oleh
Tom Finaldin
Bandung,
Putera Sang Surya
Negeri Saba itu dulunya
negeri yang indah, nyaman, makmur, dan kaya raya. Pada masa Indonesia masih
berbentuk Benua Sundaland, negeri Saba kekayaannya luar biasa. Di dalam Al
Quran banyak dikemukakan kemegahan negeri Saba, baik itu diceriterakan kondisi negerinya
secara langsung maupun disiratkan dari sikap-sikap Ratu Balqis/Ratu Boko kepada
Nabi Sulaeman as.
Bagi mereka yang masih percaya bahwa negeri Saba ada di
Timur Tengah, boleh saja. Cari saja tempat bernama Saba yang ciri-cirinya
sesuai yang diterangkan Allah swt dalam Al Quran. Kalian tidak akan
menemukannya. Mereka yang masih bertahan dengan pendapat lama bahwa Saba ada di
Timur Tengah adalah mereka yang pikirannya masih Arab Centris, yaitu menganggap bahwa Islam berasal dari Arab yang
akibatnya mendorong anggapan bahwa isi Al Quran selalu memaparkan segala hal
yang berbau Arab dan Timur Tengah. Padahal, Islam itu ada di seluruh pelosok
dunia, termasuk di tempat-tempat terpencil dan terisolasi sekalipun. Di sana
ada bahasa, di sana ada Islam. Di sana ada kaum, di sana ada Islam. Hal itu
disebabkan Allah swt selalu mengirimkan para rasul-Nya ke setiap umat dengan
menggunakan bahasa umat itu masing-masing. Tidak ada satu umat pun yang tidak
dihadirkan Rasul di antara mereka.
Hal ini sama dengan pohon
Tin. Dicari-cari di seluruh penjuru Arab dan Timur Tengah pun tidak pernah
ditemukan yang namanya pohon Tin. Akibatnya, ada seorang ahli tafsir Timur
Tengah yang berpendapat bahwa pohon Tin itu adalah pohon Bodi tempat Budha Sidharta Gautama bersemedi. Sesungguhnya,
pohon Tin itu secara tak sengaja saya temukan di Majalengka, Provinsi Jawa
Barat, Indonesia. Masyarakat di sana seluruhnya mengatakan pohon itu adalah
pohon Tin dan meyakinkan saya bahwa pohon itulah yang digunakan bersumpah oleh
Allah swt. Pohonnya rindang dan tidak tinggi sehingga kita tidak perlu memanjat
pohon itu untuk memetik buahnya maupun daunnya.
Stop berpikir Arab sentris, Islam itu ada di mana-mana
dan dari mana-mana.
Kembali ke soal negeri Saba. Negeri Saba itu ada di
Indonesia. Ciri-ciri lokasinya tepat seperti yang diinformasikan Allah swt di
dalam Al Quran. K.H. Fahmi Basya sudah menerangkannya dengan baik, pelajari
saja tentang negeri Saba dari tulisan hasil penelitiannya.
Kekayaan negeri Saba itu luar biasa, apalagi setelah Ratu
Balqis berkenalan semakin dekat dengan Nabi Sulaeman as yang berasal dari
Sleman itu, negeri Saba menjadi semakin kaya raya luar biasa. Kita tahu bahwa
Sulaeman as itu adalah nabi yang paling kaya dan pemimpin dunia yang paling
luas wilayah kekuasaannya.Tidak akan lagi ada orang yang memiliki kekuasaan
seluas Nabi Sulaeman as. Hal itu disebabkan Nabi Sulaeman as pernah berdoa
kepada Allah swt untuk diberikan kekuasaan yang tidak ada satu orang pun lagi yang
seberkuasa dia di muka Bumi ini. Oleh sebab itu, Nabi Muhammad saw pun sampai
harus membatasi dirinya untuk menghormati Nabi Sulaeman as yang membangun Candi
Borobudur itu. Ketika Nabi Muhammad saw diajak berkelahi oleh Iblis Laknatullah,
terjadilah pergumulan sengit sampai-sampai lidah Iblis yang sempat menjilat
Nabi Muhammad saw masih terasa terus di tangan Nabi Muhammad saw dalam waktu
yang sangat lama. Ketika Iblis kalah berkelahi, Nabi Muhammad saw tadinya akan
mengikat Iblis itu di pohon korma untuk dijadikan mainan anak-anak sehingga
anak-anak kecil bisa melempari Iblis itu dengan batu. Akan tetapi, Nabi
Muhammad saw teringat saudaranya, Sulaeman as, dan dia tidak ingin menyaingi
Sulaeman as yang mampu menguasai jin-jin sakti.
Kata Muhammad saw, “Seandainya aku tidak ingat saudaraku,
Sulaeman, aku ikat Iblis di pohon korma agar dijadikan mainan anak-anak.”
Akhirnya, Iblis dilepaskan lagi oleh Nabi Muhammad saw.
Kekayaan dan kekuasaan Sulaeman as yang luar biasa itu tentu
saja menambah kekayaan negeri Saba milik Ratu Balqis. Padahal, sebelum kenal
dengan Nabi Sulaeman as pun sesungguhnya negeri Saba sudah sangat kaya raya.
Ketika Sulaeman as meminta Balqis beriman kepada Allah swt, Balqis menguji
Sulaeman as dengan memberikan upeti berupa perhiasan emas, permata, mutiara
yang dibawa dengan menggunakan tempayan yang sangat banyak. Akan tetapi,
Sulaeman as menolaknya, yakinlah Balqis bahwa Sulaeman as adalah nabi dan bukan
raja yang suka menaklukan atau menguasai orang lain dengan semena-mena.
Sayang sekali Saudara-saudara, pada generasi-generasi
berikutnya penduduk Saba dan mayoritas penduduk Benua Sundaland sepeninggal
para nabi yang diutus ke sana melakukan banyak dosa, lupa kepada Allah swt,
terlalu banyak memikirkan duniawi, terlalu banyak kecewa akibat materi,
akhirnya kafir dan mengikuti Iblis sampai-sampai menyembah berhala, matahari,
gunung, bulan, dan lain sebagainya.
Akibatnya, Benua Sundaland yang negeri Saba ada di
dalamnya itu hancur lebur dikubur dalam tanah akibat banjir besar, gempa
tektonik, dan gempa vulkanik yang terjadi bersamaan. Hancurlah kemegahan Benua
Sundaland, hilang, dan berubah menjadi kepulauan bernama Indonesia seperti
sekarang ini. Meskipun demikian, jejak-jejak kemegahan itu masih ada sampai hari
ini. Terlalu banyak bangunan megah dan luar biasa yang masih terkubur di
Indonesia. Bangunan-bangunan itu terkadang muncul sendiri secara tiba-tiba dan
atau ditemukan oleh penduduk secara tak sengaja, bahkan terkadang berada di
halaman rumah penduduk. Hal semacam ini biasa terjadi di Indonesia sehari-hari.
Di mana perhiasan dan harta negeri Saba yang megah itu?
Sebagian masih berada terkubur dalam tanah; sebagian
hilang dijarah penduduk, dicuri oleh peneliti, atau dirampas para penjajah,
lalu dijual di pasar gelap; hanya satu dua yang masih terselamatkan dan bisa
dibeli oleh pemerintah, lalu disimpan di museum.
Hal ini sebagaimana yang diakui oleh Edi Sedyawati dalam
artikelnya berjudul Catatan Kecil: Arca “Prabu
Silihwangi” dari Talaga (1991). Edi menjelaskan bahwa di daerah Gemuruh,
Wanasaba (Wana = hutan, Saba = negeri Saba) yang kita kenal sekarang dengan sebutan
Wonosobo, ditemukan banyak arca dalam
bentuk lempengan emas. Arca lempengan emas ini satu dua yang terselamatkan masih
bisa dilihat di Museum Nasional, Jakarta, Nomor Inventaris 486b dan 517d.
Adapun arca-arca dan benda pusaka lainnya yang berada di
tanah Sunda, tepatnya dari Talaga, dekat Majalengka, daerah Cirebon,
sesungguhnya masih aman tersimpan di tempatnya semula sampai 1915. Sesudah itu,
“hilang” tak tertelusuri lagi dalam arena jual-beli, kecuali dua arca yang
berhasil dibeli untuk museum (Van Naerssen, 1940 : 159) yang sekarang bernama
Museum Nasional, Jakarta.
Masih banyak harta karun peninggalan kemegahan Benua
Sundaland, Ratu Balqis, negeri Saba, Istana Sulaeman as, dan seluruh kerajaan
megah di Indonesia ini yang terpendam dalam tanah, terkubur akibat kemurkaan
Allah swt. Cari hingga ketemu. Siapa cepat, dia dapat. Pemerintah harus lebih
cepat karena kekayaannya luar biasa besar. Orang-orang di seluruh dunia selalu
membicarakannya dengan kisah The Lost
World Atlantis.
Jadi, bagaimana nasibnya
dengan orang-orang Israel yang selalu mengorek-ngorek tanah mencari-cari The Solomon Temple, ‘Istana Sulaeman’,
di lokasi Masjid Al Aqsha di Palestina itu?
Hahaha … mereka tertipu … hahaha …. Kasiman … eh kasihan.
Istana Sulaeman ada di sini, di Indonesia, dan aman.
Setiap jiwa rakyat Indonesia yang jumlahnya 250 juta, apa pun agamanya, akan
menjaganya hingga titik darah penghabisan.
Sebaiknya, beri tahu itu orang-orang Yahudi supaya
berhenti mengorek-ngorek tanah, menggali-gali tanah kayak anak kecil main tanah,
kasihan mereka.
Kalau ingin mendapatkan Istana Sulaeman, saya kasih tahu
caranya. Berhentilah menjajah Palestina. Kalau berhenti menjajah Palestina,
kemungkinan besar Israel bisa membuka hubungan diplomatik dengan Indonesia. Kalau
hubungan diplomatik sudah terjadi dengan Indonesia, bisa dilakukan kerja sama
penelitian penggalian secara sah, legal, tanpa pertikaian, tanpa perang, dan
tanpa pertumpahan darah. Kerja sama ini bisa menguntungkan Indonesia, Islam, Israel,
dan Yahudi.
Saat ini kan tidak bisa bekerja sama dengan Indonesia
karena Israel masih menjajah Palestina. Kalau pemerintah Indonesia membuka
hubungan diplomatik dengan Israel pada saat Israel masih menjajah Palestina,
artinya pemerintah Indonesia sudah mengkhianati Pembukaan UUD 1945 yang menyatakan bahwa penjajahan di atas muka Bumi harus dihapuskan karena tidak sesuai
dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Hal itu akan membuat kehancuran
bagi pemerintah Indonesia. Haram
hukumnya bagi Indonesia bersahabat dengan penjajah. Selama Israel masih
menjajah Palestina, selama itu pula tidak akan terjadi hubungan diplomatik dengan
Indonesia. Hal yang sangat penting bagi Israel dan Yahudi adalah selama itu
pula tidak akan menemukan Istana Sulaeman.
Hahahaha ….
Sampurasun.
No comments:
Post a Comment