oleh
Tom Finaldin
Bandung,
Putera Sang Surya
Pemimpin Besar Revolusi
Indonesia Soekarno menyatakan dengan senang hati bahwa dirinya adalah penyembah
berhala. Ia tampaknya sangat bangga disebut penyembah berhala.
Apa sebabnya?
Ia menyatakan dirinya sebagai penyembah berhala karena
memang sering dituding sebagai penyembah berhala. Bahkan, Soekarno dalam sebuah
media massa merasa disindir sebagai penyembah berhala oleh koleganya sesama pejuang
dan pahlawan Indonesia, yaitu H. Agus
Salim.
SOEKARNO. Foto: baeksoo11.blogspot.co.id |
Dalam menjawab tuduhan
atau sindiran dirinya penyembah berhala, Soekarno pun membuat tulisan yang
beberapa paragrafnya saya kutip berikut ini.
“Haruskah nasionalismenya Mustafa Kamil, nasionalisme Amanullah Khan, nasionalismenya Arabi
Pasha, nasionalismenya Mahatma Gandhi, nasionalismenya Dr. Sun Yat Sen,
nasionalismenya Aurobindo Ghose, haruskah
nasionalismenya pendekar-pendekar yang di dalam pandangan kita mahabesar dan
mahaluhur itu kita sebutkan agama yang menghambakan manusia kepada berhala ‘tanah
air’?
Haruskah nasionalisme yang
berseri-seri di dalam kalbu pahlawan-pahlawan dan panglima-panglima kemanusiaan
kita sebutkan pemujaan kepada ‘benda’?
Haruskah nasionalisme ketimuran dari
pendekar-pendekar ini yang berganda-ganda kali lebih tinggi daripada imperialistich nasionalisme kebaratan
yang ‘berkerah’ satu sama lain—haruskah nasionalisme yang demikian itu—berdasarkan
‘keduniaan’ belaka?
Amboi,
… jikalau memang harus disebutkan begitu, jikalau itu yang disebutkan menyembah
berhala, jikalau itu yang disebutkan pada benda, jikalau itu yang disebutkan
mendasarkan diri atas keduniaan, maka kita, kaum nasional Indonesia, dengan
segala kesenangan hati bernama penyembah berhala, dengan kesenangan hati
bernama mendasarkan diri atas keduniaan itu!
Kita yakin bahwa nasionalisme
pendekar-pendekar itu pada hakikatnya tidak beda asal dan tidak beda sifat
dengan nasionalisme kita yang luhur!”
Jelas bukan, Soekarno
dengan senang hati mengakui dirinya sebagai penyembah berhala?
Berhala apa?
Berhala nasionalisme!
Pengakuan diri sebagai penyembah berhala sesungguhnya
merupakan upaya serangan balik Soekarno pada H. Agus Salim. Soekarno jelas
sekali mengajak Agus Salim berpikir dan merenung tentang nasionalisme yang
diajarkannya pada bangsa Indonesia. Ia pun mengajak berpikir bahwa jika dirinya
penyembah berhala, berarti pula pahlawan-pahlawan Islam lainnya juga adalah
penyembah berhala. Hal itu disebabkan nasionalisme Soekarno sama dengan nasionalismenya
Mustafa Kamil, Amanullah Khan, dan Arabi Pasha yang semuanya muslim. Selain
itu, nasionalisme Soekarno sama pula dengan nasionalisme Mahatma Gandhi, Dr.
Sun Yat Sen, dan Aurobindo Ghose yang semuanya berasal dari timur.
Soekarno ingin menyadarkan Agus Salim yang masih temannya
itu bahwa nasionalisme Soekarno adalah nasionalisme
timur, bukan nasionalisme barat. Nasionalisme
timur adalah nasionalisme yang
menjadikan manusia merelakan dirinya untuk menjadi perkakasnya Tuhan, alat Tuhan untuk memperjuangkan hak-hak manusia
dan kemanusiaan. Berbeda dengan nasionalisme barat yang tidak mengikutsertakan
Tuhan dan hanya bersandar pada perebutan atas harta benda.
H. Agus Salim juga yang tampaknya menuduh Soekarno
sebagai penyembah berhala adalah untuk mengingatkan Soekarno agar tidak
mengikuti nasionalisme barat. Agus Salim khawatir tentang ajaran nasionalisme
Soekarno.
Memang nasionalisme barat itu tepat disebut “berhala”
karena sudah terbukti menghancurkan peradaban manusia. Atas nama nasionalisme,
bangsa Perancis menyerang negeri-negeri lain dan menghina para pemimpinnya.
Napoleon menghina raja-raja yang berdekatan dengan negerinya, lalu menindas
rakyatnya. Jerman memaksa anak-anak laki-laki ingusan untuk berperang agar bisa
menaklukan dunia. Italia mempersenjatai anak-anak laki-laki dan perempuan
ingusan agar bisa menjajah negeri lain. Eropa saat itu merendahkan derajat
bangsa di luar mereka.
Soekarno memberikan jawaban kepada Agus Salim bahwa
nasionalisme Indonesia tidak seperti nasionalisme barat, tetapi nasionalisme
yang penuh cinta kasih sayang, perhatian, pembelaan kepada kaum miskin, dan
keadilan bagi seluruh rakyat. Soekarno menggunakan nasionalisme ketimuran
sebagai alat untuk menghambakan dirinya kepada Allah swt.
Jadi, Soekarno itu bukan termasuk kaum pagan yang gemar
menyembah berhala, seperti, Lata, Uza, dan
Manat. Soekarno adalah seorang muslim
sejati yang mengabdikan diri kepada Allah swt dengan menggunakan alat bernama nasionalisme ketimuran. Nasionalisme
yang merelakan diri menjadi “perkakas Tuhan” dalam membela hak-hak manusia dan
kemanusiaan.
Merdeka!
Paham ya.
Sampurasun.
No comments:
Post a Comment