beriman kerap menasihati mereka,
memberikan penjelasan yang benar, menguraikan pemahaman yang benar tentang
ayat-ayat Allah swt. Akan tetapi, para penjual ayat ini tidak pernah mau tahu
tentang kebenaran. Mereka hanya ingin menjual ayat-ayat Allah swt untuk
kepentingan mereka sendiri, baik itu politik maupun ekonomi.
Allah swt sudah tahu mereka sejak lama tentang para
penjual ayat ini. Oleh sebab itu, Allah swt memberikan ketenangan kepada
orang-orang beriman yang mungkin sering kesal terhadap perilaku para penjual
ayat-ayat Allah swt ini.
“Apakah kalian
sangat mengharapkan mereka akan percaya kepada kalian, sedangkan segolongan dari
mereka mendengar firman Allah, lalu mereka mengubahnya setelah memahaminya,
padahal mereka mengetahuinya?” (QS Al Baqarah 2 : 75)
Sesungguhnya, para penjual ayat itu tahu bahwa
orang-orang beriman itu adalah pihak yang benar tentang ayat-ayat Allah swt.
Mereka pun sebenarnya memahaminya. Akan tetapi, mereka kemudian mengubah-ubah
ayat itu sekehendak hati mereka. Bisa kata per kata dalam ayatnya yang diubah-ubah,
bisa pula pemahamannya yang diputarbalikkan hingga kusut semrawut. Allah swt
menenangkan diri orang-orang beriman agar jangan terlalu berharap para penjual
ayat ini percaya kepada orang-orang beriman karena toh sebenarnya mereka tahu
bahwa mereka salah, tetapi tetap saja bertahan dalam kesalahannya.
Ada kondisi para penjual ayat-ayat Allah swt yang diterangkan
seperti ini:
“Dan di antara
mereka ada yang buta huruf, tidak memahami Kitab, kecuali hanya berangan-angan
dan mereka hanya menduga-duga.” (QS Al Baqarah 2 : 78)
Beberapa di antara para penjual ayat itu sesungguhnya
buta huruf tidak tahu kata-kata dalam ayat itu. Adapula yang tidak memahami
ayat-ayat itu. Untuk memahami ayat dengan benar, harus tekun belajar, memiliki
wawasan yang luas, rajin mendekatkan diri kepada Allah swt, dan pandai
mengendalikan diri. Karena tidak memahami
ayat-ayat Allah swt dengan benar, mereka hanya menduga-duga, mereka-reka,
mengira-ngira, atau berspekulasi mengenai maksud dari ayat-ayat Allah swt.
Dugaan, rekaan, perkiraan, dan spekulasi mereka itu
dipertahankan dengan kuat meskipun tahu bahwa mereka sendiri adalah salah
karena telah ada orang lain yang menerangkan dengan lebih baik dan benar. Akan
tetapi, karena memang mereka adalah penjual ayat-ayat Allah swt, mereka tidak
peduli dan tetap bertahan dengan pendapat mereka yang salah. Untuk memperkuat
pendapatnya, mereka banyak menulis tentang pemahaman mereka yang salah itu dan
yang lebih parah mengganti kata-kata dalam ayat itu untuk kepentingan politik
atau ekonomi mereka.
Allah swt tahu itu semua.
“Maka celakalah
orang-orang yang menulis kitab dengan tangan mereka (sendiri), kemudian
berkata, ‘Ini dari Allah,’ (dengan maksud) untuk menjualnya dengan harga murah.
Celakalah mereka karena tulisan tangan mereka dan celakalah mereka karena apa
yang mereka perbuat.” (QS Al Baqarah 2 : 79)
Mereka membengkokkan pemahaman Al Quran, menyusun
hadits-hadits palsu, bahkan berperilaku sesuai dengan pemahaman yang keliru
itu. Tak heran Allah swt mengatakan bahwa mereka celaka.
Kalau diingatkan
bahwa perilaku mereka adalah salah dan melampaui batas, mereka tenang-tenang
saja karena yakin bahwa dosa mereka akan bisa terhapus.
“Dan Mereka
berkata, ‘Neraka tidak akan menyentuh kami, kecuali beberapa hari saja.’
Katakanlah, ‘Sudahkah kamu menerima
janji dari Allah sehingga Allah tidak akan mengingkari janji-Nya ataukah kamu
mengatakan tentang Allah sesuatu yang tidak kamu ketahui?’” (QS
Al Baqarah 2 : 80)
Mereka yakin mereka salah, tetapi tenang-tenang saja
karena yakin mereka hanya akan disiksa sebentar dalam neraka untuk kemudian
dimasukkan ke dalam sorga. Padahal, mereka tidak pernah mendapatkan janji dari
Allah swt bahwa mereka hanya akan disiksa sebentar untuk menghapus atau mencuci
dosa-dosa mereka, lalu memasukkan mereka ke dalam sorga.
Allah swt membantah mereka, “Bukan demikian! Siapa yang berbuat keburukan dan dosanya telah
menenggelamkannya, maka mereka itu penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya.” (QS
Al Baqarah 2 : 81)
Pahamilah jika sudah menjual ayat-ayat Allah swt dan
mendapatkan untung besar, baik secara ekonomi maupun politik, kebiasaan itu
akan terus-menerus berulang dan sulit ditinggalkan. Hal itu menyebabkan dosanya
terus menumpuk bertambah-tambah dan “menenggelamkannya”. Akhirnya, mereka
menjadi penghuni neraka dan kekal di dalamnya.
Sampurasun.
No comments:
Post a Comment